Jelas dan Tegas Hapuskan Cemas Penumpang
Tidak ada pembongkaran paksa barang penumpang atau kiriman. Kalaupun ada pembongkaran, harus divideokan utuh.
Setiap pelabuhan, termasuk bandara, memang hanya tempat persinggahan sementara. Meski bukan tempat perhentian terakhir, tidak berarti bandara boleh dibiarkan menyusahkan para penumpang. Kejelasan dan kelancaran, termasuk soal barang bawaan, akan sangat membantu penumpang yang lelah setelah perjalanan panjang.
Pemeriksaan di Bandara Haneda, Tokyo, Jepang, termasuk tidak terlalu ketat, terutama untuk arus penumpang dan barang masuk ke Jepang. Setelah turun pesawat dari Indonesia, Widyantoro (45) yang akan tinggal sementara di Jepang langsung menuju ke imigrasi.
”Di situ tidak ada pemeriksaan sama sekali di bagian kedatangan. Hanya pemeriksaan paspor dan dokumen berupa deklarasi barang bawaan,” katanya, Sabtu (4/5/2024).
Baca juga: Barang di Bagasi Hilang
Ia ke Jepang pada September 2023 untuk tugas kantor selama tujuh bulan. Menurut dia, apabila semua kelengkapan administrasi terpenuhi, tidak akan ada persoalan apa pun. Lagipula dia juga hanya membawa pakaian dan perlengkapan pribadi.
Saat pulang ke Indonesia, ia membawa aneka oleh-oleh. Tidak ada pemeriksaan lebih lanjut bagasi berisi oleh-oleh itu. Ia hanya diminta memindai ulang tas sandang. Sebab, di dalamnya ada pasta gigi dengan berat melebihi ketentuan. Pasta itu diambil petugas, lalu dibuang.
Sementara dalam laporan pada Senin (29/4/2024), Nikkei Asia mengulas soal dua hal penting dari Bandara Kansai di Osaka, Jepang, soal bawaan penumpang. Pertama, belum pernah ada laporan kehilangan bawaan penumpang dalam 30 tahun bandara itu beroperasi. Kedua, waktu pengantaran bagasi dari kabin pesawat ke tempat pengambilan tas rata-rata 12 menit.
Bukan hanya cepat, koper atau hal lain yang membungkus bawaan penumpang diletakkan pada posisi tertentu. Pegangannya menghadap ke penumpang agar mudah diambil. Jadi, bagasi tidak asal ditaruh di ban berjalan. Petugas yang mengurus bagasi memperlakukan barang-barang bawaan dengan hati-hati, termasuk mengelap koper hingga kering jika basah karena hujan.
Baca juga: Batalkan atau Tunda Penerbangan, Maskapai AS Wajib Mengganti Biaya Tiket
Setelah mengambil bagasi, penumpang yang telah mengisi data secara daring bisa segera ke gerbang elektronik. Hanya perlu memindai paspor, lalu keluar bandara. Sementara penumpang yang tidak mengisi formulir daring, perlu mendatangi pos imigrasi. Setelah itu, keluar bandara.
Tidak ada pemeriksaan lanjutan dengan alasan pemeriksaan acak atau apa pun. Sebab, barang-barang telah dipindai. Penumpang pun, sejak dari bandara keberangkatan, telah berulang kali diberi tahu soal ketentuan barang yang boleh dibawa melewati bandara-bandara di Jepang.
Di Bandara Incheon, Korea Selatan, juga ada pujian soal efisiensi. Seorang warga Australia, Smith, mengaku hanya perlu 20 menit sejak dari pengambilan bagasi sampai keluar terminal. Menurut warga Sydney itu, bandara Asia Timur efisien dan ramah penumpang dari luar negeri. Pemeriksaan panjang hanya pada orang-orang yang dicurigai akan tinggal melebihi batas izin tinggal.
Pemindai modern
Pemeriksaan dengan alasan serupa kadang terlihat juga di Bandara Heathrow, Inggris. Penumpang dengan bagasi lebih dari tiga tas berpeluang akan diperiksa lebih lama.
Baca juga: Polemik Jastip dan Pembatasan Barang Bawaan
Selepas melewati pos imigrasi, penumpang dengan bagasi tiga tas atau lebih diminta menjelaskan apa saja bawaan mereka. Setelah itu, sebagian dari mereka diminta membuka isi bagasinya.
Pembongkaran dilakukan oleh pemilik barang, bukan oleh petugas. Para petugas hanya mengawasi. Proses pemeriksaan juga direkam seutuhnya dengan kamera pengawas. Tidak ada barang yang dibuka oleh petugas di ruangan yang tidak dilengkapi kamera.
Kalau petugas curiga ada barang berbahaya atau terlarang, pemeriksaan dilakukan dengan mesin dan anjing pelacak. Selain narkotika dan bahan peledak, barang berbahaya atau terlarang, termasuk hewan hidup atau daging mentah serta tumbuhan hidup.
