Favorit juara WTA Stuttgart, Swiatek dan Rybakina, akan bersaing di semifinal. Laga lain terjadi antara pembuat kejutan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
STUTTGART, JUMAT — Tersingkirnya Aryna Sabalenka dan Cori ”Coco” Gauff pada perempat final turnamen tenis WTA 500 Stuttgart membuat semifinal akan diwarnai hadirnya dua petenis pembuat kejutan. Dua semifinalis lainnya adalah petenis yang memang difavoritkan juara.
Semifinal yang akan berlangsung di Porsche Arena, Stuttgart, Jerman, pada Sabtu (20/4/2024), akan dimulai oleh pertemuan antara unggulan teratas, Iga Swiatek, dan Elena Rybakina (4). Pemenang di antara para favorit juara itu akan bersaing dengan pemenang semifnal lainnya yang membuat kejutan dalam perjalanan ke semifinal. Mereka adalah Marta Kostyuk dan Marketa Vondrousova.
Pertandingan yang sulit karena Aryna selalu memukul bola dengan keras.
Pada perempat final, Jumat, Kostyuk menyingkirkan Coco dengan skor 3-6, 6-4, 7-6 (6), sementara Vondrousova menang atas Sabalenka 3-6, 6-3, 7-5. Vondrousova tidak hanya menghentikan tiga kemenangan beruntun Sabalenka atas dirinya, dia juga menghentikan langkah Sabalenka yang selalu lolos ke final di Stuttgart pada 2021-2023, tetapi selalu gagal juara.
”Pertandingan yang sulit karena Aryna selalu memukul bola dengan keras. Namun, yang terpenting adalah, saya bisa menyamai level para petenis terbaik. Ketika saya bisa mengimbangi mereka, saya pun bisa menang,” tutur Vondrousova, juara Wimbledon 2023, dalam laman resmi WTA.
Perjalanan Kostyuk ke semifinal lebih berat lagi. Daya tahan fisik dan mentalnya diuji ketika bermain lebih dari tiga jam saat berhadapan dengan Laura Seigemund pada babak pertama. Setelah itu, dia berhadapan dengan lima match point finalis Australia Terbuka, Zheng Qin Wen, pada babak kedua. Ditambah dengan kemenangan atas Coco, Kostyuk berjuang selama 8 jam 37 menit dalam tiga babak.
Petenis Ukraina itu memperlihatkan konsistensinya pada tahun ini dengan melaju ke perempat final Grand Slam Australia Terbuka, final WTA San Diego, dan semifinal WTA 1000 Indian Wells. ”Tentu saja, bisa tampil dalam semifinal tiga kali beruntun sangat berarti bagi saya. Untuk bisa konsisten dalam persaingan di arena tenis, perlu kerja yang sangat keras dan kedisiplinan tinggi,” ujar Kostyuk.
Semifinal Vondrousova melawan Kostyuk akan menjadi persaingan kedua mereka setelah Vondrousova menang pada kejuaraan beregu putri Piala Billie Jean King 2023. Mereka seharusnya bertemu kembali pada babak ketiga WTA 1000 Indian Wells 2024, Maret, tetapi laga itu batal terjadi karena Vondrousova mengundurkan diri tanpa memberi penjelasan.
Seandainya Kostyuk dapat mempertahankan daya tahan fisik dan mentalnya, semifinal melawan Vondrousova bisa menjadi laga panjang lainnya. Keduanya perlu pembuktian diri bisa bermain dengan baik lapangan tanah liat.
Semifinal lainnya, antara Swiatek dan Rybakina, menjadi persaingan dalam level yang berbeda. Keduanya menjadi petenis yang paling konsisten pada 2024. Sebelum tampil di Stuttgart, Swiatek memenangi 22 pertandingan dan 3 kali kalah. Statistik tersebut hampir berimbang dengan Rybakina yang juga 22 kali menang, tetapi 4 kali kalah. Kedua petenis memiliki jumlah gelar juara yang sama, yaitu dua.
Statistik pertemuan juga bisa menjadi jaminan ketatnya persaingan kedua juara Grand Slam tersebut. Rybakina unggul 3-2, tetapi kalah pada pertemuan terakhir yang terjadi di final WTA 1000 Doha, pada Februari.
”Bersaing melawan Iga selalu berat. Dalam setiap pertandingan, kami harus memaksakan diri untuk tampil hingga batas kemampuan tertinggi,” ujar Rybakina, juara Wimbledon 2023.
Petenis Kazakhstan itu menuturkan, setiap petenis tentu ingin mengalahkan Swiatek. Namun, untuk semifinal di Stuttgart, dia mencoba berpikir realistis. Menurut diaa, Swiatek selalu menjadi favorit pemenang saat pertandingan berlangsung di lapangan tanah liat seperti di Porsche Arena. Swiatek juga selalu nyaman bermain di sana, terbukti dengan gelar juara yang didapat dalam dua tahun terakhir.
Meski demikian, bukan berarti Rybakina tak memiliki kesempatan untuk mengalahkan Swiatek. Jika dia bisa konsisten menekan, peluang untuk menghentikan kemenangan Swiatek di Stuttgart tetap terbuka. Apalagi, Swiatek pun harus bekerja keras selama dua jam tiga menit untuk mengalahkan Emma Raducanu, 7-6 (2), 6-3 di perempat final. Padahal, Raducanu bukanlah petenis yang piawai bermain di lapangan tanah liat.
”Intensitas pertandingan tadi sangat tinggi. Saya senang bisa bertahan meski harus melewati persaingan yang sulit,” komentar Swiatek.
Pada turnamen putra ATP 500 Barcelona, juara ATP Masters 1000 Monte Carlo, Stefanos Tsitsipas, harus berhadapan dengan dua match point lawan untuk lolos ke semifinal. Momen itu terjadi saat Tsitsipas berhadapan dengan Facundo Diaz Acosta di lapangan tanah liat Real Club de Tenis Barcelona, Spanyol, Jumat.
Tsitsipas berada di ambang kekalahan ketika Acosta membuat match point pada set ketiga. Petenis Argentina ranking ke-53 tersebut membuat Tsitsipas kesulitan dengan dropshots yang mengubah ritme permainan.
Namun, Acosta, gagal memanfaatkan kesempatan tersebut karena membuat unforced error di saat tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan kemenangan terbesarnya. Tsitsipas akhirnya menang 4-6, 6-3, 7-6 (8) dan akan berhadapan dengan Dusan Lajovic pada semifinal.
”Menjalani pertandingan tadi bagaikan mendaki gunung. Sangat sulit untuk menjaga level permainan sepanjang pertandingan tadi. Facundo bermain sangat baik di tanah liat, saya pun harus mengingatkan diri sendiri untuk terus berusaha,” kata Tsitsipas.
Jika bisa mengalahkan Lajovic pada semifinal, Tsitsipas akan menjalani final keempat di Barcelona yang selalu berakhir dengan kekalahan. Dia kalah dari Rafael Nadal pada final 2018 dan 2021, serta dari Carlos Alcaraz pada 2023.
Tanpa dua pemain tersebut (Nadal kalah pada babak kedua, Alcaraz absen di Barcelona), peluang juara untuk Tsitsipas seharusnya lebih besar. Seandainya tampil lagi di final, lawan yang akan dihadapinya adalah Tomas Martin Etcheverry atau Casper Ruud. Seperti Tsitsipas, Ruud terampil bermain di tanah liat. Dia dikalahkan Tsitsipas pada final Monte Carlo Masters, pekan lalu. (AP/REUTERS)