Masih Banyak Jalan Timnas Indonesia Mendunia
Setelah gagal menembus Olimpiade Paris, Indonesia berpotensi mencetak capaian apik di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Perjalanan tim Indonesia U-23 dari Piala Asia U-23 2024 hingga menjalani playoff Olimpiade Paris 2024 telah meruntuhkan capaian inferior sepak bola Indonesia dalam peta persaingan sepak bola dunia. Meski belum mampu tampil di Paris 2024, Indonesia masih memiliki jalan-jalan lain untuk menunjukkan taji sebagai tim nasional yang kompetitif di beberapa ajang internasional di masa depan.
Skuad ”Garuda Muda” telah menggagalkan ambisi Australia dan Korea Selatan untuk menjadi wakil Asia di Olimpiade 2024. Dua kekuatan utama di Asia itu tidak mampu membendung performa apik Marselino dan kawan-kawan.
Perjalanan panjang dan pencapaian seluruh anggota sejak Piala Asia U-23 hingga playoff Olimpiade menunjukkan sepak bola kita memiliki kualitas untuk tampil di Olimpiade. Saya salut dan kita targetkan Olimpiade berikutnya.
Selain itu, Indonesia juga mampu menyajikan perlawanan sengit untuk Guinea pada laga playoff Olimpiade 2024, Kamis (9/5/2024), di Stadion Pierre Pibarot, Clairefontaine, Perancis. Kekalahan 0-1 Indonesia hanya disebabkan eksekusi penalti oleh gelandang Guinea, Ilaix Moriba, pada menit ke-29.
Baca juga: Tumbang dari Guinea, Asa Indonesia U-23 ke Olimpiade Paris Pupus
Hukuman penalti itu pun berpeluang tidak akan diberikan seandainya FIFA menyediakan perangkat asisten wasit video (VAR). Sebab, kontak kaki Witan Sulaeman yang menyebabkan penyerang Guinea, Algassime Bah, jatuh tercipta di luar kotak penalti.
Secara umum, permainan tim Indonesia U-23 telah jauh berkembang sejak mereka meraih medali emas SEA Games Kamboja 2023. Setelah mengakhiri penantian emas di pesta olahraga Asia Tenggara, Garuda Muda sudah bisa menjadi tim peringkat keempat di Asia.
”Perjalanan panjang dan pencapaian seluruh anggota sejak Piala Asia U-23 hingga playoff Olimpiade menunjukkan sepak bola kita memiliki kualitas untuk tampil di Olimpiade. Saya salut dan kita targetkan Olimpiade berikutnya,” kata Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam keterangan tertulis seusai menyaksikan langsung duel Indonesia kontra Guinea.
Namun, sebelum membahas target Olimpiade selanjutnya yang masih lama, Indonesia memiliki ambisi besar dalam waktu dekat di kualifikasi Piala Dunia. Jika kualifikasi Olimpiade Los Angeles 2028 baru akan dimulai pada akhir 2027 dengan babak kualifikasi Piala Asia U-23 2028, tim nasional Indonesia sudah akan menjalani laga penentu putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026, awal Juni mendatang.
Baca juga: Indonesia Vs Guinea, Palagan Sengit di Kedua Sisi Lapangan
Timnas Indonesia, yang diasuh Shin Tae-yong serta dihuni pemain-pemain utama tim U-23, hanya butuh tiga poin dari dua laga pamungkas menghadapi Irak (6/6/2024) dan Filipina (11/6/2024) untuk lolos ke putaran ketiga. Keuntungan berada di skuad ”Garuda” karena dua laga itu berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Tak ayal, Erick pun menganggap kualifikasi Piala Dunia 2026 sebagai ajang penebusan ”kekecewaan” Indonesia gagal menembus Olimpiade Paris. Menduduki dua peringkat teratas Grup F putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia akan melaju ke putaran ketiga serta menyegel tiket otomatis ke Piala Asia 2027 di Arab Saudi.
Lolos ke putaran ketiga akan membawa Indonesia masuk dalam predikat 18 besar Asia. Dua tim peringkat terbaik di tiga grup putaran ketiga akan menjadi enam duta Asia pertama yang bakal tampil di Piala Dunia 2026 di tiga negara Amerika Utara.
Putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah tempat terbaik bagi Garuda untuk menguji perkembangan kualitas yang telah dibangun Shin dan staf pelatihnya sejak 2020. Mereka akan menjalani 10 pertandingan di putaran ketiga yang berlangsung mulai September 2024 hingga September 2025.
