Tambah VLGC, Pertamina Masih Matangkan Investasi Kapal LNG
Penambahan kapal dilakukan pada tanker VLGC, sebanyak dua unit, untuk mengangkut elpiji serta produk petrokimia.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina International Shipping masih mematangkan rencana investasi kapal pengangkut gas alam cair atau LNG, yang memiliki pasar tersegmentasi serta belum berkembang signifikan di Indonesia. Adapun penambahan kapal dilakukan pada tanker gas raksasa (very large gas carrier /VLGC) yang akan dioptimalkan untuk mengangkut elpiji serta produk petrokimia.
Sekretaris Perusahaan Pertamina International Shipping (PIS) M Aryomekka Firdaus, Jumat (10/5/2024), mengatakan, LNG membutuhkan jenis kapal angkut sendiri, yakni LNG carrier (LNGC). Sejak 2023, PIS berencana berinvestasi LNGC, tetapi belum terlaksana.
”Untuk pasar LNG itu sangat segmented (tersegmentasi) dan di Indonesia perkembangannya masih terbatas. Sementara kami di BUMN, kalau investasi harus disertai berbagai pertimbangan FID(final investment decision) yang sangat matang,” kata Aryomekka.
Indonesia sejatinya memiliki potensi besar dalam pengembangan LNG, terlebih pada 2023, ditemukan sejumlah sumber gas jumbo, yakni di laut lepas Kalimantan Timur dan lepas pantai Sumatera bagian utara. Adapun Pertamina ambil bagian dalam pengembangan Blok Masela di Maluku setelah bersama Petronas setelah membeli hak partisipasi Shell pada 2023. Namun, proyek ditargetkan baru rampung akhir 2029.
Di tengah rencana investasi pada kapal pengangkut LNG, PIS resmi menambah duaVLGC bernama Pertamina Gas Caspia dan Pertamina Gas Dahlia, di Geoje, Korea Selatan, Kamis (9/5/2024). Kapal sepanjang 300 meter dengan kapasitas 91.000 meter kubik itu diproduksi di salah satu galangan kapal terbesar di dunia, yakni Hanhwa Ocean, Korsel.
Dua VLGC baru itu akan dioptimalkan untuk mengangkut komoditas elpiji serta petrokimia, yakni propylene maupun amonia, serta ditujukan untuk perdagangan di rute internasional. Dengan penambahan dua armada baru tersebut, PIS kini memiliki 7 tanker VLGC. Ketujuhnya bagian dari total 419 tanker VLGC yang saat ini berlayar di seluruh dunia.
”Untuk saat ini, 4 dari 7 VLGC keluar masuk Indonesia. (Sementara) 3 full dicarter oleh perusahaan luar dan kargo internasional,” kata Aryomekka.
Ketahanan energi
Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari menuturkan, penambahan itu akan memperkuat peran PIS dalam hal distribusi energi di Indonesia. ”VLGC ini bukan sekadar kapal, melainkan testamen kolaborasi internasional, kecanggihan teknologi, dan komitmen tak tergoyahkan dalam mendukung ketahanan energi Indonesia,” katanya melalui siaran pers, Kamis.
Kedua VLGC baru PIS dilengkapi energy saving device dan shaft generator yang mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar. Selain itu, kapal juga dilengkapi teknologi ramah lingkungan yang dapat mengurangi polusi hujan asam (NOx). ”Bertambahnya VLGC yang lebih ramah lingkungan untuk mendukung transisi energi dan bisnis yang berkelanjutan,” ujar CEO PIS Yoki Firnandi.
Sejumlah keunggulan Pertamina Gas Caspia dan Pertamina Gas Dahlia salah satunya ialah fleksibilitas muatan yang tertinggi, yakni hingga 39 kombinasi muatan. Selain itu, terdapat fasilitas akomodasi anti-pembajakan untuk keamanan dan kenyamanan kru kapal. Khusus VLGC Pertamina Gas Dahlia, pengelolaannya langsung oleh PIS serta diawaki oleh 100 persen kru asal Indonesia.
Adapun tujuh tanker VLGC PIS memiliki rata-rata usia 3,42 tahun. Menurut Yoki, hal tersebut menjadi keunggulan tersendiri dari sisi kualitas operasional kapal yang lebih andal. Selain itu, teknologi baru juga membuat VLGC-VLGC PIS lebih berdaya saing.
Kelima VLGC PIS lainnya adalah Pertamina Gas 1, Pertamina Gas 2, Pertamina Gas Amaryllis, Pertamina Gas Tulip, dan Pertamina Gas Bergenia.
Secara keseluruhan, PIS kini memiliki 102 unit armada. Selain VLGC, juga ada, antara lain, VLCC dan Suezmax. Dari jumlah tersebut, sebanyak 60 kapal di antaranya beroperasi di rute internasional.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menyampaikan, VLGC Caspia dan Dahlia, yang sudah berteknologi dual fuel dan ramah lingkungan, bagian dari upaya Pertamina menjalankan bisnis hijau. Lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, and governance/ESG) terus diterapkan oleh Pertamina.