Hijau Surabaya Inspirasi Dunia
Berbagai usaha menggerakkan warga agar peduli kebersihan lingkungan yang terdekat, yakni rumah sendiri, awalnya tak mudah. Karena itu, Pemkot menggagas banyak cara agar warga peduli kebersihan lingkungan.
Ternyata, cara yang paling ampuh adalah mendekati para ibu rumah tangga lewat kegiatan arisan PKK di tingkat RT. Selain itu, menggandeng karang taruna dan menanamkan rasa cinta lingkungan bagi siswa SD hingga SMA.
Awalnya, gerakan cinta lingkungan sekadar agar warga tak membuang sampah sembarangan. Diperkenalkan budaya bahwa sampah rumah tangga harus dibungkus dalam plastik lalu dibuang ke tempat yang ada di depan rumah masing-masing. Sukses mengajak membuang sampah pada tempatnya, ditindaklanjuti Pemkot dengan mengajak warga memilah sampah sekaligus mendaur ulang menjadi kerajinan. Adapun sampah organik dijadikan kompos.
Berbagai lomba kebersihan dan keasrian lingkungan RT hingga tingkat Kota Surabaya bergulir sejak 2010 hingga kini. Program ini mampu memotivasi warga menghijaukan sekaligus menata lingkungan.
Kerja keras arek suroboyo dalam mengelola lingkungan dan permukiman mampu mengubah wajah kota seluas 350 kilometer persegi ini menjadi hijau dan bersih. Tak hanya di jalan utama yang hijau, tetapi hingga permukiman di sudutsudut kota. Hal ini diapresiasi oleh lembaga dunia melalui pemberian penghargaan Global Green City Award 2017 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pengakuan dunia untuk kategori Global Green City ini diterima Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam acara The 12th Global Forum on Human Settlements (GFHS) & Sustainable Cities and Human Settlements Awards (SCAHSA) di Markas PBB di New York, 30 Oktober lalu.
PBB menilai kegiatan bersih kampung dan bersih sungai yang digagas Pemkot Surabaya sangat bagus. ”Keterlibatan masyarakat dalam menghijaukan lingkungan dan wilayah kota benar-benar diapresiasi oleh PBB. Penghargaan ini buat arek suroboyo yang peduli lingkungan kotanya,” kata Risma.
PBB menilai, Surabaya memiliki udara lebih baik, banjir berkurang, air bersih merata, volume sampah turun, dan jumlah pohon makin banyak.
Penghargaan yang diterima kota dengan 147 taman ini merupakan buah kerja keras seluruh warga yang diawali gerakan bersih-bersih, penataan permukiman kumuh, serta penghijauan dan penambahan ruang terbuka hijau dan ruang publik, termasuk menambah panjang jalur pedestrian. Surabaya kini dinobatkan sebagai salah satu kota hijau dan bersih di dunia. Surabaya termasuk tiga kota terbaik dunia kategori Global Green City bersama kota Maanheim (Jerman) dan Provinsi Zhejiang (China).
Di depan forum GFHS, Risma memaparkan beberapa program dan gerakan untuk membuat Surabaya semakin nyaman sekaligus membuat warga sejahtera. Dari mendaur ulang sampah, banyak ibu rumah tangga memiliki sumber mata pencaharian. ”Tak hanya plastik, kaleng, atau botol sisa bungkus makanan dan minuman, bahkan kulit bawang bisa jadi karya kerajinan yang cantik,” katanya.
Produk bunga sintetis warna warni dirintis sekelompok ibu-ibu di Jambangan yang membuat bunga dari kulit bawang merah dan putih. Agar bisa dimanfaatkan menjadi produk kerajinan, cara mengupas bawang ada tekniknya sehingga tetap utuh dan mudah diolah.
Pahlawan ekonomi
Di depan forum GFHS, yang diikuti oleh gubernur, wali kota, perusahaan dan individu dari sejumlah negara, Risma memaparkan pengembangan program Pahlawan Ekonomi, salah satu kesuksesan Surabaya. Program ini mengangkat harkat dan martabat ibu-ibu di kampung yang diberi pelatihan keterampilan sesuai bakat dan minat kemudian didampingi hingga mampu mengakses pasar.
