Kekalahan dari China pada final Piala Thomas dan Uber 2024 menunjukkan kekuatan kita kurang kompetitif.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Meskipun lolos bersama ke final Piala Thomas dan Uber untuk pertama kalinya sejak 1998, Indonesia harus mengakui keunggulan China pada final 2024. Dari tujuh pertandingan yang berlangsung pada final putra dan putri antarkedua negara itu, Indonesia hanya memenangi satu di antaranya.
Pada laga puncak di Chengdu Hi Tech Zone Sports Centre Gymnasium, China, Minggu (5/5/2024), tim putra China berhak atas lambang supremasi kejuaraan dunia beregu putra, Piala Thomas, setelah mengalahkan Indonesia, 3-1. Adapun Piala Uber didapat tuan rumah setelah menang 3-0.
Walaupun tim putra dan putri Indonesia sama-sama meraih posisi runner-up di Chengdu, hasil itu bermakna beda bagi kedua tim. Final oleh tim Uber menjadi yang pertama sejak posisi tersebut terakhir kali ditempati pada 2008 (Kompas.id, 5/5/2024).
Indonesia masih menjadi negara dengan gelar juara Piala Thomas terbanyak, dengan 14 kali menjadi yang terbaik. China di urutan kedua dengan 11 gelar juara, diikuti Malaysia yang merebut trofi lima kali, disusul Denmark, Jepang, dan India masing-masing satu kali.
Yang menarik, sebenarnya dalam enam perhelatan terakhir Piala Thomas, tim juara kerap berganti. Pada 2014 Jepang juara, lantas Denmark menjadi kampiun 2016. China kembali bertengger di puncak pada 2018, berganti Indonesia pada 2020. India merebut gelar juara dari Indonesia pada 2022 dan kemudian China di puncak lagi tahun ini di Chengdu.
Mencermati fenomena ini, sejumlah pesaing China di Piala Thomas, seperti Indonesia, Malaysia, serta Denmark, Jepang, dan India, mampu mengimbangi dan bahkan menyingkirkannya. RI menundukkan China, 3-0, pada final 2020. Tim ”Negeri Tirai Bambu” bahkan gagal mencapai semifinal pada 2016 (saat Denmark juara) dan 2022 ketika India kampiun.
Namun, China terlihat ingin kembali mengukuhkan dominasinya, sebagaimana mereka pernah lima kali berturut-turut menjuarai Piala Thomas, yakni pada 2004, 2006, 2008, 2010, dan 2012.
Ini tantangan besar bagi tim pesaing China yang terlihat inkonsisten. Denmark, Jepang, dan India tersisih di perempat final. Indonesia, penantang China di final yang belum lama ini antusias dengan dua gelar juara dari All England, yakni tunggal dan ganda putra, hanya mampu meraih satu poin dari empat partai. China mendominasi di Piala Uber, dengan mengoleksi 16 gelar juara, diikuti Jepang (enam), Indonesia dan Amerika Serikat (tiga), dan Korea Selatan dengan dua gelar juara.
Direbutnya gelar juara Piala Thomas dan Piala Uber oleh China mengukuhkan betapa tangguhnya China di atas negara pesaingnya. Indonesia, yang selalu mempunyai misi menggoyahkan dominasi China, harus mengerahkan segala daya upaya untuk mewujudkan ambisi itu. Sejak sekarang, hingga misi itu terwujud, dan seterusnya.