Sivitas Akademika Universitas Muhammadiyah Purwokerto Serukan Bela Palestina
Sivitas Akademika Universitas Muhammadiyah Purwokerto menyerukan bela Palestina.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Purwokerto menggelar aksi teatrikal dalam rangka menyerukan pembelaan terhadap Palestina yang terjebak dalam situasi peperangan. Dukungan moral dan doa dilantunkan untuk kemerdekaan Palestina.
”Universitas Muhammadiyah Purwokerto di bawah perserikatan Muhammadiyah bersama perguruan tinggi Muhammadiyah seluruh Indonesia hari ini serentak untuk mengutuk kekejaman, kesewenang-wenangan Israel, juga untuk mendoakan, memberikan penguatan, kepada warga masyarakat Palestina,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jebul Suroso di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (7/5/2024).
Aksi bela Palestina diwarnai dengan sejumlah orasi, pembacaan puisi, dan juga aksi teatrikal oleh mahasiswa. Dalam kesempatan itu, dibacakan pula pernyataan sikap Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah. Pertama, mengutuk keras Israel atas agresi dan serangan militer yang sangat tidak proporsional, penangkapan massal terhadap warga sipil Palestina, perusakan berbagai fasilitas umum, utamanya fasilitas kesehatan, serta blokade bantuan kemanusiaan.
Kedua, mengecam sikap Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Jerman, dan negara-negara serta pihak-pihak lainnya yang terus memberikan dukungan dan bantuan terhadap Israel dalam agresi dan penyerangannya terhadap Palestina. Ketiga, meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memaksa dan memfasilitasi perundingan dan gencatan senjata Israel dan Palestina.
Keempat, mendukung Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) mengadili Benjamin Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya yang terlibat dalam genosida warga Palestina. Kelima, mengecam Organisasi Kerja Sama Islam, Rabithah Alam Islami, dan negara-negara Arab yang bersikap lemah dan cenderung membiarkan Israel secara leluasa melakukan penyerangan dan pembunuhan hanya untuk kepentingan dalam negeri mereka sendiri.
Dengan ilmu dan semangat, kami berjuang untuk masa depan yang lebih baik bagi Palestina yang terluka.
Keenam, meminta kepada Pemerintah Indonesia agar tidak berpikir sedikit pun dan apalagi melakukan langkah-langkah politik untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara agresor dan pelaku genosida, Israel.
Ketujuh, atas nama hak asasi manusia dan pesan agung Konstitusi Republik Indonesia yang menegaskan bahwa segala bentuk penjajahan harus dihapuskan, serta aspek historis relasi Indonesia dan Palestina, kami meminta agar Pemerintah Indonesia memperkuat jalinan diplomasi dengan negara-negara lain untuk mewujudkan lahirnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Kedelapan, mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk terus memberikan perhatian serius terhadap perkembangan konflik Israel dan Palestina, dengan terus memberikan bantuan moral, material, dan spiritual terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Samar TM Alhaj, mahasiswi asal Palestina yang sedang kuliah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, mengharapkan peperangan yang terjadi di negaranya segera berakhir. ”Kami menyuarakan solidaritas dan keadilan untuk Palestina tercinta. Dengan ilmu dan semangat, kami berjuang untuk masa depan yang lebih baik bagi Palestina yang terluka,” kata Samar.