Baca juga: Indonesia Vs Guinea, Ambisi Kembar Akhiri Penantian Panjang Tampil di Olimpiade
Seandainya minimal duduk di posisi ketiga dan keempat pada grup putaran ketiga, Indonesia akan melanjutkan petualangan ke putaran keempat. Enam tim akan dibagi ke dalam dua grup di putaran keempat.
Juara grup langsung lolos ke Piala Dunia 2026, sedangkan dua tim runner-up grup akan berduel untuk merebut tiket playoff antarkonfederasi dengan salah satu tim dari Afrika, Amerika Selatan, Oceania, serta dua wakil Amerika Utara-Tengah. Laga playoff itu memperebutkan dua tiket pamungkas ke Piala Dunia 2026.
”Secara individu dan target tim, saya ingin membawa tim melaju ke babak selanjutnya kualifikasi Piala Dunia,” kata Shin disinggung targetnya bersama timnas Indonesia setelah Piala Asia 2023, Januari lalu.
Apa pun hasil jika berlaga di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin setidaknya telah mencatatkan sejarah baru lainnya. Ia adalah pelatih pertama yang mampu membawa Garuda menembus putaran final Piala Asia dalam dua edisi beruntun.
Baca juga: Tumbang dari Irak, Indonesia Mengetuk Pintu Terakhir ke Olimpiade Paris
Trek tepat
Syamsuddin Umar, mantan asisten pelatih timnas Indonesia di Piala Asia 2007, menganggap tim asuhan Shin telah berada di jalur yang tepat untuk terus berkembang. Syamsuddin yakin timnas Indonesia bisa meraih banyak capaian apik lainnya di masa depan. Itu didasari kombinasi pemain-pemain muda yang telah kenyang pengalaman internasional serta pemain-pemain keturunan yang berkualitas.
”Saya melihat tim Indonesia saat ini menyajikan penampilan terbaik yang pernah saya saksikan. Mental mereka sudah bagus karena tidak gentar menghadapi siapa pun. Secara permainan, mereka tampil menyerang dan serupa tim-tim modern saat ini,” tutur Syamsuddin yang menjadi juru taktik PSM Makassar dengan raihan dua gelar Liga Indonesia.
Di luar performa timnas yang jauh membaik dan telah berkembang pesat, PSSI masih memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan kualitas kompetisi, terutama Liga 1, yang menjadi salah satu pabrik penghasil pemain timnas.
Piala Asia U-23 2024 menunjukkan kedalaman skuad Garuda Muda tidak terlalu bagus. Ketika satu pemain utama absen, hal itu memengaruhi performa tim. Itu amat terlihat ketika Rafael Struick absen di laga semifinal melawan Uzbekistan, lalu ketidakhadiran Rizky Ridho di laga kontra Irak dan Guinea.
Baca juga: Peta Kekuatan Indonesia dan Guinea Jelang Laga ”Playoff” Olimpiade 2024
Kedalaman skuad lini tengah juga menyebabkan Marselino bermain di dua posisi berbeda pada laga-laga di Qatar dan Perancis. Ketika Nathan Tjoe-A-On ditempatkan ke posisi bek untuk menutup absennya pemain belakang, Marselino menjadi duet Ivar Jenner di lini tengah. Adapun pada laga lainnya, Marselino tampil sebagai penyerang sayap.
Selain mencari pemain naturalisasi untuk memperkuat kedalaman skuad, PSSI juga perlu menemukan cara ampuh untuk meningkatkan kualitas Liga 1 demi menghadirkan pemain yang bisa bersaing menembus timnas. Kehadiran pemain-pemain naturalisasi setidaknya telah memberikan standar kualitas individu yang bisa menjadi barometer pemain lokal untuk dipanggil Shin.
”Timnas punya generasi emas dengan pemain seperti Witan, Marselino, Rizky Ridho, dan Ernando (Ari), plus pemain-pemain naturalisasi. Kita punya cetak biru hingga 2045. Artinya, program yang kita jalankan sudah on the track sehingga kita akan terus konsisten dan memperbaiki yang masih kurang,” ujar Erick.
Ibarat perjalanan seekor burung, tim Garuda saat ini baru lepas landas untuk terbang. Dengan pengelolaan dan sistem pendukung yang baik, Garuda akan bisa mengangkasa menuju turnamen dunia.