Masjidil Haram hingga Masjid Al Azhar Sambut Jemaah Itikaf Malam ”Lailatul Qadar”
Ada 15 juta orang telah mendaftar itikaf di Masjid Nabawi. Semua ingin mencari ”lailatul qadar”.
Oleh
LUKI AULIA
·3 menit baca
MEKKAH, JUMAT — Pengelola Masjidil Haram di Mekkah, Masjid Al Azhar di Kairo, hingga Masjid Jamia atau Masjid Lima Kubah di Quetta bersiap menyambut malam lailatul qadar. Pengelola dibantu ribuan sukarelawan untuk melayani lonjakan hingga belasan juta anggota jemaah.
Dilaporkan Saudi Press Agency (SPA) pada Jumat (29/3/2024), pengelola Masjidil Haram dan Masjid Nabawi bersiap menyambut dua pekan terakhir Ramadhan. Lonjakan ditaksir akan terjadi mulai Jumat ini sampai hari terakhir Ramadhan.
Presiden Pengelola Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Abdurrahman Al-Sudais menyebut, 10 hari terakhir Ramadhan merupakan momen terpenting. Pengelola masjid dan Pemerintah Arab Saudi telah menyiapkan penyambutan bagi jemaah yang akan itikaf atau menghabiskan waktu di masjid.
Pada 10 terakhir Ramadhan, Muslim dianjurkan lebih banyak berada di masjid. Pada malam-malam sebelum tanggal ganjil atau malam lailatul qadar, lebih banyak lagi yang itikaf.
Setiap orang yang ingin itikaf di Masjidil Haram harus mendaftar lewat nusuk. Aplikasi itu dibuat Pemerintah Arab Saudi untuk pelayanan jemaah haji dan umrah. Pendaftar harus berusia minimal 18 tahun.
Sejauh ini, sebagaimana dilaporkan Al-Arabiya, 15 juta orang telah mendaftar itikaf di Masjid Nabawi. Khusus untuk Raudah, area dalam Masjid Nabawi dan bersebelahan dengan makam Nabi Muhammad, sudah 500.000 orang mendapat izin masuk.
Baca juga: Masjid-masjid Bersejarah di Madinah Setelah menunaikan umrah di Masjidil Haram, banyak anggota jemaah yang menuju ke Masjid Nabawi dan mengunjungi tempat-tempat ibadah dan bersejarah lainnya. Pihak berwenang di Madinah sudah siap melayani jemaah. Lebih dari 8,5 juta makanan untuk berbuka puasa akan disediakan bagi jemaah.
Menurut data pemerintah, terdapat sekitar 280 juta anggota jemaah di Masjid Nabawi sepanjang 2023. Untuk tahun ini diperkirakan ada 90.000 orang yang datang. Dengan luas sekitar 67.000 meter persegi, Masjid Nabawi bisa diakses melalui 24 anak tangga yang terletak di dekat pintu masuk masjid.
Pengerahan sukarelawan
Sukarelawan dari sipil dan militer dikerahkan untuk melayani lonjakan jemaah. Para sukarelawan terutama fokus memecah kerumunan agar tidak ada penumpukan orang di satu lokasi. Di Masjidil Haram, jemaah bisa melihat kepadatan masjid secara daring.
Sementara Otoritas Urusan Umum di Masjid Nabawi, Madinah, memperketat pengaturan arus masuk dan keluar masjid. Pengawas dikerahkan ke berbagai titik di sekitar masjid.
Mereka bertugas memastikan kelancaran pergerakan di koridor, mencegah kepadatan berlebih, dan mengatur area shalat di dalam masjid. Mereka juga membantu menyiapkan tempat yang tepat untuk berdoa dan memastikan orang bisa leluasa bergerak dan nyaman.
Untuk Ramadhan tahun ini, Pemerintah Arab Saudi menetapkan lantai dasar Masjidil Haram hanya boleh dimasuki jemaah umrah. Siapa pun yang tidak mengenakan kain ihram dan tidak dapat menunjukkan izin di nusuk akan diminta ke lantai atas.
Riyadh juga hanya mengizinkan setiap orang umrah sekali saja selama Ramadhan. Setelah itu, jamaah bisa ke Masjidil Haram, kecuali di lantai pertama. Dengan membatasi sekali saja ini, kerumunan bisa lebih mudah dikelola. Izin umrah harus didapatkan lewat nusuk. Aplikasi akan otomatis menolak permohonan kedua dan seterusnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Mekkah Wael Motair mengatakan, tiga layanan kesehatan darurat disiagakan di sekitar Masjidil Haram. Layanan tersedia di lantai pertama dekat sayap Raja Fahd, Gerbang Safa, dan jembatan Ajyad. Selain itu, sebagaimana dilaporkan Arab News, ada pusat layanan kesehatan di sayap Raja Abdullah.
Sejak beragam renovasi, kapasitas Masjidil Haram mencapai 130.000 orang per jam. Kapasitas itu belum termasuk halaman luar yang mengelilingi masjid. Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mencatat 8 juta anggota jemaah umrah di paruh pertama Ramadhan.
Masjid lain
Dari Kairo, Mesir, dilaporkan, pengelola Masjid Al-Azhar juga bersiap melayani jemaah itikaf. Di Ramadhan tahun ini, sebagaimana dilaporkan Al-Ahram, pengelola juga merayakan 1.084 tahun masjid tersebut.
Meski sejarah mencatat pembangunan dimulai pada bulan Jumadil Awal, pengelola masjid menetapkan 7 Ramadhan sebagai ulang tahun masjid. Keputusan itu dibuat pada 2018. Berusia lebih dari 10 abad, Al-Azhar jadi salah satu masjid penting bagi Muslim di berbagai negara. Karena itu, setiap Ramadhan selalu banyak orang datang ke masjid itu. Layanan dari pengelola ke jemaah berupa penyediaan makan hingga air untuk wudhu dan berbilas.
Di Masjid Jamia Quetta, Pakistan, yang dibangun ulang pada 2006, ribuan anggota jemaah juga menghabiskan waktu selama Ramadhan. Seperti di berbagai masjid lain, pengelola menyiapkan paket makanan buka puasa dan sahur.
Kini, masjid itu berkapasitas hingga 4.600 orang. Kapasitasnya semakin besar jika menghitung jamaah yang beribadah di halaman dan teras masjid.