Program ini awalnya menyasar para ibu dari keluarga miskin, mantan pekerja seks, dan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga. Dalam perjalanannya, semakin banyak ibu yang mengikuti pelatihan dan sukses, bahkan ada yang memasarkan produk secara online (dalam jaringan).
”Untuk memperbaiki ekonomi lokal, Pemkot Surabaya menginisiasi program pemberdayaan perempuan. Kini program melebar ke kelompok anak muda,” katanya.
Program pemberdayaan kaum perempuan di Surabaya cepat berkembang karena mereka mendapat bimbingan hingga benar-benar mandiri memasuki pasar. Seiring dengan itu, Pemkot menata kampung yang saat itu kumuh dan jorok dengan tingkat kriminalitas tinggi.
”Pemkot Surabaya memperbaiki infrastruktur, sanitasi, dan kampung, termasuk permukiman nelayan di pinggir Pantai Kenjeran, sekaligus merangkul warga,” ujar Risma.
Kini, semua wilayah di Surabaya dibenahi, akses jalan terbuka dari utara ke selatan dan dari barat ke timur dengan adanya Jalan Ir Soekarno atau middle east ring road/MERR) sepanjang 10 kilometer. Jalan itu memudahkan mencapai seluruh penjuru kota sehingga tak ada lagi yang merasa di pinggiran.
Strategi dan inovasi
Risma juga menyampaikan beberapa hal, seperti transportasi kota dan pemanfaatan energi dari sampah di tempat pembuangan akhir Benowo. Juga strategi dan inovasi yang dilakukan di Kota Surabaya dalam satu tahun setelah dokumen New Urban Agenda di Quito pada 2016 diadopsi.
Saat di New York, Risma juga berkunjung ke Mayor’s Office of Tech+Innovation dan bertemu Miguel Gamino, Chief Technology Officer dari Mayor’s Office of Tech + Innovation untuk menjajaki kemungkinan kerja sama Surabaya dan New York, terutama terkait konsep kota cerdas masa kini.
Saat ini Pemkot Surabaya merasa perlu memanfaatkan teknologi informasi dalam pelayanan publik, tata cara penggunaan dunia maya dalam semua aspek pemerintahan, hingga pengembangan usaha rintisan (start up) yang melibatkan sumber daya masyarakat.
Menurut Gamino, tiga program unggulan New York yang diusulkan adalah efisiensi penggunaan Internet of Thing (IoT) dalam pelayanan publik, NYCxChallenges, program talent pool dari masyarakat untuk ikut memecahkan permasalahan kota melalui penggunaan teknologi digital, dan pengembangan aturan digital sebagai dasar hukum untuk menjadikan internet sebagai tempat aman bagi warga.
Dalam kesempatan itu, Jeff Merritt, perwakilan Pemerintah Kota New York, mengatakan, pada 2016, New York didaulat sebagai kota cerdas terbaik di dunia oleh Smart City Expo World Congress yang meliputi perwakilan lebih dari 600 kota di dunia. ”Surabaya pasti tidak kalah dari New York,” kata Jeff setelah mendengar beberapa informasi dari Risma terkait kondisi Surabaya terkini.
Keunggulan Surabaya dibandingkan dengan kota lain di Indonesia, kata Risma yang didampingi Konjen RI di New York, Abdul Kadir Jailani, karena tata kelola pemerintah menerapkan seperti e-government dan e-procurement dan pelayanan perizinan satu pintu secara daring. Sejak awal tahun juga digagas pengoperasian Command Center 112 yang memonitor denyut Surabaya sekaligus merespons semua permasalahan masyarakat secara cepat dan tepat selama 24 jam.
Ruang terbuka hijau terus ditambah agar lingkungan lestari dan kesejahteraan masyarakat terjaga. Penghargaan bukan tujuan. Yang lebih penting, warga sukarela menata dan menjaga lingkungan. Dengan demikian, anak cucu kelak bisa menikmati kenyamanan Kota Surabaya.