Duel Gia-Megatron Urung Terwujud, Jakarta BIN Libas Jakarta Pertamina Enduro
Duel dua sahabat di Korea, Giovanna ”Gia” Milana dan Megawati ”Megatron” Hangestri, urung terwujud karena Gia cedera.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Duel yang dinanti para penggemar bola voli Indonesia dalam Proliga 2024, yakni antara outside hitter asal Amerika Serikat milik Jakarta Pertamina Enduro, Giovanna ”Gia” Elisa Milana, dan opposite nasional milik Jakarta BIN, Megawati ”Megatron” Hangestri Pertiwi, urung terwujud. Hal itu akibat cedera otot pangkal paha yang dialami Gia saat Pertamina Enduro menghadapi Jakarta Electric PLN dalam seri kedua di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (2/5/2024).
Momen itu pun tidak disia-siakan oleh Jakarta BIN yang tampil dengan kekuatan penuh untuk melumat Pertamina Enduro, 3-0 (25-17, 25-21, 25-20) dalam seri Palembang, Sumatera Selatan, di GOR Palembang Sport and Convention Center (PSCC), Jumat (10/5/2024). Berkat kemenangan itu, Jakarta BIN merangsek dari urutan keempat ke peringkat kedua dengan 10 poin. Sebaliknya, Pertamina Enduro melorot dari peringkat kedua ke tempat ketiga dengan 9 poin.
Asisten Pelatih Jakarta BIN Labib dalam konferensi pers mengatakan, kunci kemenangan itu karena persiapan optimal tim sebelum pertandingan. Setelah menang 3-1 atas Jakarta Electric PLN, Kamis (9/5/2024), para pemain melakukan istirahat berkualitas dan mempelajari bersama gaya permainan Pertamina Enduro.
Tak dimungkiri, mereka menilai kelemahan utama Pertamina Enduro adalah kehilangan Gia. Padahal, secara statistik, Gia bermain cukup baik, yakni menyumbangkan 63 poin dari tiga laga Proliga 2024. Hal itu memaksa Pertamina Enduro mengganti pemain secara mendadak, yaitu merekrut outside hitter asal Jerman, Ivana Vanjak, jelang seri Palembang yang berlangsung 9-12 Mei.
Dengan waktu yang sangat singkat, Vanjak belum bisa padu dengan para pemain lainnya. ”Sebaliknya, para pemain kami semakin solid. Itu membuat kami bisa mengoptimalkan kesempatan meraih kemenangan lewat celah kelemahan Pertamina Enduro tersebut,” ujar Labib.
Secara keseluruhan, Labib menyampaikan, mereka sangat puas mampu menyapu kemenangan dari dua laga dalam seri Palembang kali ini. Hasil itu menjadi modal berharga untuk menjalani putaran kedua Proliga 2024 yang dimulai pada seri Gresik, Jawa Timur, pada 16-19 Mei.
”Dua kemenangan ini sangat penting untuk menjaga asa kami lolos ke babak berikutnya, final four. Saat putaran kedua nanti, persaingan pasti semakin ketat karena tim-tim lain akan memanfaatkan kesempatan merombak tim, terutama untuk pemain asing,” kata Labib.
Middle blocker Jakarta BIN, Wilda Siti Nurfadhilah Sugandi, menuturkan, selain faktor lawan yang memiliki kendala dengan pemain asing baru, kemenangan Jakarta BIN juga tidak terlepas dari dukungan besar para penonton tuan rumah sehingga mereka merasa bermain di kandang sendiri. Itu turut disebabkan oleh demam Megawati sehingga banyak warga penasaran untuk menyaksikan sekaligus mendukung langsung Megawati di ”Kota Pempek”, Palembang.
”Dukungan besar kepada Megawati ikut berimbas positif kepada pemain-pemain lain. Kami semua jadi termotivasi untuk mengeluarkan semua kemampuan terbaik. Sebab, kami yakin para pendukung Megawati mendoakan pula hasil yang baik untuk kami semua,” tutur Wilda.
Terlepas dari itu, Wilda berharap, timnya tidak cepat puas karena masih banyak kekurangan yang harus dibenahi agar bisa terus bersaing di jalur menuju final four. ”Kita harus bisa memperbaiki servis dan pola serangan serta terus mengutamakan permainan kolektif,” ucapnya.
