Jelang Pilkada, Zulkifli Boyong Peserta Rakornas ke Istana
Usai Pilpres dan jelang Pilkada 2024, Presiden akan terima pengurus dan peserta Rakornas PAN di Istana Negara. Ada apa?
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Presiden Joko Widodo akan menerima jajaran pengurus Partai Amanat Nasional (PAN) di Istana Negara, Jakarta, Jumat (10/5/2024). Selain berbincang santai, Presiden Jokowi juga akan berfoto bersama para fungsionaris PAN yang kini tengah menggelar Rapat Koordinasi Nasional atau Rakornas di salah satu hotel di Jakarta.Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno membenarkan rencana silaturahmi puluhan Pengurus PAN dan peserta Rakornas dengan Presiden Jokowi sore ini. Pertemuan direncanakan di Istana Negara, Jakarta, jam 16.00 dan disertai dengan foto bersama.
"Ini dadakan karena permintaan dari orang PAN. Pertemuannya di Istana Negara karena katanya pesertanya banyak tetapi foto bersamanya disiapkan di tangga Istana Merdeka. Simbol Istananya di situ," ungkap sumber Kompas, sebelum shalat Jumat tadi.
"Ini dadakan karena permintaan dari orang PAN. Pertemuannya di Istana Negara karena katanya pesertanya banyak tetapi foto bersamanya disiapkan di tangga Istana Merdeka. Simbol Istananya di situ"
Pidato Prabowo, Restu Soekarno
PAN sebagaimana diberitakan tengah menggelar Rapat Koordinasi Nasional di Jakarta. Rakornas yang dibuka, Kamis (9/5/2024) malam, sekaligus workshop Bimbingan Teknis Anggota Legislatif Tingkat Nasional untuk mewujudkan kemenangan di Pilkada 2024.
Dalam acara pembukaan tersebut, Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto pun hadir dan memberikan pidato politiknya. Salah satunya terkait keyakinan Prabowo mengenai kekuatan besar yang selalu mendukung di belakangnya seperti Partai Gerindra dan PAN. Selain itu, ujarnya,
ada tiga presiden yang telah mendukung.
"Pertama tentunya, udahlah nggak usah malu-malu. Presiden Jokowi. Iya kan. Apa lagi? Wajar itu. Saya juga ngga pernah sembunyi," tuturnya.Kendati pada dua Pemilu Presiden, Prabowo mengakui menjadi rival Jokowi, saat ini dia menjadi bagian dari Tim Jokowi. "Dan saya didukung Jokowi. Mau apa, Saudara-saudara sekalian? Bener nggak? Nggak usah basa-basi lah," ujarnya.
"Pertama tentunya, udahlah nggak usah malu-malu. Presiden Jokowi. Iya kan. Apa lagi? Wajar itu. Saya juga ngga pernah sembunyi"
Prabowo juga menceritakan mendapat dukungan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono. "Juga terang-terangan kan," ujarnya.Partai Demokrat yang dilahirkan SBY memang akhirnya merapat ke Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 ini. "Dan saya juga merasa didukung oleh Presiden Gus Dur. Kan beliau endorse aku terus-menerus jadi beliau dukung saya dari langit. Aku yakin beliau di belakang saya," seloroh Prabowo.
Bahkan Presiden Soeharto pun, menurut Prabowo, mendukung. "Saya kira mungkin Pak Harto dukung saya juga yah, kira-kira," tambahnya.
"Saya kira mungkin Pak Harto dukung saya juga yah, kira-kira"
Dia pun menilai Presiden Sukarno juga merestui. "Walaupun ada yang ngaku-ngaku, selalu seolah-olah Bung Karno milik satu partai, tapi tidak, Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia. Feeling saya beliau juga dukung saya juga, saya kira. Iya kan. Yang saya perjuangkan kan apa yang beliau cita-citakan. Indonesia berdiri di atas kaki kita sendiri. Indonesia tidak mau jadi darah bangsa lain. Kan demikian," tuturnya.
"Walaupun ada yang ngaku-ngaku, selalu seolah-olah Bung Karno milik satu partai, tapi tidak, Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia. Feeling saya beliau juga dukung saya juga, saya kira. Iya kan"
"Kendaraan" Presiden dan peran PAN
Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan dalam pembukaan Rakornas juga menegaskan partainya akan selalu beriringan dengan Partai Gerindra dalam menghadapi pemilihan kepala daerah serentak 2024.
Tak hanya bekerja sama untuk mengusung kandidat di sejumlah daerah, PAN juga menyiapkan kader sebagai calon kepala daerah atau calon wakil kepala daerah untuk diusulkan bersama-sama dalam pilkada nanti.
Jika menilik ke belakang, saat pelantikan Zulkifli sebagai Menteri Perdagangan pada 14 Juni 2022 di Istana Negara, Jakarta, banyak disebut kehadiran Zulkifli sebagai momentum resmi bergabungnya PAN dalam koalisi pemerintahan meski sudah sejak Rakernas 2021 PAN menyatakan kesediaannya untuk masuk ke koalisi. Artinya, dengan masukya PAN, saat ini pemerintah didukung oleh tujuh dari sembilan parpol yang memiliki kursi di parlemen, dengan proporsi total kursi 82 persen berbanding 18 persen oposisi. (Kompas.id, 17/6/2022)
Keberadaan Zulkifli juga menambah jumlah ketua umum (ketum) parpol di dalam kabinet. Ia menjadi ketum keempat setelah Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dan Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa yang menduduki kursi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Kabinet juga diisi Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G Plate, sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika.
Presiden Jokowi disebut ingin mempersiapkan ’kendaraan’ alternatif bagi kandidat capres yang ia dukung di 2024. Jika ’kendaraan’ itu tidak dibutuhkan karena kandidat telah diusung oleh parpol yang memiliki tiket pencalonan presiden, mereka dipersilakan untuk mengusung calon yang lain.
Selain itu, hadirnya PAN melengkapi formasi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), koalisi bentukan Partai Golkar, PAN, dan PPP untuk menghadapi Pemilu 2024. Sejak dideklarasikan pada awal Juni lalu, KIB dispekulasikan sebagai koalisi alternatif yang dibentuk untuk mengusung kandidat capres yang didukung Presiden Jokowi. Berhimpunnya seluruh anggota KIB di kabinet pun semakin mengindikasikan peran Presiden Jokowi di belakang mereka.
Sumber Kompas di lingkaran KIB membenarkan prediksi itu. Presiden Jokowi disebut ingin mempersiapkan ”kendaraan” alternatif bagi kandidat capres yang ia dukung di 2024. Jika ”kendaraan” itu tidak dibutuhkan karena kandidat telah diusung oleh parpol yang memiliki tiket pencalonan presiden, mereka dipersilakan untuk mengusung calon yang lain. (INA)