Marcel Gomes, Jurnalis Antideforestasi asal Brasil
Jurnalis asal Brasil, Marcel Gomes, melawan industri peternakan daging sapi dan deforestasi ilegal.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
Brasil adalah rumah ekosistem-ekosistem penting di dunia. Sebagai jurnalis, nurani Marcel Gomes (45) risau dengan masalah deforestasi tak berkesudahan yang berkaitan erat dengan industri peternakan. Kerja keras laki-laki ini akhirnya menekan distribusi penjualan daging ilegal di negara tersebut.
Pada 29 April 2024, Gomes menjadi salah satu penerima Goldman Environmental Prize 2024. Beberapa aktivis yang berjasa dalam penyelamatan lingkungan turut menerima penghargaan yang terkenal sebagai ”Nobel Hijau” ini, antara lain Sinegugu Zukulu dan Nonhle Mbuthuma dari Afrika Selatan serta Andrea Vidaurre dari Amerika Serikat.
Gomes adalah sekretaris eksekutif di Repórter Brasil. Berdiri pada 2001, media ini menyelidiki dan meliput situasi yang melanggar hak buruh dan kerusakan sosial-lingkungan di Brasil. Gomes berjasa dalam menggalang kampanye internasional melawan sebuah perusahaan pengepakan daging terbesar di dunia asal Brasil. Perusahaan ini punya andil dalam penggundulan hutan ilegal.
”Saya mewakili jurnalis seluruh dunia yang meliput krisis lingkungan dan iklim yang kita rasakan saat ini. Ini bukan hanya soal menghasilkan berita, menginformasi masyarakat, dan melindungi dari berita bohong, jurnalisme serta riset menghasilkan informasi yang menjadi dasar kampanye internasional dan aksi legal melawan korporasi besar,” kata Gomes saat berpidato di San Francisco, AS.
Sejak 2008, Gomes membentuk tim investigasi di Repórter Brasil. Ia menggunakan jejaring dari kalangan akar rumput, yaitu masyarakat adat, lembaga swadaya masyarakat lokal, dan serikat pekerja pertanian. Tim ini mengembangkan sistem pelacakan rantai pasokan untuk industri pertanian.
Karena peternakan sapi menjadi penyebab deforestasi terbesar di Brasil, timnya mulai fokus pada rantai pasokan daging sapi. Pekerjaan Gomes dan kawan-kawan kemudian diakui oleh LSM internasional sebagai salah satu sistem pelacakan ternak dan deforestasi paling canggih di negara ini.
Mighty Earth, sebuah LSM internasional, mengontak Gomes pada 2020. LSM ini meneliti pasokan daging sapi Brasil ke pasar swalayan Eropa. Setelah Gomes merancang rencana mengungkap hubungan daging sapi perusahaan asal Brasil itu dengan deforestasi, Mighty Earth dan Repórter Brasil bermitra untuk penyelidikan.
Perusahaan Brasil tersebut merupakan perusahaan pengolahan daging terbesar di dunia dengan pendapatan sekitar 78 miliar dollar AS pada 2022. Dengan kapasitas penyembelihan sekitar 35.000 sapi per hari, perusahaan ini menjual daging ke lebih dari 150 negara yang berjasa pada sepertiga ekspor daging sapi Brasil.
Gomes mengoordinasi penelusuran produk di Brasil dan Eropa selama enam bulan. Laki-laki ini membentuk tim peneliti lepas di empat negara Eropa. Tugas mereka ialah mengunjungi berbagai pasar swalayan untuk menemukan produk daging dari perusahaan Brasil itu, seperti daging sapi kaleng atau dendeng.
Tim lepas itu mengirim gambar nomor pelacakan ekspor dari produk-produk tersebut. Tim Gomes selanjutnya melacak setiap data, terdiri dari tanggal kunjungan, alamat pasar swalayan, dan lokasi produk.
