Puluhan Kilometer Pagar Listrik Ancam Gajah Sumatera di Jambi, Satu Tewas
Pemasangan pagar listrik mengelilingi kebun-kebun garapan dalam hutan di Kabupaten Tebo mengancam keselamatan satwa.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS - Puluhan kilometer pagar listrik dibangun mengelilingi kebun-kebun garapan liar dalam konsesi hutan tanaman industri karet di Kabupaten Tebo, Jambi, lebih dari setahun terakhir. Pemasangan yang masif itu disesalkan, apalagi telah menelan korban tewas gajah sumatera, pekan lalu.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jambi Donal Hutasoit menyebut banyaknya pagar listrik dalam kawasan hutan di wilayah itu telah mengancam kesejahteraan dan keselamatan satwa liar, termasuk gajah sumatera. Bahkan, sejumlah pagar diduga dibangun tak sesuai standar sehingga Berisiko menimbulkan kematian bagi satwa yang melintas.
Dari hasil pengecekan, ada puluhan kilometer pagar listrik dibangun mengelilingi kebun-kebun sawit garapan warga. Lebih dari 20 kilometer,” ujar Donal kepada Kompas, Senin (6/5/2024).
Ia menyebut kawasan hutan itu merupakan Bentang Alam Bukit Tigapuluh yang dikelola usaha monokultur karet. Kawasan itu juga merupakan habitat bagi satwa dilindungi, yakni gajah sumatera. Saat ini, gajah sumatera berstatus kritis (critically endangered), yang berisiko tinggi alami kepunahan di alam liar. Populasi di bentang alam itu diperkirakan sebanyak 35 ekor gajah.
Menurut Donal, pemasangan pagar listrik semestinya tidak boleh di dalam kawasan hutan. ”Kalau di luar kawasan hutan masih boleh, tetapi harus dengan standar keamanan yang telah diatur,” ujarnya.
Standar aman yang dimaksud, misalnya, dipasang dengan arus listrik satu arah (DC), bukan bolak balik. Arus satu arah akan mengalirkan listrik putus-putus dan sangat singkat setiap 1,5 detik sehingga memungkinkan satwa tetap aman.
Dari hasil pengecekan, ada puluhan kilometer pagar listrik dibangun mengelilingi kebun-kebun sawit garapan warga. Lebih dari 20 kilometer.
Masifnya pemasangan pagar listrik di kebun-kebun garapan warga dalam hutan itu, lanjutnya, perlu ditertibkan demi keselamatan manusia dan satwa. Ia peminta agar perusahaan pemegang konsesi bergerak cepat mengantisipasi persoalan itu.
Sebab, katanya, praktik pemasangan pagar listrik telah menelan korban tewas pekan lalu. Seekor gajah betina dewasa bernama Umi diduga tersengat pagar listrik hingga tewas.
Sengaja dipasang
Diduga kuat Umi tewas setelah menerjang kawat pagar listrik yang sengaja dipasang pemilik kebun agar tanaman sawitnya tidak dimakan gajah. Donal menceritakan, Umi sebelumnya telah dipasangi kalung GPS pada Januari 2024. Pemasangan kalung GPS bertujuan untuk memonitor pergerakan rombongan gajah.
Namun, tim mendapati pergerakan GPS yang tidak wajar pada Rabu (1/5/2024). Awalnya, gajah Umi terdeteksi tak bergerak. Esoknya, terjadi pergerakan tak wajar pada kalung GPS tersebut.
”Biasanya Umi menjelajah tidak terlalu jauh dalam sehari. Tetapi, kami dapati pergerakan Umi melebihi 1 kilometer pada hari itu ke arah permukiman,” ujarnya.
Keesokan harinya, tim bergerak mengecek lapangan. Didapati gajah Umi sudah dalam kondisi tewas. Tubuhnya rebah menimpa pagar listrik yang berada di pinggir kebun sawit. Darah didapati keluar dari pori-pori kulit dan pada bagian belalai.
Dokter hewan Yuli Akmal, dari Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) Jambi, menyebut ada dugaan gajah Umi tersengat listrik. Untuk memastikan lebih lanjut, pihaknya telah mengadakan nekropsi dan uji laboratorium. Sejumlah sampel diambil berupa hati, limpa, jantung, paru, dan isi usus.
Dari hasil nekropsi didapati isi jantung buyar yang juga menjadi indikasi tersengat listrik. Lebih lanjut, jantung dan seluruh sampel lainnya dikirim ke Balai Veteriner Bukittinggi.
Kepala Seksi BKSDA Wilayah III Faried mengatakan, pergerakan kalung GPS yang tak wajar ternyata didapati kalung diambil oleh warga setempat. Kalung itu dibawa ke permukiman. Warga selanjutnya menghubungi pihak BKSDA untuk melaporkan adanya kematian gajah di kebun.
Sejauh ini, kasus itu dalam penyelidikan tim gabungan penegakan hukum. ”Barang bukti telah diserahkan untuk penyelidikan lebih lanjut,” katanya.