Sedang merasa malas mandi? Atau ogah-ogahan untuk bersih-bersih rumah? Jangan anggap remeh. Bisa jadi itu tanda depresi.
Oleh
LUKI AULIA
·2 menit baca
Tokyo
Warganet Jepang heboh gara-gara unggahan di media sosial yang isinya, ”Saya benar-benar tidak suka mandi”. Dalam unggahan, 28 April 2024, itu si pengunggah memperkenalkan sampo kering sebagai pengganti mandi.
Unggahan itu segera disukai 30.000 kali dan menjadi topik hangat di media sosial setelah dikutip dengan tagar ”komunitas tak mau mandi”. Sebagian warganet ikut berbagi info produk dan tips untuk menghindari mandi. Namun, lebih banyak warganet yang kemudian mengecam unggahan itu.
Mereka menuding orang yang tak mau mandi pasti badannya akan kotor dan bau. ”Jangan bertingkah seperti anak kecil”, ”Setidaknya mandilah setiap hari”, begitu komentar-komentar bernada nasihat dari warganet.
Namun, masalahnya, seperti disebutkan harian Jepang, The Mainichi, Jumat (4/5/2024), unggahan soal tidak suka mandi itu bukan semata karena membenci mandi atau lebih suka hidup kotor. Unggahan tidak suka mandi itu terkait dengan kondisi psikologis seseorang yang sedang depresi.
Warganet yang memiliki pengalaman dengan depresi kemudian mengunggah komentar, ”Orang dengan penyakit mental tidak bisa mandi atau melakukan pekerjaan rumah apa pun”.
Kelompok nirlaba Organisasi Ikatan Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Masyarakat pernah membuat survei terhadap 190 orang dengan masalah kesehatan mental. Hasil survei menunjukkan, setengah dari 190 responden merasa sangat sulit untuk mandi. Selain tak bisa mandi, mereka juga mengaku tidak bisa bersih-bersih rumah (44 persen).
Ketua organisasi tersebut, Ken Utagawa, yang juga mengalami gangguan skizoafektif (gejala skizofrenia ditambah gangguan mood dan depresi), mengaku mandi itu musuh utama bagi orang yang sedang depresi. ”Siapa pun yang depresi akan merasakan hal ini. Saya bisa paham kenapa jadi ribut di medsos. Ini karena tidak banyak orang yang tahu mengenai masalah ini,” ujarnya.
Utagawa pernah 1 tahun tidak mau mandi dan dia pernah tidak mandi paling lama dua minggu. Saat merasa depresi, dia hanya ingin tidur saja. Tidak ingin makan atau melakukan apa pun. Bahkan, pergi ke kamar mandi saja malas luar biasa. Dia merasa mandi bukan prioritas utama untuk tetap hidup.
Waktu dia tidak depresi, Utagawa suka sekali dengan ritual mandi dan berendam di bak. Namun, ketika depresi energinya seperti terkuras dan badannya lemas. Dia meminta warganet untuk tidak mengolok-olok orang lain yang tak mau mandi.
Psikiater dan Kepala Klinik Fuchi Kokoro di Fuchu, Tokyo, Yuichiro Kasuga, menjelaskan, depresi menyebabkan penurunan fungsi otak. Ini dapat menyebabkan motivasi turun dan badan semakin terasa lelah. Proses atau ritual mandi itu sudah sangat merepotkan bagi orang yang depresi. Dia harus membuka baju terlebih dahulu, mencuci badan dan rambut, lalu mengeringkan rambut.
Terdengar sederhana, bagi orang yang tidak sedang depresi. Fungsi kognitif yang menurun membuat orang depresi mudah berkecil hati sehingga sulit untuk melakukan hal-hal yang sederhana sekali pun.
Namun, Kasuga mengatakan orang yang malas mandi tidak selalu berarti sedang depresi. Bisa jadi itu karena kelelahan yang menumpuk saja. ”Kalau Anda sudah tidak bisa melakukan hal-hal sederhana seperti bersih-bersih dan mandi, harus segera ke dokter atau psikolog dan psikiater,” ujarnya.