Pengendara Berisiko Menghirup Zat Karsinogen di Dalam Mobil
Bahan-bahan penghambat api pada interior mobil berpotensi mencemari pengendara dengan zat karsinogen.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kebanyakan pabrikan mobil telah menambahkan bahan kimia penghambat api di busa kursi dan material interior. Namun, penelitian terbaru menunjukkan, bahan-bahan ini bisa menyebabkan pengguna mobil terpapar bahan pencemar yang bersifat karsinogenik atau pemicu kanker.
Laporan studi ini telah diterbitkan di jurnal Environmental Science & Technology pada Selasa (7/5/2024). ”Penelitian kami menemukan bahwa material interior melepaskan bahan kimia berbahaya ke udara kabin mobil kita,” kata penulis utama Rebecca Hoehn, ilmuwan di Duke University.
Menurut Hoehn, mengingat rata-rata pengemudi menghabiskan waktu lebih dari satu jam di dalam mobil setiap hari, hal ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan. ”Hal ini terutama mengkhawatirkan bagi pengemudi dengan perjalanan yang lebih lama serta penumpang anak-anak yang menghirup udara lebih banyak dibandingkan orang dewasa,” katanya.
Dalam kajian ini, para peneliti mendeteksi zat penghambat api di dalam kabin 101 mobil yang dibuat tahun 2015 atau lebih baru di seluruh Amerika Serikat (AS). Secara total, 99 persen mobil mengandung tris (1-kloro-isopropil) fosfat (TCIPP), zat penghambat api yang sedang diselidiki oleh Program Toksikologi Nasional AS sebagai potensi karsinogen.
Sebagian besar mobil memiliki bahan penghambat api ester organofosfat tambahan, termasuk tris (1,3-dikloro-2-propil) fosfat (TDCIPP) dan tris (2-kloroetil) fosfat (TCEP), dua karsinogen California Proposition 65. Bahan ini dan bahan penghambat api lainnya juga dikaitkan dengan kerusakan neurologis dan reproduksi.
Sekitar setengah dari mobil diuji pada musim panas dan musim dingin. Cuaca yang lebih hangat dikaitkan dengan konsentrasi penghambat api yang lebih tinggi karena pelepasan gas dari komponen interior seperti busa kursi meningkat karena suhu yang lebih tinggi. Interior kendaraan bisa mencapai hingga 65 derajat celsius.
Para peneliti juga menganalisis sampel busa jok dari 51 mobil dalam penelitian tersebut. Kendaraan yang mengandung TCIPP yang diduga karsinogen dalam busanya cenderung memiliki konsentrasi TCIPP yang lebih tinggi di udara sehingga busa tersebut merupakan sumber penghambat api di udara kabin.
Bahan penghambat api ditambahkan ke busa kursi untuk memenuhi Standar Keselamatan Kendaraan Bermotor Federal (FMVSS) 302 dari Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) AS. Standar mudah terbakar api terbuka yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970-an dan tetap tidak berubah.
”Petugas pemadam kebakaran khawatir bahwa penghambat api berkontribusi terhadap tingkat kanker yang sangat tinggi,” kata Patrick Morrison, yang mengawasi kesehatan dan keselamatan untuk 350.000 petugas pemadam kebakaran AS dan Kanada di Asosiasi Pemadam Kebakaran Internasional.
Mengisi produk dengan bahan kimia berbahaya ini tidak banyak membantu mencegah kebakaran pada sebagian besar kegunaannya. Hal itu malah membuat kobaran api menjadi lebih berasap dan lebih beracun bagi korban dan terutama bagi petugas pertolongan pertama. ”Saya mendesak NHTSA untuk memperbarui standar mudah terbakar agar dapat dipenuhi tanpa bahan kimia penghambat api di dalam kendaraan,” ucap Morrison.
Kendaraan yang mengandung TCIPP yang diduga karsinogen dalam busanya cenderung memiliki konsentrasi TCIPP yang lebih tinggi di udara sehingga busa tersebut merupakan sumber penghambat api di udara kabin.
Pembaruan tersebut akan mencerminkan perubahan pada standar mudah terbakar di California untuk furnitur dan produk bayi, yang satu dekade lalu telah diperbarui menjadi standar modern yang dipenuhi tanpa bahan penghambat api. Khususnya, pembaruan ini telah mempertahankan, atau bahkan sedikit meningkatkan, keselamatan kebakaran furnitur dan menurunkan tingkat penghambat api di rumah-rumah di AS.
Studi epidemiologis menunjukkan bahwa rata-rata anak-anak di AS kehilangan tiga hingga lima poin IQ akibat paparan satu bahan penghambat api yang digunakan pada mobil dan furnitur. Lebih lanjut, sebuah makalah penelitian baru-baru ini memperkirakan bahwa mereka yang memiliki kadar penghambat api tertinggi dalam darahnya memiliki risiko kematian akibat kanker sekitar empat kali lipat dibandingkan orang dengan kadar penghambat api terendah.
”Anda mungkin dapat mengurangi paparan terhadap bahan penghambat api di mobil Anda dengan membuka jendela dan parkir di tempat teduh,” kata rekan penulis Lydia Jahl, ilmuwan senior di Green Science Policy Institute.
Namun, yang benar-benar dibutuhkan adalah mengurangi jumlah bahan penghambat api yang ditambahkan ke mobil. Perjalanan ke tempat kerja tidak boleh menimbulkan risiko kanker, dan anak-anak tidak boleh menghirup bahan kimia yang dapat membahayakan otak mereka dalam perjalanan ke sekolah.