Hari Pendidikan Nasional, Kenali Program Pendidikan Prabowo-Gibran
Pendidikan merupakan masalah krusial yang akan menjadi fokus perhatian Prabowo-Gibran. Apa saja program-programnya?
”Semua anak-anak bangsa kita bisa sekolah dan menuntut ilmu terbaik dengan lancar” dan ”Semua guru tekun mencerdaskan bangsa dan hidupnya dijamin pemerintah”.
Kutipan di atas disebut dalam dokumen Visi-Misi dan Program Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024-2029 Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka. Kutipan yang menggambarkan mulianya cita-cita di bidang pendidikan yang ingin dicapai oleh pasangan ini.
Setelah melewati sidang perkara perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) dengan keputusan penolakan gugatan oleh Mahkamah Konstitusi, pada 24 April 2024 Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi menetapkan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih untuk periode 2024–2029. Dengan demikian, pemerintah yang baru siap menuntaskan banyak ”pekerjaan rumah” yang telah menanti, termasuk dalam bidang pendidikan.
Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei menjadi pengingat bahwa banyak program kerja bidang pendidikan menanti realisasi presiden dan wakil presiden terpilih ini sesuai dengan janji kampanyenya.
Pendidikan menjadi fokus perhatian Prabowo-Gibran yang tertuang dalam 8 Misi yang disebut Asta Cita poin keempat, yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan jender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Tak dapat dimungkiri, cepatnya kemajuan kecerdasan buatan dapat mengubah kebutuhan talenta di hampir semua industri dan memaksa peningkatan kemampuan tenaga kerja secara cepat menjadikan tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ke depan semakin berat.
Menghadapi disrupsi tersebut harus disiapkan SDM yang unggul dan berkualitas, antara lain dengan penguatan pendidikan, sains, dan teknologi.
Kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikan serta penguasaan sains dan teknologi. Inovasi akan lahir seiring dengan kemajuan di bidang tersebut. Oleh karena itu, penguatan pendidikan, sains, dan teknologi serta digitalisasi menjadi salah satu dari 17 program prioritas Prabowo–Gibran.
Untuk mendukung hal tersebut, dana riset dan inovasi akan diupayakan mencapai 1,5–2,0 persen dari PDB dalam lima tahun. Untuk itu, kebijakan pemerintah dalam berinvestasi yang mendukung pendidikan, sains, dan teknologi serta digitalisasi merupakan suatu keharusan dalam memperkuat kemandirian bangsa.
Hal ini dilakukan di antaranya melalui pengembangan dana abadi pendidikan, dana abadi pesantren, dana abadi kebudayaan, dan dana abadi lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Baca juga: Mendamba Belajar Menyenangkan dan Bemakna yang Masih Jadi Mimpi
Pembangunan SDM
Pendidikan menjadi kunci membangun SDM yang unggul. Presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo–Gibran telah menyiapkan program kerja untuk mencapai misi dan mewujudkan visi menuju Indonesia Emas, yaitu menjadi negara yang setara dengan negara maju di tahun 2045 saat Indonesia berusia 100 tahun atau lebih cepat.
Setidaknya ada 9 program kerja dalam penguatan sistem peningkatan kualitas SDM dan 20 program kerja dalam misi memperkuat pendidikan, sains, dan teknologi yang dipersiapkan.
Dalam penguatan pembangunan SDM dilakukan program kerja, antara lain, dengan meningkatkan dan memperluas cakupan alokasi dana abadi untuk beasiswa pendidikan hingga ke pesantren dan LSM. Selain itu, juga meningkatkan kerja sama antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan industri.
Sementara program kerja yang dilakukan untuk memperkuat pendidikan, sains, dan teknologi antara lain dengan meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional, peningkatan literasi, pembenahan kurikulum pendidikan tinggi, penguatan pendidikan vokasi, perluasan beasiswa, hingga peningkatan kesejahteraan guru dan dosen.
Terkait perluasan pemberian beasiswa, Prabowo–Gibran bahkan mempunyai program menyediakan beasiswa bagi putra-putri petani, nelayan, guru, dan buruh, untuk melanjutkan jenjang pendidikan S-1 hingga S-3.
Dengan program tersebut akan semakin terbuka kesempatan bagi siapa saja untuk dapat mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Hal ini mengingat, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka partisipasi sekolah (APS) penduduk berusia 19-24 tahun atau setara dengan pendidikan tinggi masih di angka 24,99 persen.
Pendidikan vokasi yang melahirkan SDM yang terampil dan siap kerja juga menjadi fokus perhatian pemenang pilpres 2024-2029.
Sejumlah program kerja terkait pendidikan vokasi di antaranya membenahi kurikulum, mengembangkan dan meningkatkan kualitas sekolah-sekolah kejuruan dalam segala bidang keahlian teknis, melakukan revitalisasi balai-balai latihan kerja, serta menggandeng perusahaan swasta bermitra dengan BUMN untuk membuka program beasiswa dan magang bagi lulusan di perguruan tinggi dan sekolah kejuruan.
Baca juga: Tantangan Pendidikan Indonesia
Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC)
Dalam rangka meningkatkan dan menguatkan pembangunan SDM, selain program prioritas, presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo–Gibran juga mengusung 8 Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC).
Terkait pendidikan, ada 3 komitmen PHTC, salah satu program yang menonjol dan sangat melekat dengan kandidat yang diusung koalisi partai politik, antara lain Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat ini saat kampanye adalah pemberian makan siang gratis untuk anak sekolah dan pesantren.
Program makan siang gratis tersebut menjadi satu program yang ditunggu-tunggu realisasinya oleh masyarakat meski sampai saat ini masih menjadi perbincangan terkait anggarannya.
Namun, kecukupan gizi siswa menjadi masalah konkret dan mendesak yang harus segera ditangani secara langsung dan massal oleh pemerintah untuk memastikan tercapainya kualitas SDM dan kualitas hidup yang baik. Program ini menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada 2029.
PHTC bidang pendidikan lainnya adalah membangun sekolah-sekolah unggul terintegrasi di setiap kabupaten dan memperbaiki sekolah-sekolah yang perlu renovasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah.
Sekolah unggulan yang akan dibangun mengikuti model sekolah unggulan tanpa asrama (non-boarding school) dan asrama, serta terintegrasi dari sekolah dasar hingga ke menengah atas. Di samping itu, akan dilaksanakan perbaikan untuk sekolah-sekolah yang saat ini dalam kondisi kurang dan tidak layak.
Kesejahteraan guru dan dosen juga menjadi fokus PHTC dengan menaikkan gaji ASN (di antaranya guru dan dosen) secara layak. Kebijakan penggajian diarahkan pada upah minimum provinsi (UMP) dengan rentang gaji tertinggi mengacu pada jabatan profesional meski pelaksanaan dilakukan bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan negara.
Komitmen Presiden dan Wakil Presiden 2024 yang terpilih dengan sejumlah program kerjanya untuk pendidikan yang lebih baik perlu didukung semua pihak sesuai porsinya dan dikawal supaya tidak hanya menjadi janji-janji manis saat kampanye saja. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: AI dan Masa Depan Pendidikan