Koalisi Partai untuk Pilkada Kota Surakarta Masih Cair
Partai saling menjajaki peluang kerja sama di Pilkada Surakarta. Pembentukan koalisi pun cukup cair.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Koalisi partai masih cukup cair untuk Pemilihan Kepala Daerah Kota Surakarta 2024. Peluang kerja sama tengah dijajaki di antara sesama pengurus partai politik. Susunan koalisi kelak tidak harus sama persis seperti yang terbentuk sewaktu pemilihan presiden lalu.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Surakarta Ardianto Kuswinarno membuka komunikasi dengan semua partai untuk menghadapi Pilkada Kota Surakarta 2024. Ia tak membatasi komunikasi hanya dengan partai-partai yang tergabung dalam koalisi sewaktu pemilihan presiden (pilpres), yakni Koalisi Indonesia Maju (KIM).
”Kami berharap memang nanti bisa menjadi koalisi yang gemuk untuk pilkada nanti. Jadi, siapa pun yang diusung nantinya, tetap ada rasa percaya diri ketika partai-partai itu bergabung memperjuangkan siapa yang akan kami usung,” kata Ardianto, saat dihubungi, Minggu (5/5/2024).
Sejauh ini, sebut Ardianto, perbincangan mengenai kontestasi itu sudah dijalinnya dengan beberapa partai, seperti PSI, Golkar, PAN, dan PKB. Dari keempat partai itu, hanya PKB yang semasa pilpres belum berkoalisi dengan Gerindra. Pasalnya, ketika itu, PKB tergabung dalam Koalisi Perubahan bersama Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Nasdem.
Menurut Ardianto, pihaknya tidak mendapatkan arahan khusus untuk melanjutkan koalisi sewaktu pemilihan presiden. Oleh karena itu, komunikasi dengan partai politik lain dibuka seluas-luasnya. Tak terkecuali dengan koalisi partai lain yang berseberangan semasa pilpres.
”Kami terbuka lebar (berkoalisi). Bisa juga seandainya PDI-P itu ternyata yang diusung sepaham kami. Tidak menutup kemungkinan nanti bergabung dengan PDI-P juga,” kata Ardianto.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI Jawa Tengah Antonius Yogo Prabowo memprioritaskan komunikasi politik dengan partai-partai dari Koalisi Indonesia Maju. Hal itu dijalankannya sesuai dengan instruksi pengurus partai tingkat pusat. Namun, semua komunikasi politik baru penjajakan awal.
”Sesuai instruksi pusat, kami fokus melanjutkan Koalisi Indonesia Maju. Jadi, partai-partai yang kemarin tergabung dalam koalisi tersebut menjadi prioritas kami untuk membuka komunikasi,” kata Yogo.
Di Pilkada Kota Surakarta, sebuah partai atau gabungan partai politik harus memiliki sedikitnya sembilan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta agar bisa mengusung calonnya sendiri. Dengan kondisi itu, hanya PDI-P yang bisa mengusung calon tanpa harus berkoalisi dengan partai-partai lain.
Meski demikian, Ketua Badan Pemenangan Pemilu 2024 DPC PDI-P Kota Surakarta Her Suprabu menyatakan, partainya juga tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah partai lain untuk keperluan kontestasi tersebut. Namun, belum ada kesepakatan mendetail soal bentuk kerja sama politik yang akan diwujudkan kelak.
Her mengungkapkan, terdapat tiga sampai empat partai yang sudah berkomunikasi dengan partainya. Ia enggan membeberkan secara persis nama-nama partai itu. Hanya satu partai yang bersedia disebutkannya, yakni PKS.
Kami tidak harus ”copy paste ” yang konteks nasional meski tidak menutup kemungkinan.
Dilihat dari perolehan kursi, partainya memang bisa mengusung kandidat sendiri. Namun, ia menyatakan, partainya adalah partai yang terbuka sehingga membuka pula peluang koalisi. Keterbukaan itu dicontohkannya dari proses penjaringan calon wali kota dan calon wakil wali kota yang dilakukan juga secara terbuka bagi kader internal ataupun eksternal.
”Jadi, nanti, siapa pun partai yang akan bersama-sama, semuanya membangun Kota Surakarta. Selama visi dan misinya sama, dan sepakat semuanya, kami akan bergandeng tangan,” kata Her.
Her menjelaskan, partainya ingin membangun pemerintahan yang kuat. Untuk itu, menurut Her, dukungan dari legislatif juga harus kuat. Saat ini, partai berlambang banteng itu mempunyai 20 kursi dari 45 kursi yang diperebutkan di DPRD Kota Surakarta. Kekuatan legislatif partai itu akan semakin kokoh jika nantinya bekerja sama dengan partai-partai lain yang sama-sama memiliki wakil di parlemen tingkat daerah tersebut.
Dihubungi terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Daerah PKS Kota Surakarta Daryono tak memungkiri soal komunikasi politik yang sudah dijalin antara partainya dan PDI-P. Ia juga mengaku telah berkomunikasi dengan Golkar terkait kepentingan pilkada. Namun, ia menyatakan belum ada perbincangan spesifik mengenai kerja sama politik.
”Belum ada semacam kesepakatan atau arah yang lebih konkret. Masih baru penjajakan awal semua,” kata Daryono.
Daryono menyatakan terbuka dengan berbagai peluang kerja sama politik. Ia menyadari kerja sama itu mesti dilakukan karena partainya belum bisa mengusung kandidat sendiri. Hanya saja, ia menyebut, bentuk koalisinya kelak akan cukup cair. Susunan koalisi partai secara nasional belum tentu dapat ditiru di daerah.
”Konteks nasional dan daerah berbeda. Jadi, kami tidak harus copy paste yang konteks nasional meski tidak menutup kemungkinan. Sampai detik ini masih sangat cair. Kami bisa bergabung ke kubunya Mas Gibran (Koalisi Indonesia Maju), kubu PDI-P, atau malah bikin kubu sendiri,” kata Daryono.