Terinspirasi Nadal, Swiatek Menangi Drama Final WTA Madrid
Iga Swiatek menjuarai WTA 1000 Madrid. Dia memenangi drama final selama 3 jam 11 menit melawan Aryna Sabalenka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MADRID, SABTU — Iga Swiatek melengkapi gelar dari turnamen besar di lapangan tanah liat dengan menjuarai WTA 1000 Madrid. Dia mengatasi tekanan sangat besar dari Aryna Sabalenka karena terinspirasi idolanya, Rafael Nadal.
Tertinggal 1-3 dan menghadapi tiga match point Sabalenka pada set ketiga menjadi bagian dari tekanan tersebut dalam final yang berlangsung di Lapangan Manolo Santana, La Caja Magica, Madrid, Spanyol, pada Sabtu (4/5/2024) sore waktu setempat atau Sabtu tengah malam waktu Indonesia. Swiatek akhirnya memenangi laga tersebut dengan skor 7-5, 4-6, 7-6 (7) setelah bertanding selama 3 jam 11 menit.
Swiatek telentang di lapangan setelah berlari mengejar bola dari forehand keras Sabalenka yang ternyata jatuh di luar baseline. Itu menjadi poin terakhir pada pertandingan tersebut yang menjadi match point kedua bagi Swiatek. Adapun Sabalenka gagal dalam mengonversi tiga match point menjadi gelar juara sejak unggul 6-5.
Setelah bersalaman dengan Sabalenka, Swiatek menghampiri timnya di tribune. Dia memeluk tim pelatihnya sambil menangis.
Kemenangan ini membalas kekalahan Swiatek 3-6, 6-3, 3-6 pada final dalam turnamen yang sama dari Sabalenka pada 2023. Setelah itu, Swiatek tak terkalahkan dalam tujuh final, termasuk di Madrid 2024.
Petenis Polandia itu menambah kemenangan atas Sabalenka menjadi tujuh kali dari sepuluh pertemuan. Tiga kemenangan di antaranya berlangsung di final dari empat persaingan mereka pada laga puncak turnamen.
Swiatek bercerita, dia terinspirasi Nadal dalam menumbuhkan kembali dan meningkatkan kekuatan mental dalam keadaan tertekan. Tunggal putri nomor satu dunia itu pun terkejut dengan dirinya sendiri ketika merasa mentalnya berada pada level paling tangguh, justru, pada set ketiga.
”Satu yang terlintas dalam benak saya adalah Rafa yang bisa melakukan itu pada beberapa pertandingan, salah satunya ketika melawan Daniil (Medvedev) pada final Australia Terbuka. Dia kesulitan dan mungkin stres, tetapi bisa bangkit. Itu memberi saya harapan meski telah menjalani pertandingan selama lebih dari dua jam,” tutur Swiatek dalam laman resmi WTA.
Momen Nadal melawan Medvedev yang disebut Swiatek terjadi pada final Australia Terbuka 2022. Nadal tampil dalam turnamen itu dalam kondisi baru pulih dari cedera karena robek pada otot pinggulnya. Selain itu, dia pun baru pulih dari Covid-19 pada Desember 2021.
Dalam pertandingan best of five sets, Nadal kehilangan dua set pertama di final. Namun, dia bangkit dan akhirnya menang 2-6, 6-7 (5), 6-4, 6-4, 7-5.
Swiatek, yang memang mengidolakan Nadal, menduga final Madrid pada tahun ini sangat tergantung pada siapa yang tingkat stresnya lebih rendah hingga bisa bermain dengan tekanan lebih sedikit. ”Dalam pertandingan ketat seperti tadi, saya pada akhirnya tidak bisa memastikan apa yang membedakan kami. Saya rasa, kami berdua berhak untuk menang. Penentunya akhirnya ada pada momen-momen kecil saat tiebreak,” jelasnya.
Gelar dari WTA Madrid menjadi gelar ke-20 bagi Swiatek dari turnamen profesional yang mulai digelutinya pada 2016. Dia meraih itu dalam usia 22 tahun dan menjadikannya petenis termuda dengan 20 gelar sejak Caroline Wozniacki pada 2012. Sembilan dari 20 gelar itu didapat Swiatek dari WTA 1000 dan empat dari Grand Slam.
Trofi juara dari Madrid juga melengkapi gelarnya dari turnamen tanah liat berlevel tinggi. Dia telah mendapatkan tiga gelar dari Grand Slam Perancis Terbuka dan dua gelar dari WTA 1000 Roma.
Sabalenka berusaha mencari sisi positif dari penampilannya di Madrid. Pada tahun ini, dia menghadapi kesulitan lebih intens dengan harus bermain tiga set pada lima dari enam babak. Dia pun bangga bisa mengatasi itu.
”Saya senang dengan level performa saya dan usaha yang dilakukan selama sepekan ini. Saya bisa meninggalkan Madrid dengan pikiran positif meski saya akan merana selama sehari,” kata petenis peringkat kedua dunia itu.
Pola pikir positif itu akan dibawanya untuk bersaing pada turnamen berikutnya, WTA Roma, 7-19 Mei. Swiatek dan petenis top dunia lainnya juga akan bersaing di sana sebelum tampil pada ajang Perancis Terbuka, 26 Mei-9 Juni, sebagai puncak persaingan turnamen tanah liat.
Final tunggal putra di Madrid, pada Minggu, akan berlangsung antara Andrey Rublev dan Felix Auger-Aliassime. Ini menjadi final kelima Rublev pada turnamen ATP Masters 1000 dengan satu gelar juara yang didapatnya dari Madrid Masters 2023.
Adapun Auger-Aliassime akan menjalani final pertama dalam turnamen level tertinggi pada ATP Tour tersebut. Dia mencapai final dengan jalan cukup unik, yaitu menang walkover (WO) atas unggulan teratas, Jannik Sinner, pada perempat final serta dua kali menang atas lawan yang mundur saat bertanding karena cedera. Itu terjadi saat melawan Jiri Lehecka pada semifinal dan Jakub Mensik pada babak ketiga. (AP/AFP)