Dukungan besar kepada Megawati ikut berimbas positif kepada pemain-pemain lain. Kami semua jadi termotivasi untuk mengeluarkan semua kemampuan terbaik. Sebab, kami yakin para pendukung Megawati mendoakan pula hasil yang baik untuk kami semua.
Butuh waktu adaptasi
Sementara itu, Pelatih Pertamina Enduro Eko Waluyo tidak menafikan bahwa kehilangan Gia berpengaruh besar untuk timnya. Dengan pengalaman bermain di Liga Korea Selatan bersama klub Daejeon Jung Kwan Jang Red Sparks pada musim 2023/2024, Gia tidak butuh waktu lama memahami gaya bermain orang-orang Asia yang menyukai bola-bola pendek dan cepat. Sebaliknya, Vanjak belum mengenal karakter pemain Asia karena baru kali ini berkompetisi di ”Benua Kuning”.
”Pemain asing baru kami (Vanjak) masih Eropa banget yang cenderung suka bola-bola tinggi. Jadi, agak susah untuk masuk dengan pola permainan kami. Maka itu, tadi saya melakukan rotasi permainan untuknya agar punya sedikit kesempatan memahami gaya bermain di sini. Apalagi dia baru dua kali berlatih bersama tim,” ujar Eko.
Kendati demikian, Eko percaya performa timnya akan lebih baik dalam laga-laga berikutnya seiring semakin seringnya Vanjak berlatih bersama tim.
”Mudah-mudahan, para pemain bisa semakin klik di laga-laga selanjutnya. Kalau semua pemain sudah saling mengerti, tim akan bermain lebih baik,” katanya.
Outside hitter Pertamina Enduro, Hany Budiarti, menuturkan, proses adaptasi pemain dalam suatu tim tidak bisa singkat. Setidaknya, kemarin, Gia butuh waktu sekitar satu bulan sehingga bisa benar-benar padu dengan para pemain lokal.
Oleh karena itu, Hany berharap, sisa laga yang ada bisa dioptimalkan pemain lokal dan asing untuk memahami satu sama lain. ”Kalau feel bermainnya sudah dapat, tim ini pasti bisa bermain lebih baik. Kami tetap optimistis bisa menjaga asa mencapai target jangka pendek, lolos ke final four terlebih dahulu,” tuturnya.
Gia sedih
Adapun pertemuan antara Gia dan Megawati sejatinya salah satu daya tarik utama Proliga 2024 yang sangat dinanti para penggemar voli di Indonesia. Hal itu tidak terlepas dari fenomena duet luar biasa Gia dan Megawati saat memperkuat Red Sparks beberapa waktu lalu. Selama di Korea, keduanya sangat kompak sehingga berkontribusi besar membawa Red Sparks berada di urutan ketiga liga yang menjadi prestasi terbaik klub tersebut dalam tujuh tahun terakhir.
Gia seusai menyaksikan laga antara Jakarta BIN dan Pertamina Enduro menyampaikan, cedera otot pangkal paha itu membuatnya tidak mampu meneruskan sisa kompetisi Proliga 2024 bersama Pertamina Enduro. Cedera itu memang tidak serius, tetapi butuh waktu pemulihan cukup panjang, yakni 8-10 pertandingan, yang artinya hampir seluruh sisa laga Proliga musim ini. Kalau dipaksakan bermain, itu bisa berdampak buruk terhadap masa depan kariernya.
Akan tetapi, Gia tidak lekas pulang ke negara asalnya. Dia memilih melakukan terapi bersama klub sembari mendukung perjuangan rekan-rekannya.
”Tentu, saya sangat sedih tidak bisa menuntaskan musim ini di sini. Semoga, suatu hari nanti, saya bisa kembali mendapatkan kesempatan bermain di sini. Suasana kompetisi di sini sangat menyenangkan, terlebih para suporternya sangat antusias,” ujarnya.
Mengenai pertemuan antara dirinya dan Megawati yang sangat ditunggu penggemar, Gia pun ikut sedih tidak bisa mewujudkan laga tersebut.
”Saya paham orang-orang penasaran bagaimana kalau kami bertanding dengan klub yang berbeda karena kami cukup akrab selama di Red Sparks. Tetapi, saya minta maaf karena gagal menjalani laga yang dinanti-nanti tersebut,” ungkap pemain berusia 25 tahun tersebut.