Sejak Selasa sampai Jumat, Boeing kecelakaan di sejumlah negara. Pembuat suku cadang menolak terbang dengan Boeing 737.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
FUKUOKA, JUMAT — Petaka tidak berhenti melanda pesawat-pesawat Boeing. Dari Turki sampai Jepang, pesawat-pesawat buatan Amerika Serikat itu terlibat dalam beragam kecelakaan.
Insiden terbaru tercatat di Bandara Fukuoka, Jepang, pada Jumat (10/5/2024). Dilaporkan Kyodonews, pesawat yang dioperasikan maskapai AS, United Airlines, itu balik kanan.
Seharusnya Boeing 737 itu mendarat di Guam pada Jumat sore. Walakin, baru saja meninggalkan Fukuoka, pesawat berisi 50 orang tersebut balik lagi. Kepada pengendali lalu lintas udara, awak penerbangan UA166 tersebut melaporkan ada keanehan di sayap. Karena itu, pesawat balik kanan.
Kementerian Perhubungan Jepang belum menjelaskan lebih lanjut penyebab pesawat itu balik kanan. Dalam pernyataan sementara, hanya disebutkan pesawat mendarat darurat. Dampaknya, Bandara Fukuoka ditutup sementara pada Jumat siang.
Pesawat lain
Kecelakaan di Fukuoka terjadi sehari setelah Boeing 737-800 mendarat darurat di Bandara Gazipasa, Alanya, Turki. Pesawat yang dioperasikan Corendon Airlines itu terbang dari Cologne, Jerman, pada Kamis dini hari.
Ada enam awak dan 184 penumpang dalam pesawat tersebut. Otoritas Turki ataupun Corendon Airlines belum mengeluarkan pernyataan lebih lanjut.
Dalam rekaman video dan foto di media sosial, terlihat roda depan patah. Selain itu, terlihat pesawat itu dikeliling ambulans dan pemadam kebakaran di Bandara Gazipasa. Meski demikian, tidak ada api di pesawat tersebut.
Api dan asap justru terlihat pada Boeing 737-300 yang dioperasikan Air Senegal. Pesawat itu mendarat darurat di Bandara Dakar pada Kamis siang. Insiden Air Senegal terjadi beberapa jam selepas Corendon Airlines.
Kecelakaan Air Senegal terjadi kala pesawat itu dalam proses tinggal landas. Proses itu gagal dan pesawat malah tergelincir, lalu terbakar.
Percikan api dan kepulan asap juga terlihat dari Boeing 767 yang mendarat darurat di Bandara Istanbul, Turki, pada Rabu. Pesawat kargo yang dioperasikan perusahaan ekspedisi AS, FedEx, tersebut kehilangan roda pendarat depan.
Insiden lainnya terjadi pada Selasa (7/5/2024). Pesawat Boeing 787-900 yang dioperasikan Air France terpaksa mendarat darurat di Kanada. Pesawat yang berangkat dari Paris itu sedianya menuju Seattle, AS. Namun, sepanjang penerbangan terdeteksi bau terbakar di kabin sehingga rute Paris ke Seattle dialihkan ke Kanada.
Penyelidikan
Sampai saat ini tidak ada bukti Boeing terkait dengan rangkaian kecelakaan tersebut. Hanya ada fakta bahwa produk-produk buatan raksasa dirgantara AS tersebut tidak berhenti bermasalah.
Apalagi, kecelakaan-kecelakaan itu terjadi kala Boeing masih dalam penyelidikan Badan Penerbangan Federal (FAA) AS. Penyelidikan terbaru didasarkan pada pengakuan sejumlah karyawan dan mantan karyawan Boeing atau pemasok Boeing.
Salah seorang dari mereka diwawancarai oleh BBC dan CBS. Pria bernama Santiago Paredes itu mengaku enggan naik semua jenis Boeing 737. Sebab, pesawat itu dilengkapi sejumlah suku cadang buatan tempat pabriknya bekerja dulu.
Paredes pernah menjadi pemeriksa kualitas di Spirit AeroSystems, salah satu pemasok Boeing. Sebelum menjadi perusahaan terpisah, Spirit AeroSystems menjadi anak usaha Boeing. Unit Paredes khusus memproduksi suku cadang Boeing 737.
Menurut Paredes, manajemen memerintahkan pemalsuan data kualitas produk. Bentuk pemalsuan itu adalah menutupi potensi dan perkiraan kerusakan. Ada ratusan temuan Paredes diabaikan oleh manajemen dan suku cadang tetap dikirimkan untuk dipakai ke Boeing.
Pemalsuan itu berbahaya karena suku cadang bisa dipakai lebih lama dari seharusnya. Penggunaan melebihi waktu membuka potensi suku cadang rusak saat pesawat sedang terbang. ”Hanya soal waktu sebelum sesuatu yang buruk terjadi karena suku cadang yang rusak,” katanya.
Sejauh ini ia satu-satunya saksi kasus Boeing yang berani berbicara terbuka kepada khalayak. Sebelum ini, berita soal saksi Boeing adalah kematian dua saksi penting. (AFP/REUTERS)