Insiden Kembali Timpa Boeing, Pesawat Tergelincir dan Terbakar di Dakar
Dalam sepekan ini, insiden penerbangan yang melibatkan pesawat pabrikan Boeing sudah terjadi tiga kali.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
DAKAR, KAMIS — Insiden yang melibatkan pesawat Boeing kembali terjadi pekan ini. Pesawat jenis Boeing 737-300 yang dioperasikan maskapai Air Senegal terbakar dan tergelincir di landas pacu Bandara Internasional Blaise Diagne, Dakar, Rabu (8/5/2024) malam waktu setempat. Sepuluh orang terluka dalam kecelakaan itu, termasuk pilot.
Kementerian Transportasi Senegal, Kamis (9/5/2024), menjelaskan, penerbangan Air Senegal itu menuju Bamako, Mali. Menurut kantor berita Associated Press, pesawat membawa 79 penumpang, dua pilot, dan empat awak kabin.
Sementara AFP, yang mengutip keterangan pengelola Bandara Blaise Diagne, LAS, melaporkan, penerbangan membawa 78 penumpang dan enam awak kabin, termasuk dua pilot. Belum jelas penyebab pesawat tergelincir dan terbakar.
Insiden itu menimbulkan kepanikan para penumpang yang berusaha menyelamatkan diri. Musisi asal Mali, Cheick Siriman Sissoko, yang merekam kepanikan para penumpang dengan kamera telepon genggam mengungkapkan, para penumpang melompati perosotan darurat pada malam hari. Api membakar salah satu sisi pesawat dan jeritan terdengar di mana-mana.
”Hanya ada perosotan di satu sisi yang terbuka sehingga terjadi kepanikan saat evakuasi. Saya melihat hidup saya terlintas di depan mata saya. Saya memikirkan ibu saya, istri saya, anak-anak saya,” katanya.
Ibrahim Diallo, penumpang asal Mali, mengatakan, pesawat berusaha lepas landas pada malam itu, tetapi gagal. ”Pilot memberi tahu kami, semuanya terkendali dan akan mencoba lepas landas lagi. Kedua kalinya, asap mulai keluar dari salah satu sayap,” katanya.
Kementerian Perhubungan Senegal memastikan, para penumpang sudah dievakuasi dari pesawat. Korban luka dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Sementara penumpang lainnya dibawa ke hotel untuk beristirahat.
Air Senegal belum memberikan pernyataan apa pun terkait insiden itu. Maskapai hanya mengunggah pernyataan di media sosial X, penerbangan Dakar-Bamako dijadwal ulang di kemudian hari, tanpa merinci lebih lanjut.
Pernyataan LAS menyebutkan, Boeing 737-300 tersebut disewa dari perusahaan swasta Transair. ”Jet itu keluar dari landasan pacu saat fase lepas landas sekitar pukul 01.00 (GMT),” sebut pernyataan itu.
Direktur Jenderal LAS Askan Demir menuturkan, pesawat di ujung landasan tidak bisa lepas landas. Pilot memilih untuk membawa pesawat keluar dari landas pacu ke area di sampingnya. ”Secara pribadi saya pikir dia mampu mengatasi situasi dengan baik. Pesawat tidak mengalami kerusakan terlalu parah,” imbuhnya.
LAS menambahkan, keadaan pasti dari insiden tersebut masih harus ditentukan. Penyelidikan juga sedang dilakukan untuk mengetahui alasan mengapa pesawat meninggalkan landasan. ”Spesialis penerbangan bersama perwakilan maskapai berada di lokasi untuk memeriksa dengan cermat data log maskapai dan mewawancarai awak pesawat,” kata LAS.
Kementerian Transportasi menyatakan, Biro Investigasi dan Analisis telah membuka penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan itu.
Boeing dalam sebuah pernyataan terkait insiden itu mengatakan, maskapai penerbangan mengoperasikan dan memelihara pesawat mereka antara 30 hingga 40 tahun. ”Kami merujuk Anda ke setiap operator untuk pertanyaan terkait pengoperasian armada mereka. Kami akan memberikan dukungan apa pun yang diminta kepada pelanggan kami,” demikian pernyataan Boeing.
Ketiga
Insiden di Senegal ini merupakan insiden ketiga dalam pekan ini yang melibatkan pesawat produksi Boeing. Pada Rabu (8/5/2024), pesawat kargo milik perusahaan logistik FedEx jenis Boeing 767 mendarat di Bandara Istanbul, Turki, tanpa roda pendaratan depan.
Kementerian Transportasi Turki mengungkap, pesawat kargo itu terbang dari Bandara Charles de Gaulle, Perancis. Sebelum mendarat, pesawat sudah memberi tahu menara kendali di Bandara Istanbul, roda pendaratan depan gagal dibuka. Pesawat mendarat dengan panduan dari menara sehingga tetap berada di landasan pacu.
Kementerian menyatakan, tim penyelamat dan pemadam kebakaran bandara dikerahkan sebelum mendarat, tetapi tidak ada yang terluka. Kementerian tidak memberikan alasan kegagalan roda terbuka, tetapi memastikan pihak berwenang telah menyelidiki.
Insiden lainnya terjadi pada Selasa (7/5/2024). Pesawat Boeing 787-900 yang dioperasikan Air France terpaksa mendarat darurat di Kanada. Pesawat yang berangkat dari Paris itu sedianya menuju ke Seattle, AS. Namun, sepanjang penerbangan terdeteksi bau terbakar di kabin sehingga rute Paris ke Seattle dialihkan ke Kanada.
Insiden demi insiden yang melibatkan pesawat produksi Boeing kian meningkatkan tekanan dan pengawasan pada perusahaan itu. Boeing saat ini di bawah tekanan kuat setelah panel pintu pesawat Boeing 737 Max 9 yang dioperasikan Alaska Airlines terlepas sesaat setelah lepas landas pada Januari lalu.
Badan Penerbangan Federal AS (FAA) pada Februari memberi Boeing waktu 90 hari untuk membuat rencana perbaikan terkait masalah kualitas dan memenuhi standar keselamatan dalam pembuatan pesawat setelah kecelakaan itu.
Insiden pada awal 2024 meningkatkan pengawasan terhadap Boeing, terutama sejak dua kecelakaan jet Boeing 737 Max pada 2018 dan 2019 yang menewaskan 346 orang. Pada April, ”pembocor” (whistleblower) masalah Boeing, Sam Salehpour, bersaksi dalam sidang Kongres AS. Ia menyatakan, perusahaan tersebut telah mengambil jalan pintas dalam memproduksi pesawat 787 secepat mungkin yang dapat menyebabkan pesawat jet hancur. (AP/AFP/REUTERS)