Perluasan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Tuntas Akhir 2024
Perluasan Stasiun Tanah Abang dapat meningkatkan kapasitas penumpang hingga 300.000 orang dan waktu tunggu kereta.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menargetkan proyek pengembangan Stasiun Tanah Abang di Jakarta Pusat dapat tuntas akhir tahun 2024. Proyek ini dapat meningkatkan kapasitas penumpang hingga 300.000 orang setiap hari dan waktu tunggu relasi Stasiun Tanah Abang-Stasiun Serpong dari 7 menit menjadi 3 menit.
Proyek pengembangan Stasiun Tanah Abang dimulai sejak 30 April 2023. Pengembangan di lahan seluas 12.000 meter persegi itu terdiri dari pembangunan stasiun baru, penambahan jalur kereta dari empat menjadi enam, penambahan peron dari dua menjadi empat, dan penataan fasilitas integrasi antarmoda.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal, selepas meninjau proyek tersebut, Minggu (5/5/2024), menyampaikan bahwa konstruksi fisik pengembangan Stasiun Tanah Abang ditargetkan selesai akhir tahun 2024. Dengan demikian, tingkat pelayanan kepada penumpang akan bertambah dari aspek kemudahan, kenyamanan, dan aksesibilitas.
”Pengembangan stasiun ini meningkatkan kapasitas penumpang hingga tiga kali lipat setiap hari. Di samping itu, penambahan jalur baru meningkatkan waktu tunggu khususnya pada lintas Serpong menjadi 3 menit dari sebelumnya 7 menit,” kata Risal.
Secara keseluruhan proyek pengembangan Stasiun Tanah Abang ini digarap oleh Kementerian Perhubungan, Pemprov DKI Jakarta, dan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Kementerian membangun gedung stasiun baru, jalur kereta api, fasilitas operasi (rel dan persinyalan), dan jembatan penyeberangan orang di atas jalur kereta.
Stasiun baru memiliki luas bangunan utama 12.000 meter persegi dan berupa bangunan 2 lantai untuk area komersial, fasilitas pendukung, dan fasilitas disabilitas.
Di sisi satunya, Pemprov DKI Jakarta mengerjakan pelebaran jalan dan fasilitas integrasi antarmoda, sedangkan Kereta Api Indonesia membangun area parkir, penataan sistem tiket, pembangunan plaza, halaman stasiun, dan fasilitas intermoda serta kanopi.
Pengembangan stasiun ini meningkatkan kapasitas penumpang hingga tiga kali lipat setiap hari.
Kereta rel listrik (KRL) merupakan salah satu moda andalan warga Jabodetabek. Sepanjang tahun 2023 jumlah penggunanya mencapai 290.890.677 orang. Angka ini naik sebesar 35 persen dari 215.049.339 pengguna pada tahun 2022.
KAI Commuter memperkirakan pengguna KRL akan melonjak sepanjang tahun 2024 ini. Jumlahnya dapat mencapai 314 juta orang.
Seiring dengan hal tersebut, VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, manajemen secara bertahap mengganti ataupun memperbarui rangkaian kereta dan meningkatkan kecepatan KRL. Kemudian terus memperbaiki dan memodernisasi sarana dan prasarana.
Jatake dan Pondok Rajeg
Selain pengembangan Stasiun Tanah Abang, pemerintah bekerja sama dengan swasta membangun stasiun baru, yaitu Stasiun Jatake di Kabupaten Tangerang, Banten. Saat yang sama juga mengaktifkan kembali Stasiun Pondok Rajeg di Kota Depok, Jawa Barat.
Pembangunan Stasiun Jatake dimulai sejak Januari 2024 oleh Sinar Mas Land. Stasiun ini mengusung kawasan berorientasi transit yang terhubung dengan BSD City.
Stasiun Jatake berdiri di lahan seluas 2.435 meter persegi dengan target beroperasi mulai pertengahan tahun 2025. Adapun stasiun ini terdiri dari gedung stasiun tiga lantai seluas 3.000 meter persegi, panjang peron 250 meter, dan lebar masing-masing peron 6 meter, serta diproyeksikan mampu melayani 20.000 penumpang setiap hari.
Stasiun Pondok Rajeg berada pada lintas Stasiun Citayam-Stasiun Nambo yang dibangun awal tahun 1997. Reaktivasi stasiun ini merupakan prioritas Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk pengembangan konektivitas dari Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Cilodong, serta mengurangi kepadatan penumpang di Stasiun Citayam, Stasiun Cibinong, dan Stasiun Depok.
BPTJ dan tim terkait di bawah Kementerian Perhubungan telah memeriksa kelengkapan standar pelayanan minimum (SPM) Stasiun Pondok Rajeg pada akhir Maret lalu.
Direktur Prasarana BPTJ Zamrides menyampaikan bahwa fasilitas, sarana dan prasarana utama sudah memenuhi SPM. Tersisa pekerjaan minor yang sudah hampir selesai ataupun fasilitas pendukung yang akan ditindaklanjuti.