Ketika harga kebab terus melambung tak terkendali, warga Jerman tiba-tiba merindukan kanselir lama, Angela Merkel.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·1 menit baca
Berlin
Hari-hari belakangan ini, bukan harga gas yang bikin warga Jerman pusing tujuh keliling, melainkan harga kebab. Dua tahun terakhir ini, harga kebab di negara itu naik berlipat-lipat. Dua tahun lalu, harganya masih di kisaran 4 euro (Rp 69.000), kini di beberapa kota sudah tembus 10 euro (Rp 172.000).
Gara-gara kebab, Kanselir Jerman Olaf Scholz pun kerap jadi sasaran komplain warganya, khususnya kaum muda. ”Cukup mengagetkan ke mana pun saya pergi, terutama dari anak-anak muda, saya selalu ditanya, kenapa tak ada pengendalian harga kebab,” tutur Scholz, seperti dikutip The Guardian, Selasa (7/5/2024).
Pernah di suatu acara, Scholz dihampiri seorang anak muda yang merajuk padanya. ”Saya sekarang harus keluar 8 (euro untuk beli kebab)... bilang ke (Presiden Rusia Vladimir) Putin, saya ingin beli seharga 4 euro,” ujar anak muda itu.
Masalah kebab pun kini jadi isu politik di Jerman. Partai sayap kiri, Die Linke, mendorong pemerintah mengucurkan subsidi untuk mengendalikan harga kebab. Sama saat harga sewa apartemen meroket, pemerintah federal turun tangan memberi subsidi.
Melalui media sosial, pemerintahan Scholz berusaha menjelaskan bahwa masalah kebab itu, antara lain, dipicu oleh kenaikan upah dan harga energi.
Kebab diperkenalkan ke Jerman—dan rasanya disesuaikan dengan selera lidah warga negara itu—oleh para imigran dari Turki. Kebab termasuk makanan populer di Jerman, terutama di kalangan anak mudanya. Selain dulu harganya terjangkau kantong mereka, kebab juga mudah didapat. Banyak penjual menjajakannya di kios-kios di pinggir jalan.
Diperkirakan, dalam setahun penjualan kebab di Jerman mencapai 7 miliar euro. Partai Die Linke mengestimasi, dengan perkiraan 1,3 miliar kebab dikonsumsi tiap tahun—di Berlin saja, kira-kira 400.000 kebab dikonsumsi per hari—dibutuhkan subsidi 4 miliar euro per tahun.
Namun, Scholz tak berminat dengan rekomendasi itu. Dalam ekonomi pasar bebas, kata dia, tak mungkin mengendalikan harga. Alih-alih mengatasi situasi, dia lebih memuji bank sentral Eropa yang berupaya menurunkan angka inflasi.
Tak sabar melihat pemerintahan Scholz kurang gercep menangani isu kebab, sebagian anak muda lewat medsos meminta kanselir lama, Angela Merkel, turun tangan memimpin Jerman lagi. Di masa Merkel, kata anak muda Jerman, ”Harga kebab selalu terkendali”.
Benar kata orang, urusan perut, jangan main-main....