Rabies Renggut Empat Nyawa di Kalimantan Barat dalam Empat Bulan Terakhir
Rabies telah merenggut empat nyawa di Kalimantan Barat dalam empat bulan terakhir.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Selama Januari-April 2024 terdapat empat kasus kematian warga akibat gigitan hewan penular rabies di Kalimantan Barat. Mereka rata-rata datang ke fasilitas pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan parah.
Rabies merupakan penyakitzoonosis yang disebabkan virus rabies dari genus Lyssavirus, keluarga Rhabdoviridae. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Barat Erna Yulianti, Jumat (3/5/2024) malam, menuturkan, selama Januari-April, terdapat 1.561 kasus gigitan hewan penular rabies. Dari 1.561 kasus tersebut, yang sudah ditangani dan mendapat vaksin antirabies sejumlah 1.414 kasus.
”Dari 14 kabupaten/kota, kasus gigitan hewan penular rabies yang cukup tinggi terdapat di Kabupaten Landak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Bengkayang, Kota Singkawang, dan Kabupaten Ketapang,” ungkapnya.
Selama periode tersebut, ada empat kasus kematian akibat gigitan hewan penular rabies. Tiga kasus terjadi di Kabupaten Landak dan satu kasus di Kabupaten Mempawah. Pasien rata-rata datang ke fasilitas pelayanan kesehatan dalam keadaan sudah parah. Pasien yang digigit hewan penular rabies ini tidak melaporkan kejadian kepada pihak puskesmas ataupun aparatur desa.
”Saya mengharapkan, masyarakat yang mengetahui kasus gigitan anjing, kucing, maupun kera segera melaporkan kejadian kepada aparat desa dan puskesmas agar segera ditangani,” ujar Erna.
Sementara kasus hewan penular rabies segera dilaporkan kepada dinas peternakan agar diinvestigasi untuk mengetahui apakah hewan tersebut menimbulkan gejala rabies atau tidak. Anjing yang dicurigai sebagai penular rabies bisa memiliki sejumlah gejala. Anjing yang dicurigai menjadi penular rabies biasanya lebih progresif dari sebelumnya. Matanya merah, mengeluarkan air liur berlebihan, serta takut dengan cahaya matahari dan air.
Adapun gejala klinis pada manusia setelah digigit anjing penular rabies pada umumnya demam dan ada keluhan mual, rasa nyeri seperti terbakar di daerah gigitan, dan nyeri tenggorokan. Secara spesifik pasien juga takut dengan cahaya matahari dan air serta mengeluarkan air liur berlebihan.
Stok vaksin antirabies (VAR) di Dinkes Provinsi Kalbar sebanyak 5.267 vial. Jumlah vaksin yang sudah didistribusikan ke kabupaten/kota 3.717 vial berdasarkan permintaan kabupaten/kota. Dinkes provinsi dan sejumlah pemangku kebijakan selalu bekerja sama dalam melakukan edukasi, promosi kesehatan, distribusi vaksin antirabies, pengendalian, dan pencegahan.
Dinas terkait di kabupaten/kota diminta lebih aktif memberi edukasi kepada masyarakat melalui promosi kesehatan tentang bagaimana memelihara dan menjaga hewan peliharaan mereka. Kemudian segera lakukan vaksinasi agar hewan sehat.
Pertolongan pertama
Penjabat Gubernur Kalbar Harisson pekan lalu mengingatkan, pertolongan pertama pada warga yang digigit hewan penular rabies adalah mencuci luka gigitan di air mengalir dengan sabun. Tujuannya untuk membuang virus yang masuk. Setelah itu, beri cairan antiseptik, lalu segera bawa ke petugas kesehatan.
Harisson menuturkan pula, salah satu pasien di Kabupaten Landak merupakan anak berusia 14 tahun yang digigit anjing pada September. Sayangnya, setelah digigit anjing, pasien tidak dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan sehingga tidak mendapatkan perawatan yang semestinya.
Masa inkubasi virus rabies berlangsung delapan hari hingga dua tahun. Jadi, walaupun luka sudah sembuh, ternyata virusnya masih ada di dalam tubuh dan terus menyerang saraf. Setelah timbul gejala berat, pasien tersebut baru dibawa ke rumah sakit dan tidak tertolong.
Harisson meminta kepada masyarakat yang memelihara hewan penyebab rabies, misalnya anjing, kucing, dan kera, untuk meminta petugas dinas peternakan memberi vaksin pada hewan peliharaan mereka. Selain itu, apabila digigit hewan penyebab rabies, langsung datang ke petugas kesehatan baik di puskesmas maupun rumah sakit agar segera ditangani.