logo Kompas.id
OpiniRelasi Toksik
Iklan

Relasi Toksik

Hubungan toksik tidak memberikan manfaat positif bagi kita. Meski demikian, sering kita sulit keluar dari hubungan itu.

Oleh
KRISTI POERWANDARI
· 4 menit baca
Rambu larangan berpacaran di Taman Prestasi, Surabaya, Minggu (23/6/2019). Taman-taman kota yang terjaga di musim kemarau tidak hanya sebagai tempat bermain, tetapi juga tempat warga melakukan interaksi sosial.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Rambu larangan berpacaran di Taman Prestasi, Surabaya, Minggu (23/6/2019). Taman-taman kota yang terjaga di musim kemarau tidak hanya sebagai tempat bermain, tetapi juga tempat warga melakukan interaksi sosial.

Kita sering menggunakan istilah ”relasi toksik” untuk membahas hubungan yang tidak sehat atau ”beracun”. Sering dalam konteks pacaran, tapi bisa juga dalam konteks lain, seperti hubungan suami-istri, orangtua dan anak, atau dalam pertemanan.

Suatu hubungan dapat mengalami pasang surut dan kadang ada dalam situasi kurang positif. Wajar jika sesekali kita berbeda pendapat atau berkonflik. Itu tidak langsung berarti toksik. Yang toksik adalah jika karakteristik utama hubungan itu bersifat negatif sehingga berada di dalamnya terasa demikian menegangkan.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000