Nina Akbar Tandjung, Makin Segar meski Tambah Usia
Penambahan usia tak berpengaruh signifikan kepada Nina Akbar Tandjung, pendiri Yayasan Warna-Warni Indonesia.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO, JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
Penambahan usia seolah tak berpengaruh signifikan kepada Nina Akbar Tandjung (64), pendiri Yayasan Warna-Warni Indonesia. Nina yang hadir sebagai salah satu narasumber dalam diskusi kelompok terfokus (FGD) bertema ”Menjaga Warisan Budaya dan Reimajinasi Museum dan Cagar Budaya di Indonesia”, di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (18/4/2024), tampak tetap segar dan cantik.
”Ah, masak? Mungkin karena biasa melihat saya gelungan (rambut digelung). Hari ini rambut saya hanya begini,” jawab Nina menanggapi penilaian atas tampilannya. Kemarin, ia tampil dengan gaya santai, bersetelan batik merah dengan rambut potongan pendek.
Tak hanya wajahnya yang bersinar, fisik perempuan bernama lengkap Krisnina Maharani itu juga tetap bagus. Istri politikus Akbar Tandjung ini sering bepergian ke banyak kota berkait dengan kegiatan yayasannya. Dalam satu pekan, ia biasa berpindah ke beberapa kota.
Ia mencontohkan, bepergian dari Jakarta ke Solo sudah menjadi hal yang biasa. Di kota kelahirannya, Solo, setidaknya ada dua hal besar yang ia kelola. Hotel miliknya, Roemahku Heritage Solo yang merupakan bangunan bersejarah, serta Rumah Budaya Kratonan, museum dan fasilitas edukasi budaya di Jalan Manduro, Solo.
Saat berbicara soal fasilitas edukasi kebudayaan, termasuk museum, Nina mengusulkan harus juga memperhatikan cara pemasaran lebih kekinian. ”Misalnya, dengan media sosial,” katanya.
Menurut dia, media sosial merupakan medium yang efektif untuk menginformasikan berbagai hal tentang rumah budaya yang dikelolanya, juga menjadi penarik pengunjung.
Akun Instagram Rumah Budaya Kratonan aktif, misalnya, selalu mengunggah banyak hal terkait apa yang ada di museum serta kegiatannya, bahkan hingga info kekinian, seperti spot-spot menarik di musem untuk berfoto. Dengan cara tersebut, museum dapat menarik anak-anak muda sehingga mengusir stigma bahwa museum adalah tempat yang membosankan dan tidak menarik. Hasilnya, anak-anak muda pun berkunjung ke museum yang Nina kelola.