Penyelenggara MotoGP Mandalika Tawarkan Harga Khusus hingga ”Bundling” Tiket Pesawat
Untuk menggaet penonton, penyelenggara MotoGP Mandalika menawarkan harga khusus dan rencana ”bundling” tiket pesawat.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Ajang MotoGP di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika akan berlangsung pada 27-29 September 2024. Untuk menggaet penonton, penyelenggara melakukan berbagai strategi, seperti menawarkan tiket dengan harga khusus atau potongan hingga 50 persen dari harga normal, hingga rencana bundling dengan tiket pesawat.
Pada tahun ini, Sirkuit Mandalika menjadi tuan rumah ajang motor balap paling bergengsi di dunia itu untuk ketiga kalinya. Tahun lalu, Dorna selaku pemegang hak siar MotoGP memberi catatan agar penyelenggara di Tanah Air, yakni PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) bersama Mandalika Grand Prix Association, menjangkau lebih banyak penonton. Tidak hanya dari NTB dan Bali saja seperti pada 2023.
Oleh karena itu, harga khusus tiket menonton diharapkan bisa menggaet lebih banyak penonton. Harga khusus tersebut berlaku untuk tiket Sabtu-Minggu dengan potongan sebesar 50 persen (dari harga normal). Harga khusus itu berlaku selama periode early bird (pemesanan awal).
”Periode early bird memberikan kesempatan bagi para pencinta balap motor untuk mendapatkan tiket dengan harga yang terjangkau sehingga dapat meramaikan MotoGP 2024 seri Indonesia. Kami berkomitmen untuk menyediakan pengalaman balap yang tak terlupakan bagi semua pengunjung,” kata Direktur Utama ITDC Ari Respati dalam keterangan pers yang diterima Kompas, Minggu (28/4/2024).
Harga khusus tersebut mulai dari Rp 350.000 untuk tiket festival (Sabtu-Minggu). Sementara tiket Sabtu-Minggu lainnya, yakni Tribune Premium zona A dijual Rp 1,25 juta dan zona B dijual Rp 1,15 juta. Adapun tribune premium zona J dan K untuk Sabtu-Minggu dijual Rp 1 juta.
Sementara untuk tribune reguler zona C (Sabtu-Minggu) dijual Rp 750.000 dan zona D, H, dan I dijual Rp 500.000. Sementara zona E, F, dan G dijual Rp 400.000.
Sebagai gambaran, tiket kategori festival berada atau menonton dari luar sirkuit. Namun, dari posisi itu, mereka tetap bisa melihat aksi para pebalap. Sementara Reguler Grandstand adalah kategori tribune tanpa atap.
Kategori lain, Premium Grandstand, adalah tribune penonton dengan atap yang dibagi menjadi zona J-K, biasanya untuk penggemar pebalap tertentu, seperti Marc Marquez. Sementara zona A-B persis di seberang paddock atau jalur lurus garis start dan finis.
Ari menambahkan, penjualan tiket dengan harga khusus sudah berlangsung dari 26 April 2024 dan berakhir pada 5 Mei 2024. ITDC dan MGPA menyediakan situs resmi Mandalika GP untuk pembelian tiket dengan harga khusus tersebut. Tersedianya pembelian langsung di situs resmi diharapkan akan semakin memudahkan masyarakat.
”Bundling” tiket pesawat
Tidak hanya menawarkan harga khusus untuk tiket MotoGP, penyelenggara juga tengah mempersiapkan penawaran lain berupa tiket menonton yang disatukan (bundling) dengan tiket pesawat.
Direktur Utama MGPA Priandhi Satria saat ditemui di Mataram, Sabtu sore, mengatakan, kerja sama MGPA, ITDC, dan Injourney tahun ini semakin erat lagi. Termasuk kaitannya dengan penonton.
Namun, secara khusus, kata Priandhi, ITDC memiliki satu tim khusus untuk menyiapkan bundling tiket menonton dengan tiket pesawat.
Tiket harus bundling dengan pesawat supaya yang menonton tidak melulu orang NTB. Namun, dari luar bisa bertambah karena ada pesawat yang baru.
”Tiket itu akan dikaitkan dengan penerbangan tambahan. Jadi, tiket (menonton) dengan harga khusus diberikan ke maskapai. Tiket harus bundling dengan pesawat supaya yang menonton tidak melulu orang NTB. Namun, dari luar bisa bertambah karena ada pesawat yang baru (penerbangan tambahan),” kata Priandhi.
Priandhi menambahkan, saat ini, bundling tiket ini masih dalam pembahasan yang melibatkan tiga pihak, yakni ITDC, Kementerian Perhubungan, dan maskapai, termasuk berapa jumlah tiket yang bisa dikerjasamakan dengan pihak maskapai.
”Maskapai juga tidak bisa asal bikin rute baru. Harus koordinasi dengan Kementerian Perhubungan,” kata Priandhi.