Cowok Lucu Itu Lebih Menarik
Perempuan lebih suka lelaki yang bisa membuatnya tertawa dan lelaki suka dengan perempuan yang menertawakan lawakannya.
Tak hanya bad boy yang menarik secara seksual di mata perempuan. Cowok lucu, humoris, atau gemar melempar candaan yang membuat orang lain tertawa pun tak kalah menarik. Di mata sebagian perempuan, laki-laki lucu dianggap lebih pintar, lebih seksi, dan lebih menggoda untuk dijadikan pasangan menikah.
Humor adalah bentuk komunikasi manusia modern yang kompleks. Tidak semua orang mampu memproduksi lelucon yang membuat orang lain bisa tertawa gembira.
Oleh karena itu, humor berkembang menjadi potensi investasi manusia untuk menjalin relasi sosial dengan manusia lain, termasuk dalam mencari hubungan romantis jangka panjang.
Studi Mitch Brown dan rekan di jurnal Evolutionary Behavioral Sciences, 4 September 2023, menemukan bahwa perempuan lebih suka laki-laki yang lucu dibandingkan pria yang memiliki selera humor biasa-biasa saja. Apalagi, jika pria yang pandai melucu itu juga memiliki tampilan fisik menarik.
Baca juga: Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang
Sebagai alat komunikasi manusia modern yang kompleks, humor biasanya muncul saat kita secara bersama-sama mendeteksi adanya suatu pelanggaran norma yang tidak berbahaya. Jika candaan itu bisa dirasakan orang lain, humor yang dibuat seseorang itu akan menjadi tertawaan bersama.
Humor pun berkembang menjadi alat perekat dan penjaga kekompakan sosial. Karena itu, seseorang dengan selera humor yang baik umumnya akan lebih menarik secara sosial sehingga lebih mudah mendapatkan teman atau pasangan.
Meski secara konvensional humor senantiasa dikaitkan dengan hubungan hangat dan baik, dampak humor pada laki-laki dan perempuan berbeda. Cowok lucu jauh lebih menarik di mata cewek dibandingkan dengan laki-laki yang kurang lucu. Sebaliknya, cewek yang lucu sering kali kurang menarik di mata cowok.
Ya, humor hanya meningkatkan daya tarik laki-laki terhadap perempuan, tidak sebaliknya. ”Laki-laki yang memproduksi humor dan perempuanlah yang mengevaluasinya,” ujarnya. Namun, perempuan tetap bisa menggunakan selera humornya untuk menarik laki-laki walau hasilnya tidak akan optimal.
Lebih mudahnya humor memunculkan ketertarikan pada perempuan disebabkan perilaku humoris pada laki-laki memiliki konotasi positif.
Kelucuan sering kali diidentikkan dengan keramahan dan kehangatan laki-laki tersebut terhadap calon pasangannya. Dari sini, humor berubah menjadi karakteristik laki-laki yang diinginkan perempuan.
Baca juga: Tertawa Itu Sehat
Dalam masyarakat, seperti ditulis psikiater di London, Inggris, Rafa Euba, dalam Psychology Today, 27 Oktober 2023, humor sering dianggap sebagai indikator kecerdasan dan kreativitas seseorang. Selera humor yang dimiliki laki-laki berpotensi membuat hubungan romantis berlangsung lebih baik.
Sejatinya, masuk akal jika seseorang tertarik dengan orang lain karena orang tersebut lucu. Orang lucu bisa membuat seseorang memiliki pandangan positif terhadap orang tersebut serta membentuk hubungan positif pula.
Studi Gil Greengross dan Geoffrey Miller di jurnal Intelligence, Juli-Agustus 2011, menyebut kemampuan memproduksi humor itu bersumber dari kecerdasan umum dan kecerdasan verbal. Kemampuan memproduksi humor pada laki-laki lebih besar ketimbang pada perempuan.
Namun, pada dasarnya, laki-laki suka dengan perempuan yang bisa menertawakan leluconnya dan perempuan lebih suka dengan laki-laki yang membuat mereka tertawa.
Jadi, laki-laki bisa meningkatkan daya tariknya terhadap perempuan dengan mempelajari cara membuat perempuan tertawa. Sementara perempuan bisa meningkatkan daya tariknya dengan lebih banyak tertawa.
”Selera humor telah berevolusi melalui seleksi seksual sebagai indikator kecerdasan,” tulisnya. Karena itu, kemampuan memproduksi humor ini bisa menjadi prediktor untuk menentukan berapa jumlah pasangan kawin yang dimiliki seseorang.
Ahli neuorsains asal Inggris, Dean Burnett, dalam tulisannya di The Guardian, 19 Mei 2016, menyebut kemampuan seseorang melucu dan menghibur orang lain juga menjadi pertanda baiknya kesehatan dan kebugaran psikologis seseorang.
Membuat lelucon itu membutuhkan kepintaran, pemikiran yang cepat, hingga kemampuan berperan yang baik. Karena itu, orang yang pandai melucu adalah calon pasangan yang baik dari sudut pandang kesehatan ataupun genetika.
Selera humor telah berevolusi melalui seleksi seksual sebagai indikator kecerdasan.
