Trauma MU Disengat ”Si Lebah”
MU harus melewati trauma dan lawan paling tidak disukai untuk menjaga asa ke Liga Champions. ”Si Lebah” siap menyengat.
LONDON, JUMAT — Dengan gaya pragmatisnya, Brentford merupakan salah satu lawan yang paling dibenci Manchester United. Pertahanan blok rendah nan rapat ”Si Lebah” tidak cocok untuk MU yang mengandalkan transisi. Trauma musim lalu, saat takluk empat gol tanpa balas di Stadion Gtech Community, pun kembali menyengat MU.
Jeda yang indah. Selalu menyenangkan bisa menang sebelum jeda internasional.
MU sedang di atas angin sebelum jeda internasional. Mereka menaklukkan tim rival abadi Liverpool di perempat final Piala FA. Saat bersamaan, dua pesaing empat besar Aston Villa dan Tottenham Hotspur tersandung di pekan ke-29. Tim asuhan Manajer Erik ten Hag itu kembali menyalakan asa lolos ke Liga Champions musim depan.
”Jeda yang indah. Selalu menyenangkan bisa menang sebelum jeda internasional. Para pemain berangkat untuk tugas di negara masing-masing dan sekarang telah kembali. Mereka telah memulai proses lagi bersama kami sejak kemarin. Persiapan itu mungkin singkat, tetapi kami sudah siap untuk laga selanjutnya,” kata Ten Hag.
Baca juga: Sebelas Pekan Krusial Manchester United
Namun, ”Setan Merah” patut waspada. Kunjungan ke markas Brentford, pada lanjutan Liga Inggris, Minggu (31/3/2024) dini hari WIB, berpotensi menjadi antiklimaks. Liverpool memang jauh lebih unggul dari segala sisi ketimbang Brentford. Namun, MU mungkin lebih senang bertemu Liverpool yang begitu percaya diri dengan garis pertahanan tinggi.
Bukan tanpa alasan, MU selalu kesulitan saat menghadapi Brentford. Mereka membutuhkan keajaiban gelandang Scott McTominay yang membalikkan keadaan pada injury time di Stadion Old Trafford, Oktober 2022. Adapun terakhir kali berkunjung ke Gtech, mereka takluk 0-4 yang sekaligus menandai krisis pertama rezim Ten Hag.
Brentford, di bawah Manajer Thomas Frank, dikenal sangat pragmatis. Terutama saat bertemu tim besar seperti MU. Mereka hanya mencatat rerata 44,4 persen penguasaan bola, tetapi menghasilkan umpan panjang terbanyak kedua di liga, 61 kali. Si Lebah lebih spekulatif, enggan membangun serangan dari bawah yang berisiko tinggi.
Baca juga: Sinar Garnacho di Wajah Buruk Rupa Manchester United
Kebetulan, MU juga bukan tim yang senang mendominasi permainan. Penguasaan bola mereka hanya 50,1 persen, hanya sedikit lebih baik dari tim medioker Fulham (49,7 persen). Namun, lawan Brentford yang lebih pasif, mereka tidak punya pilihan selain mengontrol bola lebih lama untuk membangun serangan.
Alejandro Garnacho dan Marcus Rashford, dua penyerang sayap MU, bisa berpesta karena begitu banyak ruang di sisi pertahanan Liverpool. Setan Merah yang merupakan tim dengan serangan langsung terbanyak, 72 kali, bisa mengandalkan transisi. Masalahnya, situasi seperti itu tidak akan terulang versus Brentford.
Brentford menggunakan formasi 3-5-2 yang bisa berubah jadi lima bek sejajar ketika bertahan. Jarak antara pemain sangat dekat ketika mereka sudah bermain dengan blok rendah. Koordinasi Ivan Toney dan rekan-rekan bagai ombak yang mengikuti arah angin, bergerak kompak menyesuaikan dengan serangan lawan.
Setan Merah lebih diunggulkan menang, tetapi mereka harus bermain efisien di depan gawang lawan. Adapun menurut Opta, MU merupakan tim dengan selisih gol dengan expected goals terburuk dari tim peringkat 10 besar (-3,02). Penyerang Rasmus Hojlund yang mencetak 7 gol dari 7 laga terakhir di liga akan dijadikan tumpuan.
Baca juga: Lompatan Spurs dan Harapan Manchester United dari Villa Park
MU juga akan kembali berharap dengan McTominay, pahlawan di pertemuan sebelumnya. Dengan tubuh tinggi dan besar, presensinya di kotak penalti bisa mengacaukan formasi rapi pertahanan Brentford. Hal itu terbukti saat McTominay menyumbang sepasang gol setelah dimasukkan di menit ke-87.
Selain itu, bek tengah andalan MU, Lisandro Martinez, sudah pulih dari cedera. Menurut Ten Hag, kembalinya sang pemain akan menjadi kunci untuk meneruskan tren positif, termasuk di kandang Si Lebah. Bek asal Argentina itu tidak hanya piawai dalam melindungi pertahanan, tetapi juga krusial saat MU membangun serangan dari bawah.
”Kami sangat merindukannya (Martinez) di setiap laga karena dia membawa ketenangan ke dalam tim. Saat bersamaan, dia juga selalu mengekspresikan sikap pemenang setiap saat. Dia bisa menularkan energi tersebut ke seluruh anggota tim dan itu sangat membantu kami untuk mencapai level (terbaik tim ini),” jelas Ten Hag.
Di sisi lain, Brentford menyambut dengan motivasi berlipat untuk keluar dari tren enam laga tanpa kemenangan, lima kali di antaranya berujung kalah. Mereka butuh kemenangan karena hanya terpaut lima poin dari zona degradasi. Menurut Frank, bantuan dukungan penonton akan menjadi pembeda, seperti di pertemuan musim lalu.
”Ini sangat, sangat penting. Kami harus melakukannya bersama-sama. Terutama jika keadaan tidak berlangsung sesuai keinginan kami di laga nanti. Saya berani berjanji, para pemain akan bertarung dan berlari sepanjang permainan. Di situasi yang sangat sulit seperti ini, kami butuh bantuan dari semua pihak (pemain dan pendukung),” katanya. (AP/REUTERS)