Banda Aceh sebagai ibu kota Aceh menjadi panggung pertarungan politik pada tokoh-tokoh besar di ”Tanah Rencong”.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Kontestasi Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh periode 2024-2029 kian menarik dan sengit. Belasan bakal calon tengah bergerilya mendapatkan tiket partai untuk diusung sebagai kandidat.
Hingga Kamis (9/5/2024) 12 orang telah menyampaikan keinginan untuk bertarung dalam Pilkada Kota Banda Aceh tahun ini. Mayoritas adalah kader partai politik, tetapi ada juga dari kalangan pengusaha.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Dosen Politik Islam Institut Agama Islam Negeri Langsa, Aceh, Muhammad Alkaf, mengatakan, sebagai ibu kota provinsi, Banda Aceh selalu menjadi panggung pertarungan politik para tokoh besar. Tingkat popularitas menjadi wali kota provinsi lebih kuat dibandingkan dengan menjadi bupati.
Alkaf mengatakan, dari belasan bakal calon, ada empat tokoh besar yang harus diperhitungkan, yakni Teuku Irwan Djohan, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Partai Nasdem; Aminullah Usman, Ketua Partai Amanat Nasional Kota Banda Aceh dan mantan Wali Kota Banda Aceh 2017-2022; Illiza Saaduddin Djamal anggota DPR dari PPP dan Wali Kota Banda Aceh 2014-2017; serta Nasir Djamil, anggota DPR dari PKS.
”Pilkada Banda Aceh adalah perang bintang. Namun, hanya empat nama besar yang akan menjadi petarung, sementara yang lain hanya untuk coba-coba dan mencari popularitas,” kata Alkaf.
Teuku Irwan Djohan, anggota DPR Aceh dari Nasdem, telah lama ingin menjadi wali kota. Pada Pilkada 2012, Irwan maju melalui jalur independen. Meskipun kalah, saat itu dia menjelma menjadi bintang baru dalam kancah politik Aceh sehingga mengantarnya menjadi anggota DPR Aceh 2014-2024.
”Namun, Irwan Djohan berpotensi dihadang oleh partainya sendiri. Dengan modal popularitas dan elektabilitas, seharusnya Nasdem memberikan tiket kepada Irwan,” kata Alkaf.
Irwan telah mendaftar sebagai bakal calon wali kota ke partai Nasdem dan Gerindra. Bahkan, untuk menjaga peluang menjadi calon, timnya mengumpulkan salinan KTP sebagai syarat maju dari jalur independen.
Pilkada Banda Aceh adalah perang bintang.
Sementara itu, Aminullah Usman, mantan Wali Kota Banda Aceh 2017-2022, akan kembali memburu kursi yang pernah diduduki itu. Aminullah berdalih pada 2017-2022, pembangunan tidak maksimal karena dua tahun terakhir Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Aminullah berharap warga memberikan kesempatan kedua untuk melanjutkan pembangunan.
Sementara Illiza Saaduddin Djamal kini disebutkan akan kembali ke panggung politik Banda Aceh setelah dia gagal melaju ke DPR 2024-2029. Sebenarnya perolehan suara Illiza cukup untuk mengunci satu kursi, tetapi karena PPP tidak mencapai suara ambang batas membuat Illiza gagal ke Senayan.
Satu nama lagi yang muncul adalah Nasir Djamil, anggota DPR dari PKS. Sebagai partai pemenang Pemilu 2024 Kota Banda Aceh, PKS memiliki peluang besar untuk memenangi pertarungan di eksekutif.
Alkaf mengatakan, sangat menarik untuk mengamati Pilkada Kota Banda Aceh karena arena pertarungan diisi tokoh-tokoh besar dan berpengaruh. ”Di luar empat tokoh ini tidak ada potensi, hanya untuk mencari popularitas,” kata Alkaf.
Selain empat nama tersebut, terdapat politisi muda dari Golkar dan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Banda Aceh, Haeqal Asri. Setelah kalah dalam Pemilu 2024, politisi berusia 34 tahun ini ingin menantang dirinya bertarung lagi di Pilkada Banda Aceh. Dia telah mendaftar sebagai bakal ke Partai Demokrat, Nasdem, dan Gerindra.
”Ada banyak program yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Haeqal.
Wali kota harus usia muda. Punya jiwa kreatif.
Sebelumnya Irwan Djohan mengatakan, Pilkada 2024 merupakan kesempatan terakhir bagi dirinya untuk mencalonkan diri, baik secara usia maupun momentum situasi politik.
”Usia saya saat ini 53 tahun. Jika menunggu periode selanjutnya, secara usia tidak cocok lagi. Wali kota harus usia muda. Punya jiwa kreatif,” kata Irwan.
Meski demikian, langkah Irwan untuk menjadi calon wali kota tidak mudah. Sebab, dia belum mengantongi restu dari partainya, Nasdem. Irwan masih menunggu restu partai atau membangun komunikasi dengan partai lain dan mempersiapkan diri maju dari jalur independen.