Tindakan atau kata-kata lucu itu ibarat tanduk rusa cantik atau ekor burung merak yang indah yang membuat mereka lebih mudah menarik atau menggoda pasangannya, sekaligus pertanda bahwa kondisi kesehatan mereka juga baik.
Eric Barker, penulis buku Plays Well With Others (2022), dalam tulisannya di Time, 12 Juni 2014, menyebut cowok lucu itu seksi karena orang lucu itu pintar dan pintar itu seksi. Kemampuan membuat humor ini bisa mengimbangi kekurangan pria dalam mencari pasangan, terutama soal tampilan fisik kurang menarik.
Kondisi ini setidaknya mampu menjelaskan bagaimana seorang komedian atau orang yang suka melucu tetap bisa memiliki pasangan perempuan yang memiliki tampilan fisik menarik meski sang laki-laki itu kurang menarik.
Tak hanya dianggap lebih pintar dan memiliki kondisi kesehatan yang lebih bagus, orang lucu juga dinilai berpotensi untuk memiliki penghasilan yang lebih besar.
Kontroversi
Namun, studi yang membuktikan hipotesis bahwa pria lucu lebih menarik secara seksual dibantah dalam studi Henry M Wainwright dan rekan di jurnal Evolution and Human Behavior, Januari 2024. Dalam studi ini, kelucuan membuat seseorang lebih menarik, tapi dampaknya pada daya tarik tidak signifikan.
Studi ini juga tidak lepas dari kritik ilmuwan lain. Menurut Euba, studi tersebut disusun berdasar kencan kilat selama tiga menit saja. Dalam waktu sesingkat itu, jelas akan sulit memunculkan tawa karena seseorang yang baru pertama bertemu, apalagi dalam sebuah kencan, umumnya akan merasa gugup.
Baca juga: Humor, Berefleksi Sembari Tertawa
Burnett pun menilai anggapan bahwa seseorang yang lucu itu memiliki kesehatan dan kebugaran biologis juga bukanlah kesimpulan yang pasti.
Nyatanya, dalam sejumlah kasus, banyak orang yang jago melucu, banyak tawa, selalu menunjukkan semangat dan wajah gembira, justru merekalah orang yang paling tidak sehat secara psikologis. Tertawa menjadi cara sebagian orang untuk memendam dan menutupi kesedihannya.
Di sisi lain, humor yang sering disinonimkan dengan rayuan memang membuat orang menjadi lebih mudah tertarik. Namun, ketertarikan ini diyakini bukan semata karena humornya, tapi kesan positif yang telah didapat seseorang dari orang yang lucu tersebut sejak awal perjuampaan mereka.
Inilah yang disebuat sebagai ”efek halo”, yaitu kesan awal yang kita tangkap dari seseorang yang memunculkan bias kita saat akan menilai seseorang.
Seorang laki-laki yang terlihat lebih menarik karena sikap humorisnya itu terjadi karena sejak awal kita telah memiliki pandangan positif terhadap orang tersebut. Kita tertawa mendengar dan melihat guyonan atau candaan orang itu karena secara tidak sadar sudah tertarik dengan sang lelaki lucu tersebut.
Sebaliknya, saat kita tidak tertarik dengan seseorang, maka sering kali sulit kita untuk merespons positif candaan atau lelucon yang mereka sampaikan.
Kondisi ini membuat orang yang memiliki tampilan fisik lebih menarik akan lebih mudah mengundang orang untuk tertawa. Bagaimanapun awal ketertarikan seseorang senantiasa sering kali berasal dari tampilan fisiknya.
Selain itu, ujar Burnett, efek humor yang lebih kuat pada laki-laki daripada perempuan juga tidak bisa dilepaskan dari mekanisme evolusi yang mengakar pada manusia.
Dalam banyak budaya, perempuan dinilai tidak pantas atau tidak seharusnya untuk melucu. Jika ada yang menentang konvensi ini, akan ditentang bahkan ”diserang”.
Situasi ini pula yang menjelaskan mengapa grup lawak atau acara lawakan di televisi, film, ataupun konten di media sosial selalu memasangkan pelawak yang kebetulan kurang memiliki tampilan fisik menarik dengan perempuan cantik dan seksi yang tidak lucu untuk mengimbangi atau memberikan warna lawakan mereka.
Humor dan daya tarik memiliki saling keterkaitan. Namun, relasi antara humor dan proses pencarian pasangan romantis belum dipahami manusia secara gamblang.
Nyatanya, ketertarikan seksual seseorang terhadap orang lain tidak hanya dihasilkan oleh satu komponen utama yang bisa menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang mendapatkan pasangan kawin.
Jadi, jika Anda termasuk pria yang tidak lucu atau selera humormu rendah, tak perlu khawatir. Banyak hal yang bisa membuat seorang perempuan tertarik denganmu, baik karena tampilan fisikmu yang menarik maupun karena kecerdasan atau pandanganmu yang membuat perempuan terkagum-kagum.
Bahkan, mungkin juga karena sikap sabar, ngemong atau mengayomi, hingga mau mendengar segala keluh kesah mereka yang membuat seseorang menarik di mata lawan jenis. Hal yang pasti, setiap orang memiliki sumber ketertarikan tertentu untuk menarik atau bisa dipakai untuk menarik calon pasangannya.