JAKARTA, KOMPAS — Sekitar 600 anak datang ke auditorium lantai IV Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, untuk mendengarkan dongeng, Minggu (28/10/2018). Lembaga seni dan sastra Reboeng telah menyiapkan belasan dongeng yang bertujuan mendekatkan anak dengan orangtua dan menanamkan pelajaran moral.
”Sekarang ini banyak orangtua yang kurang dekat dengan anaknya karena bekerja. Oleh karena itu, acara ini dapat menjadi salah satu kegiatan akhir pekan mereka bersama sekaligus mengajarkan moral bagi anak-anaknya melalui cerita menarik,” kata Ketua Reboeng Nana Ernawati.
Dongeng pertama ditampilkan oleh Bagong Soerbardjo dari Yogyakarta menggunakan wayang kardus. Pria yang telah puluhan tahun menggeluti dunia berdongeng ini membawakan dongeng ”Timun Mas” yang ia modifikasi menjadi modern.
”Mengapa kau bersedih istriku? Timun Mas, kan, tumbuh menjadi anak yang baik. Ia tidak terus main ponsel dan game seperti anak-anak lain?” kata Soebardjo di depan anak-anak yang bahkan memajuinya sampai ke pinggir panggung.
Tak jarang, anak-anak bahkan ikut naik ke panggung untuk melihat dengan dekat wayang kardus yang digunakan. Begitu pula saat penampilan lain.
Selain dongeng, pada acara ini orangtua dan anak-anak juga dihibur dengan penampilan atraksi gerak dan tongkat, tari sufi, tarian dari sejumlah daerah, dan hiburan lainnya.
Tidak hanya menonton, pengunjung juga dapat mengunjungi stan-stan yang dapat mengajarkan berbagai kreativitas. Stan yang banyak dikunjungi adalah stan yang mengajarkan cara membuat topeng untuk berdongeng dari koran bekas. Selain itu, ada pula cara bersulap yang banyak diminati anak-anak.
Sesuai jadwal, acara dongeng berlangsung hingga pukul 15.30. Adapun Perpustakaan Nasional buka hingga pukul 16.00.