APJI Minta Pemerintah Lebih Optimalkan Pengusaha Daerah
APJI Bali meminta pemerintah mengoptimalkan keterlibatan pengusaha daerah dalam penyediaan layanan jasa boga untuk MICE.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia atau APJI Daerah Bali meminta pemerintah menggandeng dan melibatkan jasa boga di daerah dalam penyelenggaraan kegiatan berskala nasional dan internasional di Bali. Pemerintah juga diharapkan mendukung peningkatan kapasitas pengusaha lokal sehingga memenuhi standar produk dan pelayanan.
Bali kerap kali dipilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan berskala nasional dan kegiatan internasional. Usaha jasa boga menjadi pendukung penting bagi kesuksesan kegiatan yang diselenggarakan di Bali.
”Kami dari APJI Bali menginginkan agar kami dilibatkan dalam proyek pengadaan makanan dan minuman. Hal ini juga untuk meningkatkan pendapatan pengusaha lokal Bali,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) APJI Bali terpilih untuk periode 2024-2029 I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha, yang akrab disapa Inda, dalam serangkaian kegiatan Musyawarah Daerah DPD APJI Bali 2024 di Kerobokan, Kuta Utara, Badung, Minggu (28/4/2024).
Inda menambahkan, meningkatnya pendapatan pengusaha lokal akan berdampak positif terhadap daerah, di antaranya melalui peningkatan pendapatan daerah dari pajak yang dibayarkan pengusaha lokal.
Senada dengan Inda, Kepala Bidang Hubungan Kelembagaan dan Luar Negeri DPD APJI Bali Yoke Darmawan menambahkan, sebagai asosiasi, APJI akan memfasilitasi anggotanya untuk mengakses program pelatihan dan peningkatan kapasitas, termasuk sertifikasi kompetensi usaha. ”Pengusaha jasa boga ini juga dari kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bali,” ujar Yoke.
Adapun Kepala Bidang Pengembangan, Kelembagaan, dan Sumber Daya Manusia Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Istri Vera Laksmi Dewi mengatakan, pemerintah dapat memfasilitasi pengusaha daerah, yang bernaung dalam asosiasi, untuk mengembangkan kapasitas usaha dan lembaganya. Menurut Vera, pemerintah juga akan membantu pengusaha mengakses sertifikasi kompetensi, selain sertifikasi usaha.
Ditemui di acara Musda DPD APJI Bali di Kuta Utara, Badung, Minggu, Vera menyebutkan, usaha makanan dan minuman berkontribusi signifikan terhadap ekonomi Bali, yang bertumpu pada sektor pariwisata, selain usaha akomodasi dan transportasi. Penyelenggaraan kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan ekshibisi (MICE) di Bali memerlukan dukungan jasa boga atau katering, di samping ditopang dengan keberadaan restoran dan tempat-tempat makan.
Dari laporan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali tentang Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan IV 2023, lapangan usaha akomodasi dan makan-minum menjadi kontributor terbesar perekonomian Bali. Hingga triwulan IV-2023, lapangan usaha akomodasi dan makan-minum mengalami pertumbuhan sebesar 13,87 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pada triwulan IV-2023, menurut laporan BPS Provinsi Bali, akomodasi dan makan-minum merupakan lapangan usaha, yang menjadi sumber pertumbuhan terbesar ekonomi Bali, dengan kontribusi sebesar 2,34 persen.
Lebih lanjut Vera mengatakan, dengan bernaung dalam asosiasi, maka pengusaha di sektor pariwisata diharapkan akan lebih mudah mengakses informasi dan membangun relasi dalam menawarkan layanan jasa boga mereka ke penyelenggara kegiatan.
Vera menambahkan, dengan bertambah ramainya kunjungan wisata ke Bali dan banyaknya kegiatan MICE berskala nasional dan internasional di Bali, maka peran pengusaha jasa boga di Bali pun diharapkan semakin optimal. ”Keberadaan asosiasi diharapkan akan semakin meningkatkan keterlibatan pengusaha jasa boga di daerah,” katanya.