Banjir Demak dan Kudus Berangsur Surut, Pengungsi Pulang
Ribuan warga terdampak banjir di Demak dan Kudus yang sempat mengungsi kini kembali ke rumahnya. Banjir telah surut.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
DEMAK, KOMPAS — Banjir yang melanda Kabupaten Demak dan Kudus, Jawa Tengah, telah berangsur surut. Ribuan orang yang sempat mengungsi di sejumlah titik pengungsian telah kembali ke rumah masing-masing.
Di Demak, banjir masih merendam lima desa di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Karanganyar, Sayung, dan Karangtengah, pada Kamis (28/3/2024). Ketinggian air yang merendam lima desa itu beragam, mulai dari 20 sentimeter hingga 30 cm.
Sementara itu, seluruh warga yang sempat mengungsi akibat banjir kini telah kembali ke rumah masing-masing pada Kamis pagi. Sebelumnya, pada Rabu (27/3/2024), sebanyak 1.491 warga Kecamatan Karanganyar masih mengungsi di sejumlah titik.
”Hari ini, kami menyalurkan bantuan logistik dan air bersih untuk warga-warga terdampak banjir. Warga membutuhkan air bersih dan peralatan kebersihan untuk membersihkan rumah dan lingkungan mereka dari lumpur sisa banjir,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak Agus Nugroho, Kamis petang.
Agus mengatakan, ke depan, banjir masih berpotensi terjadi di wilayahnya. Hal itu karena posisi Demak yang berada di wilayah hilir membuat Demak akan selalu menampung air-air dari wilayah hulu.
”Dua kali banjir yang terjadi di Demak bukan karena hujan ekstrem, tetapi karena kiriman air dari wilayah hulu. Kami berharap,semoga tanggul-tanggul yang ada bisa dikuatkan supaya air dari wilayah atas bisa tertampung,” ucap Agus.
Di Kudus, banjir juga telah surut pada Kamis. Seluruh warga terdampak banjir dari Kudus dan Demak yang sempat mengungsi di sejumlah titik di Kudus juga sudah kembali ke rumah masing-masing.
Sama dengan Agus, Kepala BPBD Kudus Mundir juga mengingatkan seluruh pihak di wilayahnya bahwa banjir masih mungkin akan kembali terjadi. Sebab, musim hujan belum berakhir. Ia meminta masyarakat, khususnya di wilayah-wilayah yang rawan banjir, agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bencana.
”Kami tidak berharap ada bencana susulan, tapi kami minta supaya warga siaga jika sewaktu-waktu ada bencana, harus siap dievakuasi ke titik-titik pengungsian. Kami telah menyiapkan, misalnya desa ini kalau ada bencana mengungsi di mana, mohon semuanya sama-sama bersiap,” ujar Mundir.
Mundir menyebut, banjir di wilayahnya terjadi karena pendangkalan sungai. Air sungai juga melimpas karena ada penyempitan alur sungai akibat eceng gondok yang tumbuh subur, salah satunya Sungai Juana.
”Sejak beberapa hari terakhir, kami membersihkan eceng gondok untuk memperlancar arus air di sungai-sungai yang ada. Kami juga berupaya memperbaiki tanggul-tanggul kritis yang terancam longsor bersama dengan warga setempat untuk antisipasi,” katanya.
Pendataan
Seiring dengan surutnya banjir di sejumlah wilayah, Pemerintah Provinsi Jateng mulai mengirimkan bantuan untuk memudahkan warga terdampak dalam kegiatan bersih-bersih. Pendataan terhadap rumah-rumah warga yang rusak akibat banjir juga dilakukan.
”Kami sudah koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk mendata mana yang rusak akan kami perbaiki. (Klasifikasi kerusakannya) ada rusak berat, sedang, dan ringan,” kata Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana.
Selain rumah warga terdampak, pendataan dan perbaikan juga dilakukan terhadap infrastruktur yang rusak, termasuk tanggul-tanggul yang jebol. Banjir yang terjadi pada pertengahan Maret menyebabkan sejumlah tanggul di Demak dan Grobogan jebol hingga mengakibatkan air limpas ke permukiman dan lahan pertanian warga.
”Jangan sampai di tahun-tahun yang akan datang terjadi lagi (tanggul jebol). Tentunya, harus ada penguatan dari tanggul-tanggul yang ada,” ucap Nana.
Jalan yang rusak akibat banjir diperkirakan mencapai 100 kilometer.
Perbaikan juga dilakukan di jalan-jalan yang rusak akibat banjir, seperti di jalur pantura Demak-Kudus di Kecamatan Karanganyar, Demak. Di jalan tersebut, aspal-aspal mengelupas akibat banjir. Perbaikan berupa penambalan lubang jalan ataupun pengaspalan ulang telah dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY sejak Minggu (24/3/2024).
”Target kami, untuk jalur arah Kudus–Semarang, perbaikan aspal sepanjang 1,4 kilometer dapat diselesaikan paling lambat Sabtu, 30 Maret 2024. Sehingga, kami sudah bisa melanjutkan perbaikan aspal jalan yang dari arah Semarang–Kudus sepanjang 300 meter hari Minggu, 31 Maret 2024, dan selesai pada hari yang sama,” ujar Kepala BBPJN Jateng-DIY Rien Marlia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Jateng Hanung Triyono mengatakan, perbaikan jalan provinsi yang rusak akibat banjir dan longsor di wilayahnya ditergetkan selesai pada H-7 lebaran. Jalan-jalan provinsi yang rusak akibat banjir mayoritas berada di daerah timur Jateng, seperti Grobogan, Demak, dan Kudus.
”Jalan yang rusak akibat banjir diperkirakan mencapai 100 kilometer. Untuk perbaikan jalan provinsi, kami tunggu banjirnya surut dulu. Kalau sudah surut, kami akan melakukan perbaikan dengan menambal lubang-lubang jalan yang ditargetkan selesai di H-7 Lebaran 2024,” ujar Hanung.