Gempa Garut: Korban Luka dan Bangunan Rusak Bertambah
Jumlah korban luka dan bangunan yang terdampak gempa bumi dengan kekuatan M 6,2 di Kabupaten Garut terus bertambah.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Jumlah korban luka dan bangunan yang rusak akibat gempa pada Sabtu malam di Garut Jawa Barat terus bertambah. Kini terdata ada 6 warga yang luka dan 29 unit rumah rusak.
Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 terjadi di lepas pantai pada jarak 156 kilometer arah barat daya Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024) malam.
Kepala Seksi Humas Polres Garut Inspektur Dua Susilo Adi, Minggu (28/4/2024), memaparkan, gempa mengakibatkan enam warga mengalami luka-luka. Enam warga ini berdomisili di empat kecamatan, yakni Cisompet, Cikelet, Singajaya, dan Pameungpeuk.
Ia menuturkan, sebanyak 29 unit rumah warga rusak ringan hingga sedang. Sementara dua fasilitas umum juga rusak. Salah satunya bangunan Rumah Sakit Umum Daerah Pameungpeuk.
Sebelumnya dari data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat, jumlah korban luka di Kabupaten Garut akibat gempa magnitudo (M) 6,2 sebanyak 3 orang dan jumlah bangunan yang rusak 24 unit.
”Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Para korban yang terluka disebabkan tertimpa reruntuhan bangunan serta terjatuh saat menyelamatkan diri ketika terjadi gempa,” kata Susilo.
Susilo menuturkan, kerusakan akibat gempa berkekuatan M 6,2 di Kabupaten Garut tersebar di 12 kecamatan. Polres Garut telah bersinergi dengan pemda setempat dan TNI untuk menyiapkan upaya penanganan korban yang terdampak gempa.
Para korban yang terluka karena tertimpa reruntuhan bangunan serta terjatuh saat menyelamatkan diri ketika terjadi gempa.
Upaya yang diprioritaskan adalah mendirikan posko bencana dan dapur darurat di beberapa titik yang memerlukan bantuan. Pihak kepolisian juga akan melaksanakan patroli gabungan di wilayah terdampak bencana gempa bumi untuk mengantisipasi terjadinya penjarahan.
”Pemda setempat bersama seluruh pihak terkait saat ini tengah menyiapkan tenda darurat dan menyalurkan bantuan pakaian, selimut, air bersih, serta sembako kepada warga yang terdampak,” tambahnya.
Budi Kisrimanto, salah satu warga di Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, mengungkapkan, kekuatan gempa bumi sangat terasa. Durasi gempa kurang lebih lebih sekitar 20 detik.
”Saya dan para pekerja bermukim di mes pabrik penyamakan kulit PT Garut Makmur Perkasa. Saat gempa bumi, kami meninggalkan mes demi menyelamatkan diri,” ungkap Budi.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono memaparkan, dari hasil analisis gempa dengan M 6,2 terletak pada koordinat 8,39 derajat Lintang Selatan dan 107,11 derajat Bujur Timur. Gempa terjadi pada pukul 23.29 WIB.
Ia memaparkan, gempa ini merupakan jenis gempa bumi menengah. Hal ini disebabkan adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat.
”Gempa terjadi pada kedalaman 70 kilometer. Gempa ini tidak berpotensi memicu gelombang tsunami dan merupakan gempa menengah,” papar Daryono.
11 daerah
Dari data BPBD Jawa Barat dan BNPB, dampak kerusakan akibat gempa bumi berkekuatan M 6,2 mencapai 11 daerah di Jawa Barat.
Ke-11 daerah ini adalah Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Pangandaran, dan Kabupaten Purwakarta.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Abdul Muhari mengatakan, selain tempat tinggal atau rumah, gempa juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan fasilitas publik, seperti tempat ibadah, sekolah, dan sarana kesehatan.
”BPBD kabupaten, kota, serta provinsi Jawa Barat yang didukung tim gabungan tengah melaksanakan upaya penanganan darurat setelah gempa terjadi. Sementara tim Reaksi Cepat BPBD di masing-masing kabupaten dan kota serta provinsi Jawa Barat terus melakukan pendataan dan monitoring,” ucap Abdul.