Singkirkan Juara Bertahan Korsel, Tim Putri Indonesia ke Final Piala Uber Setelah 2008
Tim putri Indonesia membuat kejutan dengan lolos ke final Piala Uber. Di final, tantangan datang dari China.
CHENGDU, SABTU - Perjalanan mengejutkan tim bulu tangkis putri Indonesia dalam kejuaraan beregu Piala Thomas dan Uber berlanjut. Untuk pertama kali sejak 2008, Indonesia lolos ke final Piala Uber.
Dalam semifinal di Chengdu Hi Tech Zone Sports Centre Gymnasium, China, Sabtu (4/5/2024), Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan menyingkirkan juara bertahan Korea Selatan dengan skor 3-2. Lawan Indonesia pada final yang akan berlangsung Minggu adalah tuan rumah China yang menang 3-0 atas Jepang.
Kemenangan atas Korea Selatan menjadi lanjutan kejutan yang diberikan tim putri Indonesia. Sebelum bertemu Korea Selatan, mereka mengalahkan tim kuat lainnya, Thailand, pada perempat final. Kemenangan atas Thailand bahkan didapat dengan skor 3-0.
Baca juga: Tim Piala Thomas dan Uber Indonesia Lolos Bersama ke Semifinal
Setelah melangkah ke semifinal untuk pertama kalinya sejak 2010, skuad putri memperpanjang perjalanannya setelah selalu tersingkir pada perempat final sejak 2012. Final nanti menjadi yang pertama setelah final 2008 di hadapan publik sendiri di Istora, Jakarta. Sama seperti final tahun ini, saat itu Indonesia bertemu China, tetapi kalah 0-3.
Melawan Korea Selatan, Gregoria membuka kemenangan Indonesia setelah mengalahkan Sim Yu-jin, 21-15, 21-13, dalam waktu 32 menit. Sim adalah tunggal putri nomor dua Korea Selatan yang posisinya menggantikan An Se-young saat semifinal. Tunggal putri nomor satu dunia yang juga juara dunia itu tak diturunkan karena sakit sejak perempat final.
Situasi tersebut membuka peluang lebih besar bagi Indonesia karena An mendominasi persaingan tunggal putri sejak 2023. Dari total 23 gelar juara dari turnamen BWF World Tour, delapan didapat pada 2023. Pada tahun tersebut, pemain berusia 22 tahun itu mengungguli rival beratnya, yaitu Akane Yamaguchi (Jepang), Chen Yu Fei (China), dan Tai Tzu Ying (Taiwan).
Meski kalah pada pertemuan terakhir sebelum bersaing di Chengdu, yaitu pada babak kedua Korea Terbuka 2023, Gregoria unggul pada tiga pertemuan lain dengan Sim. Keunggulan itu diperlihatkan kembali pada partai pembuka Indonesia melawan Korea Selatan.
Hari ini, saya menyiapkan keberanian saya karena pemain yang turun dari Korea di luar prediksi setelah An Se-young tidak turun. Tadi, saya mencoba lebih rileks dan mengontrol emosi karena tidak mau terlalu menggebu-gebu.
Walaupun tak bisa dikatakan mudah, tak banyak kesulitan yang dihadapi Gregoria saat melawan Sim. Pemain Indonesia ranking kesembilan dunia itu memenangi gim pertama dalam waktu 15 menit. Sepanjang pertandingan, Sim bahkan hanya lima kali unggul dalam perolehan skor.
Baca juga: Kalahkan Thailand, Tim Piala Uber Indonesia Lolos ke Semifinal Setelah 14 Tahun
”Hari ini, saya menyiapkan keberanian saya karena pemain yang turun dari Korea di luar prediksi setelah An Se-young tidak turun. Tadi, saya mencoba lebih rileks dan mengontrol emosi karena tidak mau terlalu menggebu-gebu. Pada pertemuan terakhir, saya memang kalah dari Sim, tetapi saya melihat kesempatan untuk membuka angka bagi Indonesia,” tutur Gregoria.
Dalam partai ganda putri yang dimainkan pada partai kedua, kemampuan pasangan nomor dua dunia Korea Selatan, Baek Ha-na/Lee So-hee, masih sulit dihadang Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Pasangan Indonesia ranking kesembilan dunia itu kalah 6-21, 18-21. Apriyani menjadikan pertandingan tersebut sebagai persiapan untuk Olimpiade Paris 2024.
Ester Nurumi Tri Wardoyo, yang menentukan kemenangan Indonesia atas Thailand, membawa Indonesia unggul setelah mengalahkan Kim Ga-ram, 20-22, 21-16, 21-12. Ini menjadi kemenangan keempat Ester dalam lima pertandingan sejak penyisihan grup. Satu-satunya kekalahan terjadi dari Aya Ohori saat Indonesia kalah 2-3 dari Jepang pada fase grup.
Pemain berusia 19 tahun itu menjadi satu-satunya yang selalu bermain dalam setiap pertandingan Indonesia. Pada tiga pertandingan terakhir, termasuk saat semifinal, Ester selalu bermain tiga gim dengan total waktu 3 jam 44 menit. Meski demikian, adik dari tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo itu tak kehilangan semangat untuk bertahan seperti yang diperlihatkan setelah kehilangan gim pertama saat melawan Kim.
