Meski Sakit Selama Turnamen, Andrey Rublev Juara di Madrid
Andrey Rublev tak menduga bisa menjuarai ATP Masters 1000 Madrid. Dia sakit hingga setiap harinya merasa hampir mati.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·2 menit baca
MADRID, MINGGU — Tidak ada yang menduga bahwa Andrey Rublev dalam kondisi sakit selama bermain dalam turnamen tenis ATP Masters 1000 Madrid, 24 April-5 Mei 2024, hingga akhirnya dia menceritakan hal itu setelah juara. Rublev bahkan merasa hampir mati setiap harinya dan langsung ke rumah sakit sehari setelah juara.
Petenis tunggal putra Rusia tersebut menceritakan kondisinya setelah mengalahkan Felix Auger-Aliassime (Kanada) dengan skor 4-6, 7-5, 7-5 pada final di Stadion Manolo Santana, La Caja Magica, Madrid, Spanyol, Minggu (5/5/2024) malam waktu setempat atau Senin (6/5/2024) dini hari waktu Indonesia. Itu menjadi gelar kedua Rublev dari turnamen level Masters 1000 setelah menjuarai Monte Carlo Masters 2023.
Gelar juara tunggal putri di tempat yang sama, pada level WTA 1000, didapat Iga Swiatek (Polandia). Dalam final sehari sebelumnya, Swiatek membalas kekalahan dari Aryna Sabalenka (Belarus) pada final setahun sebelumnya 7-5, 4-6, 7-6 (7)
Rublev tiba di Madrid setelah mengalami empat kekalahan beruntun, yaitu pada babak ketiga Indian Wells Masters, lalu babak kedua Miami Masters, Monte Carlo Masters, dan ATP 500 Barcelona. Penderitaan itu kemudian ditambah dengan sakit yang membuatnya kesulitan tidur.
Petenis ranking keenam dunia itu bercerita, dia biasanya pulih dalam 2-3 hari. Namun, saat di Madrid, sakitnya tak hilang meski telah sembilan hari. Dengan kemungkinan terinfeksi virus, Rublev mengalami demam. Dalam 3-4 hari terakhir sebelum final, dia tidak tidur.
Selain itu, jari kakinya bengkak dan bertambah besar setiap hari. Rasa sakitnya terasa sampai tulang hingga Rublev kesulitan mengenakan sepatu.
Untuk bisa bermain melawan Auger-Aliassime di final, kakinya disuntik anestesi. Dengan suntikan tersebut, Rublev pun merasakan mati rasa di kakinya, tetapi setidaknya itu bisa membuatnya melupakan rasa sakitnya dan fokus pada pertandingan.
”Rasanya serupa ketika kaki patah. Seandainya semua tahu apa yang saya alami untuk menjadi juara di sini. Setiap harinya, saya merasa hampir mati. Jadi, bisa saya katakan bahwa ini gelar juara yang membuat saya sangat bangga. Besok, saya akan segera ke rumah sakit untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi,” tuturnya.
Perjuangannya untuk bertahan akhirnya tak sia-sia. Dalam perjalanan menuju final, dia menyingkirkan juara Madrid Masters 2022 dan 2023, Carlos Alcaraz (Spanyol), pada perempat final, lalu Taylor Fritz (Amerika Serikat) pada semifinal.
Setiap harinya, saya merasa hampir mati. Jadi, bisa saya katakan bahwa ini gelar juara yang membuat saya sangat bangga.
Sementara, final pertama Auger-Aliassime pada Masters 1000 ini dicapai melalui perjalanan yang cukup unik. Dia menang walkover pada satu pertandingan, yaitu saat seharusnya berhadapan dengan Jannik Sinner (Italia) pada perempat final.
Adapun pada dua babak lainnya, petenis Kanada itu menang setelah lawannya mengundurkan diri saat bertanding karena cedera. Dia mendapat kemenangan dalam kondisi tersebut saat melawan Casper Ruud (Norwegia) pada babak keempat dan Jiri Lehecka pada semifinal.
Atlet lainnya yang juga cedera di tengah turnamen adalah unggulan ketiga, Daniil Medvedev (Rusia). Dia mundur sebelum set kedua saat berhadapan dengan Lehecka (Ceko) pada perempat final.
Setelah Madrid, petenis top dunia putra dan putri akan bersaing di turnamen lapangan tanah liat lainnya, ATP Masters 1000/WTA 1000 Roma pada 7-19 Mei. Kedua turnamen itu dan turnamen lain sejak April menjadi pemanasan untuk Grand Slam Perancis Terbuka, 26 Mei-9 Juni, sebagai puncak persaingan di lapangan tanah liat. (AP/AFP)