Kisah Cinta Beda Usia Perempuan Paruh Baya
Jatuh cinta membuat orang bahagia sekaligus menjadikannya seolah buta karena tak peduli rintangan, termasuk beda usia.
Konon cinta itu buta lantaran dia tak sudi memandang rupa, harta, dan bahkan juga usia. Akibatnya, mereka yang tengah dilanda jatuh cinta akan selalu berupaya memaklumi apa pun kekurangan kekasih hati.
Cinta juga konon dipahami bisa datang secara tiba-tiba dan tanpa disangka-sangka. Begitu terkena anak panah cinta, seseorang hanya akan bisa pasrah menerima dengan penuh sukacita.
Konsep cinta itu menjadi inti cerita film drama romansa The Idea of You (2024), hasil adaptasi novel terkenal berjudul sama dan terbit tahun 2017 karya Robinne Lee. Film yang disutradarai Michael Showalter ini diproduksi secara orisinal dan ditayangkan di kanal pemutar film daring berbayar (OTT) Prime Video per 2 Mei 2024.
Film drama percintaan sejoli berbeda usia ini dikisahkan melibatkan seorang ibu tunggal hasil perceraian, yang baru saja memasuki usia 40 tahun, Solène (Anne Hathaway). Saat mengantar anak semata wayangnya, Izzy (Ella Rubin), beserta dua sahabatnya, Solène berjumpa dan berkenalan dengan Hayes Campbell (Nicholas Galitzine).
Film ini dimaksudkan untuk fokus pada seorang perempuan paruh baya, yang coba mengklaim kembali seksualitasnya ke titik di mana masyarakat secara tradisional mengabaikan (perempuan).
Hayes sendiri adalah seorang penyanyi utama kelompok vokal pemuda (boyband) yang tengah naik daun dan digilai banyak penggemarnya, August Moon. Kelompok boyband August Moon ini tengah bermain di Festival Musik Coachella.
Solène tak sengaja masuk kabin Hayes yang tengah bersiap untuk tampil. Dalam perjumpaan singkat itu, percikan asmara di antara keduanya mulai tercipta. Tak disangka penyanyi yang berusia nyaris separuh umur Solène tadi nekat mencari dan mendatangi tempat bekerja janda cerai paruh baya itu.
Dalam film, Solène diceritakan berprofesi sebagai seorang kurator dan juga pedagang benda seni (art dealer) di sebuah galeri seni di kota tempat tinggalnya. Dengan alasan tengah mencari benda-benda seni untuk mengisi rumah barunya, Hayes berhasil menarik perhatian Solène.
Sejak itulah keduanya mulai berpacaran secara diam-diam. Bukan sekadar hubungan pacaran biasa, interaksi di antara keduanya digambarkan sedemikian membara dan banyak diwarnai adegan-adegan percintaan panas.
Baca juga: Mencintai Hanya untuk Para Pemberani
Lewat percintaannya itu, Solène menemukan dan mendefinisikan kembali kisah hidupnya. Hal itu diakui pula oleh sang penulis novel, yang juga terlibat menggarap naskah versi filmnya, Robinne Lee, seperti dikutip dalam artikel opininya di laman Time.com.
Dalam sebuah dialog, Solène menggambarkan dirinya sebagai seorang perempuan yang menikah di usia dini dan seolah terlepas dari masa mudanya. Hal itu lantaran pada usia 20 tahunan dia dan pacarnya menikah dan memiliki seorang anak. Secara emosional dia mengaku tak mengalami apa yang biasanya dialami gadis di usianya ketika itu karena sibuk mengurus bayi, suami, serta keluarga kecilnya.
Namun, pada usia paruh bayanya Solène kembali mengalami krisis, yang memengaruhi rasa percaya diri serta kemampuan menghargai dirinya sendiri. Hal itu lantaran sang suami, kekasih masa kuliah yang dinikahinya, belakangan mengaku punya wanita idaman lain.
Fakta itu menjadi semakin traumatik lantaran Solène menemukan fakta bahwa semua orang di sekitarnya, terutama rekan-rekan kerja dirinya dan mantan suaminya, justru sudah lama mengetahui. Saat Solène akhirnya mengetahui sang suami selingkuh, hal itu sudah sangat terlambat.
Yang lebih menyakitkan lagi, sang suami, Daniel (Reid Scott), malah menyatakan dirinya jatuh cinta kepada selingkuhannya itu.
Terinspirasi Harry Styles
Terkait novelnya, sang penulis, Robinne Lee, membenarkan bahwa salah satu karakter utamanya di cerita, Hayes, terinspirasi sejumlah orang terkenal. Selain terinspirasi Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris Raya, karakter Hayes yang seorang penyanyi idola disebut sangat mendekati artis penyanyi sungguhan, Harry Styles.
Baca juga: Emosi, Sensualitas, dan Rumus Lama Sutradara Guadagnino
Pada dunia nyata penyanyi pop terkenal, Harry Styles diketahui kerap berkencan dengan perempuan-perempuan yang jauh lebih tua. Secara penampilan fisik pun, baik Styles maupun karakter Hayes, juga berpenampilan cuek dengan aneka gambar tato bertebaran di tubuh.
Dalam salah satu dialog Hayes juga digambarkan punya keinginan dan ambisi untuk bisa dipandang lebih serius di dunia musik, seperti juga diinginkan Styles di dunia nyata. Walau membenarkan ada banyak kemiripan, sang penulis novel menyebut dirinya lebih memosisikan cerita dari sudut pandang perempuan.
”Film ini dimaksudkan untuk fokus pada seorang perempuan paruh baya yang coba mengklaim kembali seksualitasnya ke titik di mana masyarakat secara tradisional mengabaikan (perempuan). Jadi, meskipun ada kisah tentang romansa perbedaan usia dengan seorang selebritas, hal itu adalah kiasan fiksi penggemar yang populer. Kemiripannya hanya terlihat di permukaan,” tutur Lee.
Meski begitu, terdapat perbedaan mendasar antara versi novel garapan Lee dan versi film garapan sutradara Michael Showalter. Mengutip laman Radiotimes.com, sang sutradara ingin menghadirkan akhir cerita yang jauh lebih ”penuh harapan” ketimbang versi novelnya.
”Jadi, kami tentu saja bisa mengakhiri film ini dengan cara berbeda. Namun, untuk cerita ini kami merasa akhir yang lebih menggembirakan adalah hal yang paling memuaskan bagi penonton kami. Dan, pada akhirnya, penonton adalah hal yang paling penting saat membuat film seperti ini,” ujarnya saat diwawancara Radiotimes.com.