Anies Diprediksi Tak Maju Pilkada DKI Jakarta dari Jalur Perseorangan
Tokoh populer, seperti Anies Baswedan, diprediksi akan menghindari maju pilkada melalui jalur perseorangan.
JAKARTA, KOMPAS — Para tokoh yang digadang-gadang maju pada Pilkada DKI Jakarta, termasuk Anies Rasyid Baswedan, diperkirakan akan menghindari jalur independen. Selain harus memenuhi syarat dukungan minimal dari 618.000 warga, biaya yang dibutuhkan untuk kampanye dan pemenangan juga diperkirakan cukup besar.
Pemerhati politik Ikrar Nusa Bhakti, di Jakarta, Minggu (5/5/2024), mengatakan, mengikuti pemilihan kepala daerah (pilkada) dari jalur independen atau perseorangan lebih berat dibandingkan maju melalui partai politik. Situasi itu juga berlaku bagi mereka yang akan maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.
Calon perseorangan membutuhkan dukungan warga yang tidak sedikit. Ongkos politik yang harus dikeluarkan juga relatif besar karena saat ini pemilih cenderung pragmatis atau mengharapkan imbalan uang dalam proses pemilihan.
Baca juga: Syarat Pencalonan Kian Berat, Jalur Perseorangan di Pilkada 2024 Diprediksi Sepi Peminat
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, syarat calon gubernur dari jalur perseorangan di provinsi dengan daftar pemilih tetap (DPT) 0-2 juta adalah mendapatkan dukungan minimal 10 persen dari total pemilih tetap. Untuk provinsi dengan DPT sebanyak 2 juta-6 juta, syarat minimal dukungan sekitar 8,5 persen dari total jumlah pemilih tetap. Adapun provinsi dengan total DPT hingga 6 juta-12 juta orang mengharuskan calon independen memiliki jumlah dukungan tak kurang dari 7,5 persen. Sementara daerah dengan DPT terbanyak hingga lebih dari 12 juta mensyaratkan calon perseorangan harus mengantongi 6,5 persen dukungan.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menetapkan jumlah daftar pemilih Pemilu 2024 sebanyak 8.252.897 pemilih. Artinya, warga yang hendak maju dari jalur independen membutuhkan dukungan dari 7,5 persen atau 618.000 warga.
Menurut Ikrar, dengan tantangan ini, tidak mudah maju di Pilkada Jakarta melalui jalur independen. Karena itu, tokoh populer, seperti Anies Baswedan, juga diprediksi akan menghindari maju pilkada melalui jalur perseorangan. Terlebih, Anies sudah mengantongi dukungan dari parpol, yaitu Nasdem.
”Untuk apa maju melalui jalur perseorangan? Dia (Anies) sudah mempunyai dukungan dari Nasdem,” tutur Ikrar.
Senada dengan Ikrar, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno juga ragu Anies akan maju dalam Pilkada DKI Jakarta dari jalur perseorangan. ”Jika tak dapat dukungan partai, rasa-rasanya anies tak maju Pilkada Jakarta. Maju jalur perseorangan bukan perkara gampang karena butuh stamina, energi, dan mesin politik yang memadai,” ujarnya.
Tidak mudah maju di Pilkada Jakarta melalui jalur independen. Karena itu, tokoh populer, seperti Anies Baswedan, juga diprediksi akan menghindari maju pilkada melalui jalur perseorangan.
Ia mencontohkan, Basuki Tjahaja Purnama sempat mengumpulkan banyak KTP untuk maju sebagai jalur independen pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2012. Namun, Basuki yang saat itu merupakan anggota Fraksi Partai Golkar DPR gagal mengumpulkan dukungan minimal dari warga DKI Jakarta. Namun, pada akhirnya, pria yang biasa dipanggil Ahok itu menerima pinangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerindra untuk diusung menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi calon gubernur Joko Widodo. Jokowi-Ahok akhirnya menang dalam pilkada yang digelar dua putaran.
Anies, berdasarkan hasil Pemilu 2024, memang sudah mengantongi banyak dukungan dari warga Jakarta. Di DKI Jakarta, Anies yang maju sebagai calon presiden nomor urut 1 berpasangan dengan Muhaimin Iskandar kalah tipis dari pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Anies-Muhaimin memperoleh 2.653.762 suara, sedangkan Prabowo-Gibran 2.692.011 suara.
Meski demikian, Adi tidak yakin Anies akan maju dari jalur perseorangan di Pilkada DKI Jakarta. Belajar dari pengalaman Pilkada 2012, Ahok pun akhirnya memilih menerima pinangan parpol untuk diusung sebagai calon wakil gubernur.
Akhir April lalu, Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengungkapkan, Anies Baswedan merupakan tokoh yang menjadi prioritas utama bagi Nasdem untuk dicalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024. Meskipun Anies sudah mendapatkan lampu hijau untuk maju dalam pilkada, ia masih enggan menyatakan langkah politiknya. Ia mengatakan ingin istirahat dulu sebelum mengambil langkah politik.
Menurut Ikrar, Anies punya kebebasan menentukan apakah maju dalam pilkada. ”Persoalannya, dia mengatakan istirahat dulu. Tidak tahu, apakah istirahat dalam arti menimbang-nimbang, istirahat hanya untuk sementara waktu tetapi maju dalam pilkada serentak,” kata Ikrar.