Tertimbun Belasan Jam, Jenazah Tiga Korban Longsor di Garut Ditemukan
Tim SAR gabungan menemukan jenazah tiga korban yang tertimbun longsoran material tanah di Kabupaten Garut.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Jenazah tiga korban yang belasan jam tertimbun tanah longsor di Kampung Sirnagalih, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, berhasil ditemukan. Tim SAR gabungan menemukan tiga jenazah pada Jumat (26/4/2024) setelah menggali menggunakan alat berat dan cangkul.
Berdasarkan data Polres Garut, longsor menimbun empat rumah di Kampung Sirnagalih pada Kamis (25/4/2024) sekitar pukul 19.00 WIB. Satu rumah yang dihuni tiga orang rusak berat.
Longsor dipicu hujan yang melanda daerah Garut dengan intensitas cukup deras dari siang hingga sore hari. Diperkirakan hujan berlangsung selama tujuh jam.
Tak lama setelah longsor, warga bersama petugas kepolisian dan TNI mulai mencari ketiga penghuni rumah tersebut. Mereka menggunakan alat cangkul untuk menggali material longsor yang tertimbun di rumah yang dihuni tiga warga.
Kepala Seksi Humas Polres Garut Inspektur Dua Susilo Adi memaparkan, identitas para korban yang meninggal dunia akibat tertimbun material longsor adalah Lilis (28) dan dua anaknya, Dini (3) serta Zeni (8). Sementara warga di tiga rumah lainnya dalam kondisi selamat.
”Tim SAR gabungan menemukan Lilis dan Dini pada pukul 11.30 WIB. Sementara korban ketiga Zeni ditemukan sekitar pukul 14.00 WIB,” kata Susilo.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Garut Kompol Dhoni Erwanto mengatakan, upaya evakuasi baru menggunakan alat berat pada Jumat ini sekitar pukul 07.00 WIB. Alat berat disiapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Garut.
Ia memaparkan, upaya pencarian melibatkan tim SAR gabungan yang berjumlah sekitar 100 personel. Tim SAR gabungan terdiri dari personel Polres Garut, TNI, Brimob Jawa Barat, Tim SAR Bandung, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Garut, dan sejumlah pihak lainnya.
”Jenazah seluruh korban telah dibawa ke Puskesmas Desa Talagajaya untuk divisum oleh dokter. Setelah proses itu, jenazah dimandikan dan langsung dikuburkan,” ujar Dhoni.
Ia pun mengimbau masyarakat setempat agar tidak beraktivitas di area terjadi longsor. Hal ini untuk menghindari longsor susulan yang dapat membahayakan keselamatan warga.
Tingkatkan kewaspadaan
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Teguh Rahayu memaparkan, wilayah Jawa Barat, termasuk kawasan Bandung Raya saat ini telah berada pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau biasa disebut pancaroba. Kondisi yang terjadi saat ini sudah memasuki awal musim kemarau.
Bagi warga yang sedang beraktivitas di luar ruangan, apabila terjadi hujan disertai petir dan angin kencang segera menepi dan berlindung di tempat aman.
Teguh pun mengimbau masyarakat mewaspadai terjadinya potensi cuaca buruk yang terjadi pada masa pancaroba. Dampak cuaca buruk yang dapat terjadi, seperti hujan dengan intensitas lebat yang disertai petir dan angin kencang hingga berpotensi terjadi angin puting beliung.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat, terjadi 68 bencana alam dari tanggal 1 April hingga 25 April 2024. Sebanyak 68 kejadian ini meliputi 28 bencana angin puting beliung, 23 bencana longsor, dan 17 bencana banjir.
Sebanyak 68 kejadian ini mengakibatkan 237 rumah rusak, 3.395 rumah terendam, dan 1.506 warga terdampak. Tiga warga di antaranya meninggal dunia.
”Waspada terjadi bencana banjir, longsor, hingga puting beliung. Bagi warga yang sedang beraktivitas di luar ruangan, apabila terjadi hujan disertai petir dan angin kencang, segera menepi dan berlindung di tempat aman,” ucap Teguh.