Jangan coba-coba membawa cabai atau petai ke Inggris. Bisa disita dengan alasan keamanan pangan dan hayati.
Baca juga: Warga Berharap Aturan Barang Kiriman-Bawaan Jangan Lagi Bikin Bingung dan Waswas
Untuk pemeriksaan lebih baik, Pemerintah Inggris mengucurkan jutaan pound sterling. Dana itu untuk mengganti alat pemindai barang bawaan penumpang di bandara. Alat baru disebut bisa menghasilkan citra lebih jernih. Pemindai baru menggunakan teknologi CT-scan yang biasa dipakai di rumah sakit.
Petugas senang karena pemeriksaan bisa lebih teliti. Penumpang juga senang karena tidak perlu lagi mengeluarkan komputer atau tablet dari tas. Penumpang pun bisa membawa cairan, termasuk minuman, sampai 2 liter ke kabin.
Ketentuan cairan
Sampai sekarang di banyak bandara, penumpang hanya bisa membawa cairan paling banyak 100 mililiter saat melewati pemeriksaan di bandara. Lebih dari itu, harus dibuang.
Kalau mau minum, beli di dalam terminal dan tentu saja harganya berkali lipat. Pengalaman Widyantoro di Bandara Heneda membuktikan itu.
Di Bandara Chek Lap Hong Kong, berulang kali penumpang yang akan masuk ruang tunggu kandang diwajibkan menghabiskan minuman yang jumlahnya melebihi ketentuan. Seperti di banyak bandara, penumpang di Bandara Hong Kong hanya mengizinkan cairan atau jeli dalam kemasan 100 ml. Jika kapasitas kemasannya lebih dari itu, harus dibuang.
Baca juga: Bea Cukai: Penumpang Bawa Barang dari Luar Negeri Tidak Wajib Lapor
Bahkan, jika diklaim sebagai minuman atau makanan, harus dihabiskan di depan petugas. Jarang yang diizinkan hanya membuang saja. ”Habiskan,” kata petugas dengan wajah tanpa ekspresi.
Sementara untuk penumpang datang, praktis tidak banyak pemeriksaan barang. Sebab, pemeriksaan telah dilakukan mesin pemindai.
Di Bandara Hong Kong atau Jepang bukannya tidak ada penyelundupan. Pada akhir Maret 2024, Bea dan Cukai Hong Kong mencegah penyelundupan hampir 200 kilogram emas. Logam itu akan dibawa ke Jepang dan disamarkan sebagai suku cadang mesin.
Beberapa kali pula ada penangkapan penyelundup narkotika di Jepang atau Hong Kong. Penangkapan didahului informasi intelijen dan diperkuat pemindaian dengan mesin. Bukan berdasarkan firasat atau tebak-tebakan tanpa dasar.
Penggeledahan
Penulis Australia, Lee Tulloch, menuturkan pengalamannya di Bandara Sydney kepada Sydney Morning Herald. Ia melihat sebagian mesin pemindai barang sudah lebih baru. Dengan demikian, penumpang tidak perlu repot mengeluarkan isi tas dan bagasi. Hal itu akan mempercepat pemeriksaan.
Kalaupun ada penggeledahan, Kementerian Dalam Negeri Australia telah mengumumkan prosedurnya secara jelas. Lembaga yang bertanggung jawab pada keamanan domestik, termasuk bandara, itu antara lain mewajibkan penggeledahan dilakukan dua petugas.
Jenis kelamin penggeledah juga harus sama dengan yang digeledah. Jika diminta, penggeledah wajib menyediakan ruangan tertutup untuk menggeledah. Penggeledahan tidak bisa dilakukan jika hal-hal itu tidak bisa disediakan.
Baca juga: Aturan Pembebasan Bea Masuk Barang Kiriman Pekerja Migran Dimatangkan
Tulloch mengatakan, memang karena keterbatasan ruangan, kadang butuh waktu antre pemeriksaan. ”Tidak perlu marah-marah. Semua ingin cepat selesai. Petugas ataupun penumpang sama-sama tidak ingin dalam situasi seperti itu,” ujarnya.
Seperti di Bandara Heathrow, petugas di Bandara Sydney tidak membongkar bagasi tanpa disaksikan pemiliknya. Pembongkaran paksa hanya dilakukan jika bagasi diyakini mengandung benda berbahaya serta rawan terbakar atau meledak seketika. Kasus seperti itu hanya dilakukan setelah bagasi dipindai dan hampir dipastikan ada barang dengan kategori tersebut.
Jika isinya hanya rendang, roti, apalagi mainan, tidak ada pembongkaran paksa oleh petugas dengan alasan apa pun. Kalaupun akan diperiksa, seluruh prosesnya wajib direkam dengan video. Tidak boleh hanya difoto saja. Petugas pemeriksapun jelas identitasnya.
Jadi, penumpang atau pemilik barang tidak cemas. Kalau sudah mengikuti aturan yang sudah diumumkan secara jelas, tidak perlu waswas. (AP/REUTERS)