Baca juga: Membagi Fokus Piala Thomas-Uber dan Olimpiade
Untuk membalikkan keadaan, Ester bermain lebih agresif, salah satunya dengan melakukan body smash, yaitu smes yang diarahkan ke badan lawan. Selain itu, peraih perunggu Kejuaraan Dunia Yunior 2022 tersebut membuat Kim lebih banyak berlari untuk mengembalikan pukulan.
”Setelah pertandingan panjang kemarin, pastinya fisik saya lumayan terkuras. Namun, karena sudah dipercaya, saya harus berjuang melakukan yang terbaik,” kata Ester yang dibantu fisioterapis dalam tim untuk memulihkan kondisi fisiknya.
Untuk setiap pemain Indonesia yang menyumbangkan kemenangan, tim di tribune mengucapkan terima kasih dengan nyanyian yang diiringi suara tetabuhan drum dan trompet kecil. Ester, misalnya, mendapat nyanyian, “Terima kasih, Ester Wardoyo. Terima kasih, Ester Wardoyo!”
Setelah kedudukan berimbang 2-2 karena Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto kalah dari pasangan dadakan Jeong Na-eun/Kong Hee-yoong, perjalanan kedua tim ditentukan melalui tunggal putri pada partai kelima. Indonesia mengandalkan Komang Ayu Cahya Dewi, sementara Korea Selatan berharap pada pemain berusia 18 tahun, Kim Min-sun.
Kim adalah pemain ranking ke-45 dunia di level yunior yang baru bermain di level senior pada Piala Thomas dan Uber 2024. Meski masih muda dan tampil pada laga penentuan babak penting, Kim bermain dengan baik.
Baca juga: Berjuang Layaknya Final
Laga terakhir ini menyuguhkan ketegangan bagi kedua tim karena berlangsung hingga gim ketiga. Apalagi, perebutan poin di antara kedua pemain pun cukup ketat. Setiap kali Komang menjauhkan diri, Kim bisa mendekat.
Saat Komang mendapat match point pada skor 20-16, misalnya, Kim memperkecil selisih menjadi 20-19. Smes Komang ke arah badan Kim pada pukulan kedua setelah servis akhirnya memastikan tim putri Indonesia ke final.
Ester, Apriyani, Gregoria, dan semua pemain berlari menghampiri Komang yang ekspresinya tetap tenang, sementara rekan-rekannya bergembira dan menangis. Dalam lingkaran, mantan pemain ganda putri Shendy Puspa Irawati, anggota tim ad hoc PP PBSI untuk Olimpiade Paris 2024, memimpin adik-adiknya untuk tetap bersemangat.
Pada semifinal lain, tim tuan rumah mengalahkan Jepang dalam tiga partai beruntun. Seperti Korea Selatan, Jepang tak diperkuat tunggal terbaiknya, Akane Yamaguchi. Pemain ranking keempat dunia itu bahkan tidak bermain sejak perempat final saat Jepang mengalahkan India, 3-0.
Perlawanan ketat pun hanya diberikan Jepang pada partai kedua melalui finalis All England, Nami Matsuyama/Chiharu Shida, pada ganda putri nomor satu dunia, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. Chen/Jia menang 14-21, 21-13, 23-21, sedangkan dua rekannya, Chen Yu Fei, dan He Bing Jiao menang dua gim.
Final melawan Indonesia pada Minggu menjadi final ke-20 China dalam Piala Uber dalam 21 keikutsertaan mereka sejak 1984. Satu-satunya kegagalan China menembus final terjadi di Bangkok, Thailand, pada 2018 ketika mereka disingkirkan tuan rumah 2-3 pada semifinal.
Dua pertandingan semifinal Piala Thomas akan dimulai pukul 16.00 WIB, yaitu antara China dan Malaysia serta Indonesia melawan Taiwan. Indonesia akan menurunkan Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Chico Aura Dwi Wardoyo pada nomor tunggal, serta mengandalkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin pada ganda untuk berhadapan dengan Chou Tien Chen dan kawan-kawan.
Hasil Semifinal Piala Uber
Indonesia – Korea Selatan 3-2
Gregoria Mariska Tunjung – Sim Yu-jin 21-15, 21-13
Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti – Lee So-hee/Baek Ha-na 6-21, 18-21
Ester Nurumi Tri Wardoyo – Kim Ga-ram 20-22, 21-16, 21-12
Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto – Jeong Na-eun/Kong Hee-yong 15-21, 14-21
Komang Ayu Cahya Dewi – Kim Min-sun 17-21, 21-16, 21-19
China – Jepang 3-0
Chen Yu Fei – Aya Ohori 21-18, 21-15
Chen Qing Chen/Jia Yi Fan – Nami Matsuyaa/Chiharu Shida 14-21, 21-13, 23-21
He Bing Jiao – Nozomi Okuhara 21-8, 21-18
Liu Sheng Shu/Zhang Shu Xian – Rena Miyaura/Ayako Sakuramoto (tidak dimainkan)
Han Yue – Tomoka Miyazaki (tidak dimainkan)