Final Thomas Indonesia Vs China: Bagas/Fikri Takluk, Asa Juara Indonesia Kandas
Tim Indonesia masih belum mampu mengembalikan Piala Thomas ke Tanah Air setelah kekalahan Bagas/Fikri dari ganda China.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
CHENGDU, MINGGU — Asa juara Indonesia berakhir seiring kekalahan ganda Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dari wakil China, He Ji Ting/Ren Xiang Yu, 21-11, 21-15 dalam final Piala Thomas di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, China, Minggu (5/5/2024). China keluar sebagai juara dengan kemenangan 3-1.
He/Ren menunjukkan betapa penting kesiapan mental dalam kejuaraan beregu seperti Piala Thomas. Pasangan peringkat ke-11 dunia itu tampil dengan kepercayaan diri setinggi langit sejak masuk lapangan. Mereka tidak terpengaruh kekalahan tunggal kedua, Li Shi Feng, dari Jonatan Christie, di partai sebelumnya.
Kekalahan Li justru menjadi cambuk bagi ganda tuan rumah tersebut. Mereka tidak ingin kalah di depan publik sendiri. Sebelum laga keempat, China hanya butuh satu kemenangan untuk menyegel trofi Piala Thomas. He/Ren tampil berapi-api dan menenggelamkan keyakinan Bagas/Fikri.
Bagas/Fikri memang unggul tipis dalam rekor pertemuan sebelumnya atas He/Ren, 2 menang-1 kalah. Terakhir kali Bagas/Fikri juga menang dalam Kejuaraan Beregu Asia 2024 pada Februari, 21-19, 21-19. Namun, keunggulan di atas kertas itu tidak berlaku di lapangan. Apalagi, di depan dukungan pendukung tuan rumah.
China pun sukses mengembalikan Piala Thomas setelah sempat hilang pada dua edisi sebelumnya. Mereka meraih gelar ke-11, mendekati Indonesia yang sudah merengkuh 14 kali juara. Selain He/Ren, kemenangan itu juga dipersembahkan tunggal pertama Shi Yu Qi dan ganda pertama Liang Wei Keng/Wang Chang.
Permainan tempo cepat langsung terjadi sejak gim pertama. Kedua pasangan datang dengan urgensi yang sama. Adu pukulan drive menjadi pemandangan biasa, tidak ada satu pasangan pun yang mau mengangkat kok untuk lawan. He/Ren mengambil keuntungan dari pukulan-pukulan datar itu dengan unggul 11-5.
He/Ren semakin nyaman setelah jeda, memanfaatkan permainan Bagas/Fikri yang tidak berkembang. Mereka yang bertahan dengan sangat baik dari smes-smes keras lawan mulai berani mengangkat bola. Pasangan tuan rumah itu tidak pernah kehilangan momentum, lalu menutup gim pertama dengan 21-11.
Bagas/Fikri, ganda peringkat ke-9 dunia, lebih percaya diri pada awal gim kedua. Mereka perlahan menemukan kepercayaan diri setelah rentetan poin beruntun yang membuat unggul 5-4. Tempo permainan He/Ren sempat menurun. Bagas juga mulai bisa mengubah poin dari smes-smes keras.
Namun, lagi-lagi, He-Ren seperti lokomotif yang tidak bisa dihentikan. Ketika sudah mendapatkan poin, mereka akan terus melaju dengan momentum itu. Teriakan-teriakan keras seusai menghasilkan poin dari ganda China tersebut juga seolah mampu menjatuhkan mental Bagas/Fikri. He/Ren berbalik unggul saat jeda, 11-7.
He/Ren menjaga area lapangan dengan sangat cekatan. Kedua pemain itu seperti selalu ada di mana pun. Bagas/Fikri serba salah saat membalikkan pukulan. Saat beradu drive, mereka kalah cepat. Saat mengangkat bola, baik He maupun Ren memiliki kualitas yang sama untuk membunuh dengan smes.
Bagas/Fikri benar-benar tidak memiliki jawaban seusai jeda sampai akhir gim. He/Ren menutup laga dengan kemenangan cukup mudah di gim kedua, 21-15. Seusai mendapatkan poin terakhir, mereka langsung merayakan dengan para pelatih dan pemain lain. Kehangatan itu dilengkapi dengan sambutan dari para penonton.
Alhasil, Indonesia belum mampu mengembalikan Piala Thomas ke Tanah Air setelah merebut titel itu pada 2020. Padahal, mayoritas pemain saat ini hampir sama dengan yang meraih juara pada empat tahun lalu. Di antaranya, Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.