Bermitra dengan Organisasi Lokal, Muhammadiyah Salurkan Bantuan untuk Palestina
Muhammadiyah terus menggalang dukungan untuk Palestina. Penyaluran bantuan dilakukan lewat tiga mitra.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
BANTUL, KOMPAS — Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah kini berupaya menggalang dan secara mandiri menyalurkan dana bantuan bagi masyarakat Palestina. Tidak lagi bekerja sama dengan PBB atau pemerintah, penyaluran dana bantuan sekarang dilakukan dengan melibatkan tiga mitra, organisasi-organisasi lokal di Palestina.
”Dengan menyalurkan bantuan dengan melibatkan mitra-mitra lokal ini, kami berupaya memastikan agar dana bantuan yang sudah terkumpul benar-benar tepat sasaran dan benar-benar bisa dirasakan masyarakat Palestina,” ujar Rahmawati Husein, Koordinator Gugus Tugas Palestina PP Muhammadiyah, saat ditemui di sela-sela acara Aksi Bela Palestina oleh sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Kampus Terpadu UMY di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa (7/5/2024).
Tiga organisasi lokal yang menjadi mitra penyaluran bantuan bagi UMY tersebut berlokasi di Ramallah, Yerusalem, dan Gaza.
Tahun lalu total dana yang terkumpul untuk Palestina terdata Rp 30 miliar. Dari nominal tersebut, Rp 15 miliar telah disalurkan untuk penanganan tanggap darurat dan pemulihan ekonomi, sedangkan Rp 15 miliar lainnya digunakan untuk beasiswa pendidikan bagi warga Palestina.
Rahmawati menuturkan, dia sudah datang ke Palestina untuk mengecek langsung dan akhirnya bisa memastikan bantuan dana benar-benar tersalurkan dengan baik.
”Saya sudah memastikan bahwa semua mitra, organisasi lokal tersebut, benar-benar ada dan program, kegiatan mereka benar-benar berjalan dengan baik,” ujarnya.
Penggalangan dana bagi Palestina sudah dilakukan PP Muhammadiyah sejak 2005. Setiap tahun nominal dana yang terkumpul minimal berkisar Rp 1,5 miliar-Rp 2 miliar.
Rahmawati menuturkan, pihaknya masih akan terus melanjutkan pengumpulan dana. Sebab, dengan masifnya serangan Israel, masyarakat Palestina juga terus memerlukan beragam bantuan.
Dari hasil pantauannya sendiri, Rahmawati menuturkan, di Gaza, misalnya, masyarakat masih membutuhkan makanan, obat-obatan, air bersih, dan suplai listrik.
Di wilayah tersebut, menurut dia, banyak anak luka parah sehingga perlu diamputasi. Namun, dengan keterbatasan layanan kesehatan dan rumah sakit, luka-luka tersebut tidak bisa tertangani dengan baik sehingga membusuk dan korban anak tersebut akhirnya meninggal dunia.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Al Islam Kemuhammadiyahan UMY Faris Al-Fadhat menuturkan, aksi bersama mengeluarkan seruan ini dimaksudkan dapat semakin memperkuat dukungan dari berbagai pihak, mulai di tingkat lokal hingga internasional, untuk terus tergerak membantu Palestina.
Kami sungguh berharap Indonesia juga menjadi bagian dari deretan negara yang membela nasib Palestina tersebut.
UMY mengapresiasi penuh semua yang sudah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk Palestina. Namun, ke depan, dia berharap agar penyaluran bantuan juga terus, tidak putus dilakukan.
Faris mengatakan, gerakan untuk membela Palestina kini tidak lagi menjadi gerakan negara-negara Muslim belaka. Hal ini dibuktikan oleh dukungan dari sejumlah negara seperti Spanyol, Polandia, dan Swedia.
”Kami sungguh berharap Indonesia juga menjadi bagian dari deretan negara yang membela nasib Palestina tersebut,” ujarnya.
Dukungan terhadap Palestina juga ditunjukkan mahasiswa-mahasiswa di ratusan kampus elite di Amerika Serikat. Mereka menggelar aksi unjuk rasa menuntut gencatan senjata di Jalur Gaza. Aksi massal mahasiswa ini akhirnya diredam polisi dengan cara menembakkan gas air mata.