Penyesuaian Diri Alcaraz untuk ”Hattrick” Juara Madrid Masters
Carlos Alcaraz bertanding di Madrid dalam kondisi cedera lengan kanan. Dia pun bermain dengan cara berbeda.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
MADRID, JUMAT — Carlos Alcaraz melewatkan dua turnamen pemanasan menjelang Grand Slam Perancis Terbuka karena cedera lengan. Dia pun harus menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut ketika tampil dalam turnamen ATP Masters 1000 Madrid untuk mendapatkan gelar ketiga secara beruntun.
Juara Madrid Masters 2022 dan 2023 itu bertanding di La Caja Magica, Madrid, Spanyol, setelah beristirahat hampir satu bulan karena cedera lengan kanan. Cedera itu membuatnya batal tampil di Monte Carlo Masters dan ATP 500 Barcelona. Ketiga turnamen tersebut dan Roma Masters, pada pekan depan, menjadi turnamen pemanasan Grand Slam Perancis Terbuka yang akan berlangsung 26 Mei–9 Juni.
Saya rasa, saya bermain dengan baik. Bulan lalu, saya hanya berlatih slice, voli, dan backhand dan itu bisa saya lakukan dengan baik, hari ini.
Alcaraz pun mengasah pukulan lain ketika belum bisa melancarkan forehand keras yang menjadi senjatanya. Pukulan-pukulan itu dia peragakan ketika berhadapan dengan Alexander Shevchenko pada babak kedua Madrid Masters, Jumat (26/4/2024), dan menang dengan skor 6-2, 6-1.
Alih-alih berdiri jauh di belakang baseline untuk bersiap mengembalikan servis dengan forehand yang bisa mencapai kecepatan 160 km/jam, dia menunggu bola dari servis lawan di sekitar baseline. Lalu, Alcaraz bergerak mendekati net, melakukan pukulan halus berupa backhand volley hingga menghasilkan winner. Cara mengembalikan servis seperti ini sering dilakukan Roger Federer.
Alcaraz banyak melakukan pukulan dari net untuk mempercepat mendapat poin. Dari 12 pukulan net, tunggal putra peringkat ketiga dunia itu mendapat 11 poin.
”Saya rasa, saya bermain dengan baik. Bulan lalu, saya hanya berlatih slice, voli, dan backhand dan itu bisa saya lakukan dengan baik, hari ini. Saya mencoba melakukan forehand dengan lebih pelan dan bermain agresif dengan backhand, juga, mendekati net secepat mungkin,” tutur Alcaraz yang bermain dengan mengenakan manset di lengan kanan untuk melindungi cederanya.
Cedera itu sebenarnya tidak terlalu mengganggu ketika berhadapan dengan Shevchenko, tetapi Alcaraz tak memungkiri bahwa ada perasaan khawatir di benaknya. Apalagi, dia belum bisa bermain dengan nyaman ketika harus melancarkan forehand keras.
Maka, pemilik dua gelar juara Grand Slam berusia 20 tahun itu tetap berusaha menjaga kondisinya meski harus bermain dengan intensitas lebih tinggi saat bertanding, dibandingkan ketika latihan. Apalagi, dia mempunyai target besar, menjuarai Perancis Terbuka setelah mencapai perempat final pada 2022 dan semifinal pada tahun berikutnya.
Dalam persaingan di Madrid, Alcaraz menjadi unggulan kedua di bawah Jannik Sinner. Adapun tunggal putra nomor satu dunia, Novak Djokovic, absen dan memilih untuk tampil di Roma Masters sebelum Perancis Terbuka.
Lawan Alcaraz pada babak ketiga adalah petenis Brasil, Thiago Seyboth Wild, yang mengalahkan Lorenzo Musetti pada babak kedua. Adapun Sinner akan menjalani babak kedua melawan Lorenzo Sonego pada Sabtu. Jika menang atas Wild, Alcaraz berpeluang bertemu Jan-Lennard Struff yang dikalahkannya pada final Madrid Masters 2023.
Berbeda dengan Alcaraz, juara bertahan tunggal putri WTA 1000 Madrid, Aryna Sabalenka, harus berjuang lebih keras ketika berhadapan dengan Magda Linette pada babak kedua. Sabalenka menang 6-4, 3-6, 6-3 setelah bertanding selama dua jam sembilan menit.
Sabalenka harus menanti hingga menjelang akhir set ketiga untuk mematahkan servis lawannya. Dia mencuri servis Linette pada gim kedelapan hingga unggul 5-3, lalu mempertahankan servisnya pada gim berikutnya.
Setelah mempertahankan gelar juara Grand Slam Australia Terbuka pada Januari, Sabalenka kesulitan mempertahankan performanya. Dia hanya sekali mencapai perempat final dari empat turnamen, itu pun pada level WTA 500 di Stuttgart, Jerman, pada pekan lalu. Sabalenka tertinggal dari dua rival utamanya, Iga Swiatek dan Elena Rybakina. Persaingan ketiga petenis itu bahkan mendapat sebutan ”Big Three”, julukan yang sebelumnya ditujukan pada rivalitas Roger Federer, Rafael Nadal, dan Djokovic.
”Saya merasa level saya turun. Persaingan dalam beberapa bulan terakhir menjadi milik ‘Big Two’,” kata Sabalenka.
Swiatek telah menjuarai dua turnamen WTA 1000 pada tahun ini, yaitu di Doha dan Indian Wells. Adapun Rybakina menjuarai tiga turnamen dari lima final. Gelar terakhir didapat juara Wimbledon 2022 itu dari WTA 500 Stuttgart.
Di Madrid, Swiatek dan Rybakina memenangi babak kedua dengan lebih mudah dibandingkan Sabalenka. Swiatek, yang akan melawan Sorana Cirstea pada babak ketiga, Sabtu, menang atas Wang Xi Yu 6-1, 6-4, sementara Rybakina mengalahkan Lucia Bronzetti 6-4, 6-3. (AFP/AP)