Pacuel, dari Hati Naik ke Telinga
Melalui ”headset”, Pacuel menerjemahkan isi hati konsumennya untuk hadir ke telinga.
Setelah hengkang dari dunia penjualan gawai pada 2019, Dimas Asrur Fauzi mencoba dunia baru secara mandiri, yakni teknisi elektronik. Dari sana, pria 31 tahun itu bertemu sejumlah klien dengan masalah headset yang biasa digunakan untuk bermain gim daring.
Beberapa produk yang ia tangani merupakan keluaran jenama ternama, bahkan ada yang harganya jutaan rupiah. Dari pengalaman itu, ia bisa merasakan langsung kualitas berbagai headset.
Ia berkesimpulan, ada sejumlah produk mahal yang kualitas audionya biasa saja. Ada pula headset dengan harga terjangkau, tetapi kualitasnya mumpuni.
Baca juga: Record Store Day Kaltim, Menikmati Musik dari Rilisan Fisik
Ia lantas memperdalam pemahamannya dengan belajar di internet tentang cara headset diproduksi. Tak ketinggalan, ia turut mencari tahu elemen-elemen pendukung headset, seperti spesifikasi bahan yang harus dipakai untuk mendapatkan kualitas maksimal audio.
Mulai 2020, ia mencoba untuk membuat headset sendiri. Tak hanya itu, produknya punya nilai lebih karena bisa didesain sesuai keinginan klien. Mulai dari warna, logo yang disematkan, sampai panjang kabel yang dibutuhkan.
Produk awal itu ia tawarkan ke sejumlah kawan. Di tengah perjalanan memulai bisnis itu, ia kebanjiran order. Mula-mula, di lokapasar ada seseorang memesan in ear monitor, alat bantu dengar yang biasa digunakan musisi saat pentas.
Usut punya usut, kliennya itu merupakan sound engineer grup musik Vierratale. ”Setelah berkontak, dia bilang, ’Boleh enggak produkmu ini dibagikan ke sound engineer Indonesia lain? Kayaknya mereka butuh, deh’,” kata pria yang karib disapa Pacuel itu, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (28/4/2024).
Produk keduanya itu ternyata langsung menyebar di kalangan musisi dan aktor pendukung lainnya di tingkat nasional. Saat itu, dengan harga terjangkau, yakni Rp 350.000, kliennya merasa kualitas in ear monitor produksi Pacuel amat baik.
Baca juga: Hikayat Kaset yang Awet
In ear monitor buatannya itu kemudian dipesan dan turut digunakan oleh sejumlah musisi dan grup musik ternama Tanah Air, seperti Last Child, Saint Loco, Praz Teguh, Kevin Aprilio, For Revenge, dan Oom Leo dari Good Night Electric.
Seluruh produk itu ia rakit sendiri secara manual atau hand made. Sejumlah musisi menilai harga yang ia tawarkan terlalu murah. Salah satu musisi bahkan menyatakan kualitas produknya lebih baik dari in ear monitor yang didapatkan kliennya di Singapura seharga Rp 3 juta.
Namun, Pacuel menyebut harga yang ia tawarkan bukan murah, melainkan terjangkau. Ia ingin bertahan di konsep itu. Tujuannya untuk mengenalkan produknya ke pasar yang lebih luas. Sebab, dengan harga tersebut, ia masih memperoleh marjin keuntungan.
”Jadi, kalau ada statement jika mau bagus harus mahal, itu terpatahkan,” katanya seraya tersenyum.
Saat ini, ia menaikkan sedikit harga produknya. Dua produk yang ia buat ditawarkan dengan harga Rp 380.000 dan Rp 550.000.
Menerjemahkan hati klien
Di tengah perjalanan itu, Pacuel ternyata bertemu dengan klien-klien tak terduga. Suatu ketika, seseorang memesan headset. Kliennya itu ingin nama istri yang sudah meninggal disematkan di salah satu sisi headset. Di sisi lain headset, klien tersebut ingin menyematkan nama buah hatinya.
Pacuel tak langsung mengerjakan produk tersebut. Ia mengobrol untuk mencari tahu karakter kliennya dan orang-orang terdekatnya. Pacuel membantu menerjemahkan itu ke desain hingga warna headset.
”Itu medium bagi dia supaya merasa terus dekat dengan istri dan anaknya,” kata Pacuel.
Di lain waktu, seorang pekerja tambang memesan produk Pacuel. Lantaran profesi itu mengharuskan seorang pekerja menginap di tempat kerja dalam waktu lama, klien tersebut meminta nama anak dan istrinya disematkan pula di headset.
Klien itu bercerita, saat rindu keluarga, headset bisa membuat kehadiran keluarga lebih nyata di tempat kerja. Klien itu bilang, saat mendengarkan musik, headset itu membuat kliennya seolah mendengarkan musik bersama keluarga.
Itu bikin Pacuel terharu. Ternyata, kata dia, produk yang ia buat bukan semata punya fungsi untuk mendengarkan musik. Ada pengalaman lain yang didapat dan turut membantu konsumennya.
Baca juga: Balada Kota di Piringan Hitam
Setelah melalui beberapa tahun usaha rintisan tersebut, Pacuel memaknai profesinya saat ini bukan sekadar bisnis biasa. In ear monitor atau headset secara umum bagi Pacuel merupakan medium untuk merepresentasikan seseorang jika harus dibendakan.
Melalui headset, ia ingin bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya orang. ”Bukan hanya fungsinya, melainkan juga menerjemahkan nilai-nilai lain sehingga membantu hidup mereka dan mencerminkan karakter konsumen,” ujarnya.
In ear monitor buatan Pacuel itu ditawarkan dengan jenama Posilian. Saat ini, ia memproduksinya seorang diri di tempat tinggalnya, Samarinda, Kaltim. Kendati tak punya latar belakang pendidikan spesifik di dunia audio, Pacuel ingin terus berkembang sehingga produknya bisa diterima lebih banyak orang.
Klien-klien Pacuel dari luar daerah pun terus berdatangan. Misalnya, sejumlah DJ, pembawa acara, pemain gim daring, hingga musisi dangdut turut memesan produknya. Kliennya yang seorang DJ mengatakan, in ear monitor lebih nyaman dipakai saat berkeringat ketika manggung dibandingkan dengan alat dengar audio yang berbantal telinga.
Baca juga: Kebangkitan Piringan Hitam, Tetap Eksis meski Tanpa Mendominasi Pasar
Pacuel punya mimpi bisa menjangkau konsumen lebih luas. Ia ingin membuktikan kualitas produk lokal, kendati belum sebesar jenama lain, bisa bersaing secara kualitas dan punya nilai lebih.
Di luar itu, ia ingin memanfaatkan jejaring yang ia punya untuk turut membantu berbagai musisi dan seniman lokal untuk menapaki capaian lebih tinggi. Ia ingin mendukung karya-karya lokal di Kaltim untuk dikenal lebih luas melalui pertemanannya dengan musisi-musisi ternama Tanah Air yang sudah menggunakan produknya.
Dimas Asrur Fauzi alias Pacuel
Lahir: Samarinda, 29 Oktober 1993
Pendidikan terakhir: SMKN 2 Samarinda (2008-2011)
Profesi: Pembuat in ear monitor hand made Posilian