Perdebatan Klopp dan Salah, Puncak Frustrasi Liverpool
Perdebatan Klopp-Salah adalah akumulasi rasa frustrasi sebulan terakhir. Pesta perpisahan Klopp sedang dipertaruhkan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SABTU – Kisah perpisahan sempurna Manajer Juergen Klopp di Liverpool tinggal menjadi angan-angan. Sudah kembali kehilangan poin, keharmonisan skuad juga tampak tidak baik-baik saja. Perdebatan antara Klopp dan penyerang Mohamed Salah mencerminkan puncak rasa frustrasi ”Si Merah”.
Pemandangan tidak biasa terlihat saat Liverpool ditahan imbang tuan rumah West Ham United 2-2 di Stadion London, Sabtu (27/4/2024) malam WIB. Tepatnya pada menit ke-79, Salah sedang berada di pinggir lapangan untuk masuk dari bangku cadangan. Klopp mendekat, lalu membisikkan sesuatu tepat di kupingnya.
Salah merespons dengan agresif. Dia langsung beradu argumen dengan sang manajer, seperti berupaya menantang ucapan Klopp. ”Adu mulut” itu berlangsung sekitar sepuluh detik. Salah sampai harus ditenangkan oleh penyerang lain, Darwin Nunez, yang juga sedang mengantre masuk lapangan.
”Itu sama sekali tidak bagus untuk dilihat. Mereka adalah dua sosok yang sama pentingnya untuk klub. Hubungan antara mereka selalu saling menghormati. Mereka membantu karier masing-masing. Sepertinya ada benturan ego,” kata mantan bek Liverpool, Stephen Warnock, pada BBC Radio 5 Live.
Keputusan Klopp di kandang West Ham cukup unik. Dia mencadangkan Salah dalam laga wajib menang untuk menjaga kans juara. Padahal, pencetak gol terbanyak tim saat ini tersebut baru saja dicadangkan pekan lalu saat Liverpool menang atas Fulham. Posisinya digantikan pemain pelapis Harvey Elliott.
Klopp seperti ”menghukum” Salah yang tampil kurang tajam belakangan ini. Pemain asal Mesir itu hanya mencetak satu gol dalam enam laga terakhir, juga nyaris tidak berkontribusi apa pun saat Liverpool ditaklukkan tim sekota Everton pada tengah pekan lalu. Selain Salah, empat pemain starter versus Everton juga dicadangkan.
Salah dan Klopp enggan berkomentar lebih banyak seusai pertandingan. Menurut jurnalis The Athletic, James Pearce, sang penyerang memilih diam karena tidak ingin memperburuk situasi. ”Jika saya berbicara hari ini, akan terjadi kebakaran,” kata Salah sambil berjalan melewati zona campuran yang sudah dipenuhi para wartawan.
Klopp mengatakan, perdebatan itu hanyalah reaksi spontan di lapangan. Tidak lebih dari bentuk rasa frustrasi terhadap kegagalan menang atas West Ham. ”Tidak (saya tidak bisa memberi tahu apa yang dikatakan), tetapi kami sudah berbicara tentang masalah itu di ruang ganti. Semua sudah selesai,” ujar sang manajer.
Wajar jika skuad Liverpool frustrasi. Mereka mendominasi tuan rumah sepanjang laga dengan unggul penguasaan bola 71,3 persen dan jumlah tembakan 28-11. Namun, Si Merah tidak mampu memaksimalkan peluang. Mereka kurang beruntung, sempat membentur masing-masing sekali mistar dan tiang gawang.
Menurut Squawka Live, Liverpool sudah 24 kali digagalkan tiang ataupun mistar gawang sepanjang musim ini. Jumlah itu setidaknya empat kali lipat lebih banyak dari tim mana pun di lima liga terbaik Eropa. Ketidakberuntungan itu kembali menaungi Salah dan rekan-rekan di laga tadi.
Itu sama sekali tidak bagus untuk dilihat. Mereka adalah dua sosok yang sama pentingnya untuk klub.
Alhasil, Liverpool semakin teralienasi dalam persaingan gelar juara. Mereka menempati peringkat ketiga dengan 75 poin dari 35 laga. Arsenal masih berada di puncak klasemen (77 poin dari 34 laga), disusul Manchester City (76 poin dari 33 laga). Adapun Arsenal dan City baru akan berlaga pada Minggu malam.
Akumulasi rasa frustrasi
Jika dilihat lebih jauh, kondisi di ruang ganti Liverpool merupakan akumulasi dari rasa frustrasi. Mereka kehilangan pijakan karena gagal memberikan hadiah perpisahan terbaik untuk Klopp yang akan hengkang di akhir musim. Para pemain sempat berambisi memenangkan quadruple atau empat gelar sekaligus.
Namun, setelah menjuarai Piala Liga dan tancap gas sampai pertengahan Maret, mereka perlahan kehabisan bensin. Kejatuhan dimulai dengan kekalahan dari Manchester United di Piala FA, lalu disingkirkan Atalanta di Liga Europa. Hasil buruk tersebut berdampak pada tren performa di Liga Inggris.
Sejak Klopp mengumumkan akan berhenti, 26 Januari, Liverpool memenangi 10 dari 12 laga di seluruh kompetisi. Namun, setelah kalah dari MU, mereka hanya menang 4 kali dari 9 pertandingan. Termasuk hanya menang sekali dari lima laga terakhir di liga. Terlihat jelas, seisi tim sedang tertekan.
Liverpool dikenal selalu bisa membuat perbedaan di dua sisi kotak penalti. Namun, beban di pundak mereka mengubah segalanya. Menurut xG Philosophy, dalam lima laga terakhir, Liverpool hanya mencatat 7 gol dari 12,78 xG (expected goals), sementara kemasukan 8 gol dari hanya 5,88 xG lawan.
Setelah imbang dengan West Ham, Klopp pun tidak tertarik lagi membahas gelar juara liga. Satu-satunya gelar yang masih mungkin didapatkan sebelum dirinya pergi. ”Saya sedang tidak berminat membahas atau memikirkan itu. Kami harus menang di sini, tetapi tidak melakukannya,” tuturnya.
Beban tersebut yang juga menggelayuti tubuh Salah. Sebagai mesin gol dan asis Liverpool, dia diharapkan bisa lebih berperan. Kenyataannya, performa Salah terus menurun sejak pulang dengan kondisi cedera dari Piala Afrika. Alhasil, dengan semua masalah itu, pengujung kisah Klopp di Liverpool terancam lebih buruk lagi. (AP/REUTERS)