Ketika Gomes dan kawan-kawan mendapat akses terhadap nomor pelacakan, mereka menelusuri kembali rantai pasokan daging tersebut, mulai dari pabrik pengepakan daging, rumah jagal, hingga peternakan. Jika lahan peternakan itu pernah terkena sanksi deforestasi, tim Gomes bekerja sama dengan pekerja di desa untuk menguatkan data dan informasi.
Setelah lahan pertanian teridentifikasi, Gomes membagikan lokasi tersebut kepada tim pemetaan satelit di Mighty Earth. Mighty Earth kemudian melapisi gambar yang diambil setiap tahun untuk mengukur deforestasi di sekitar lahan pertanian tersebut.
Tidak mudah untuk melacak rantai pasokan. Di Brasil, praktik ’pencucian ternak’ umum terjadi, yakni ternak yang tumbuh di peternakan ilegal dipindahkan ke peternakan legal untuk disembelih. ”’Pencucian ternak’ adalah masalah serius di Brasil,” ujar Gomes.
Berhenti menjual
Pertengahan 2021, dengan berbekal bukti, Gomes menghubungi rumah potong hewan dan pemasok yang terlibat dalam penyelidikan. Sementara itu, Mighty Earth berkomunikasi langsung dengan sejumlah pasar swalayan di Eropa.
Pasar swalayan tersebut tak membantah fakta penyelidikan Repórter Brasil. Karena bisa mendapat cercaan publik, pasar swalayan setuju memboikot produk daging dari perusahaan Brasil itu. Pada saat yang sama, Gomes bersama tim hukum menghadapi ancaman perusahaan Brasil itu agar tidak memublikasikan laporan yang ada. Gomes pantang mundur.
Pada 15 Desember 2021, enam jaringan supermarket besar Eropa, yakni di Inggris, Belanda, Belgia, dan Perancis, menghentikan penjualan produk daging sapi dari perusahaan Brasil itu. Keputusan ini berdasarkan laporan Repórter Brasil yang mendapati perusahaan itu bertanggung jawab atas deforestasi di ekosistem rentan di Brasil, khususnya di Amazon, Cerrado, dan Pantanal.
”Sangat penting untuk fokus pada korporasi besar. Hal ini karena mereka menyebabkan dampak sosial dan lingkungan yang lebih besar,” ujar Gomes.
Sejak laporan Repórter Brasil terbit, muncul tekanan publik untuk aksi lebih lanjut. Pada 2022, perusahaan ritel asal Jerman ikut menghentikan penjualan produk daging dari perusahaan Brasil itu.
Gomes turut melakukan investigasi terpisah tentang ’pencucian ternak’ oleh perusahaan Brasil itu pada 2022. Hasilnya, perusahaan ini mengakui telah membeli hampir 9.000 sapi yang dipelihara di atas lahan deforestasi ilegal selama 2018-2022. Perusahaan itu lalu mengklaim sedang dalam proses membersihkan rantai pasokan dari lahan deforestasi ilegal yang akan selesai pada 2030.
Industri ekspor daging sapi Brasil adalah yang terbesar di dunia, mencakup 20 persen ekspor dunia. Brasil memiliki 215 juta sapi di mana 69 persen diternakkan di bioma Amazon dan Cerrado. ”Kami melawan industri yang sangat kuat di Brasil dan dunia,” kata Gomes.
Namun, peternakan sapi merupakan penyebab deforestasi terbesar di Brasil, khususnya hutan hujan Amazon dan sabana Cerrado. Saat ini, sekitar 19 persen wilayah Amazon Brasil dan 50 persen Cerrado telah ditebangi. Padahal, ekosistem Brasil mendukung keanekaragaman hayati global dan ketahanan iklim.
”Kita harus menciptakan sistem publik yang wajib untuk melacak ternak. Ini esensial jika kita ingin menghentikan industri daging sapi menjadi penyebab utama perubahan iklim,” ujar Gomes. (Goldmanprize.org)
Marcel Gomes
Pekerjaan: Sekretaris Eksekutif di Repórter Brasil
Pendidikan:
Doktor Bidang Perencanaan Sistem Energi di Fakultas Teknik Mesin, UNICAMP Universidade Estadual de Campinas