Jangankan etika bernegara, saat ini etika berkendara saja kita sedang krisis!
Oleh
GEORGE A GAROT
·2 menit baca
Perilaku tidak tertib berkendara di Jakarta terasa makin marak. Banyak pengendara sepeda motor melanggar aturan lalu lintas, seperti berkendara tanpa helm, melewati jalan layang non-tol (JLNT), anak di bawah umur berkendara di jalan raya abai terhadap rambu lalu lintas, dan ojek daring melaju sambil melihat orderan di telepon genggamnya. Yang juga memprihatinkan, perilaku pengendara motor yang seenaknya melawan arus.
Di Jalan Ciputat Raya (yang berlaku satu arah), Jakarta Selatan, setiap hari banyak pengendara motor yang melawan arus sepanjang jalan tersebut. Mulai dari Stasiun Kebayoran Lama sampai ke Tanah Kusir melawan arus, lewat depan Kantor Kepolisian Sektor Kebayoran Lama. Namun, tidak ada satu pun pelanggar lalu lintas yang ditegur, ditilang, atau ditangkap petugas.
Hal seperti ini tidak berbeda dengan perilaku pengendara mobil. Makin banyak kita temukan perilaku tidak tertib, seperti parkir sembarangan, menyerobot antrean, mengemudikan kendaraan sambil memainkan telepon genggam, dan membuang abu rokok ke jalan yang membahayakan pengendara lain, khususnya sepeda motor.
Tak sedikit mobil pribadi yang menggunakan perangkat, seperti lampu rotator dan lampu sorot tambahan ke arah depan dan bahkan ke belakang sehingga menyilaukan mata pengendara lainnya, mobil pejabat yang menggunakan sirene melewati bahu jalan tol berusaha menerobos antrean, warga sipil yang menggunakan pelat nomor TNI-Polri dan berperilaku arogan. Dan, banyak lagi.
Pada April ini setidaknya terjadi dua peristiwa menyedihkan. Di daerah Kembangan, Jakarta Barat, sejumlah remaja melakukan konvoi sepeda motor sambil mengibarkan bendera dan menyalakan flare yang akhirnya membuat sebuah mobil terbakar. Di sekitar Petukangan, seorang pengemudi mobil yang seenaknya memarkir kendaraan di tengah jalan, lalu turun dari mobil, pergi membeli makanan di pinggir jalan sehingga membuat kemacetan. Ketika ditegur, malah balik marah kepada yang menegur. Kejadian ini terekam video warga dan menjadi viral.
Sepertinya tidak ada yang peduli dengan perilaku berkendara dan berlalu lintas. Institusi mana yang bertanggung jawab atas hal ini? Apakah masyarakat diharapkan untuk tahu aturan berlalu lintas dengan sendirinya?
Jangankan etika bernegara, saat ini etika berkendara saja kita sedang krisis!