logo Kompas.id
NusantaraWarga Surabaya Nikmati Panen...
Iklan

Warga Surabaya Nikmati Panen Cabai

Oleh
· 3 menit baca

SURABAYA, KOMPAS — Dorongan Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, kepada warganya untuk swasembada cabai rawit, yang digalakkan pada April lalu, mulai membuahkan hasil. Sebagian warga kini bisa memetik dan menikmati cabai rawit yang panen di sejumlah lahan terbuka di "Kota Pahlawan", dari tingkat rukun tetangga hingga sekolahan.Pada 15-17 April lalu, Pemkot Surabaya bekerja sama dengan Komunitas Bicara Surabaya, Polrestabes Surabaya, dan Kejaksaan Negeri Surabaya membagikan satu juta bibit cabai kepada masyarakat. Sebanyak 155.000 bibit cabai dibagikan di 31 kecamatan melalui aparatur yang datang ke kantor Wali Kota Surabaya. Setiap kecamatan mendapat 5.000 bibit cabai.Lima bulan setelah pembagian bibit itu, panen cabai terlihat di sejumlah area permukiman warga. Salah satunya terlihat di lingkungan RW 007 Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Selasa (19/9). Cabai rawit ditanam di lahan seluas sekitar 80 meter persegi, tepat di sebelah pos satpam.Ketua RW 007 Kelurahan Kedung Baruk, Brahmastagiri, mengatakan, pihaknya memperoleh 350 bibit cabai pada awal Mei. Secara bergantian, warga, pengurus RT dan RW, serta petugas satpam setiap hari merawat bibit cabai. "Hingga kini, sekitar 200 keluarga sudah menikmati hasil panen tiga kali," ujarnya.Pada panen pertama, Juli lalu, kebun mereka menghasilkan 6 kilogram cabai rawit. Pada panen kedua, yakni pada Agustus, dan panen ketiga, September ini, warga memperoleh sekitar 8 kg. Hasil panen itu boleh diambil warga tanpa dipungut biaya. "Warga menjadi mandiri dan tak lagi resah jika harga cabai rawit kembali melambung tinggi," kata Brahmastagiri. Pohon cabai yang ditanam di sepanjang Jalan Irian Barat, Kelurahan Gubeng, juga tampak mulai berbuah. Menurut Sul (53), warga Gubeng, pohon cabai di kawasan itu mulai berbuah sekitar satu bulan lalu. Dia berharap pohon cabai di sepanjang Kali Massegera panen agar bisa dimanfaatkan warga. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terus mendorong masyarakat mengoptimalkan keterbatasan lahan dengan menanam beragam tanaman, yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, salah satunya cabai rawit. "Meskipun lahan sempit, selama bisa dioptimalkan tentu akan menghasilkan dan bermanfaat bagi masyarakat," katanya.Bibit cabai dibagikan kepada semua sekolah negeri, lembaga pemerintah, kepolisian, kejaksaan, militer, dan warga.Menanam cabai di pekarangan rumah atau lahan kosong di lingkungan RT dan RW dinilai memiliki banyak manfaat. Selain manfaat ekonomis, aktivitas menanam dan merawat tanaman juga dianggap menyehatkan warga karena mereka harus aktif bergerak. "Kebiasaan rata-rata masyarakat setiap makan harus ada sambal, maka ketika harga cabai naik inflasi langsung naik. Lebih baik ditanam sendiri di rumah masing-masing dan di lahan kosong sehingga harga cabai terkendali," kata Risma. Terus anjlokDi sejumlah daerah, harga cabai terus anjlok. Di Serang, Banten, misalnya, harga cabai rawit di beberapa pasar tradisional anjlok karena dipicu banyaknya stok di pasar dan pengepul. Meskipun harga turun drastis, penjualan cabai tak meningkat.Nana (43), pedagang di Pasar Lama, Selasa, mengatakan, harga cabai rawit biasa saat ini Rp 18.000 per kg. "Sebelum turun, harga cabai rawit Rp 30.000 per kilogram," ujarnya.Menurut Nana, harga cabai yang turun drastis adalah cabai rawit setan Rp 25.000 per kg. Dua bulan lalu, harga cabai kecil itu Rp 100.000 per kg. (ADY/BAY)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000