Ketika Lukisan Mewujud Santapan
Lukisan-lukisan disuguhkan, tetapi sudah diadaptasi menjadi menu kuliner.
Ada yang berbeda dengan kegiatan yang bertalian dengan dunia lukisan. Lukisan-lukisan disuguhkan, tetapi sudah diadaptasi menjadi menu kuliner. Lukisan seolah berubah menjadi hidangan mulut untuk dicecap merasuk ke dalam tubuh.
”Saya membuat lukisan dengan cara diputar. Sebaiknya, minuman dari lukisan ini juga diputar (diaduk) dulu sebelum dinikmati,” ujar perupa I Gusti Agung Gede Jemana Murti, Selasa (7/5/2024), di rumah makan Remboelan, Senayan City, Jakarta.
Jemana berasal dari Bali dan menetap di tanah kelahirannya. Ia diundang ke Jakarta oleh penyelenggara Kick Off UOB Painting of The Year Ke-14.
UOB Painting of The Year (PoY) merupakan ajang kompetisi seni rupa yang cukup bergengsi. Jemana merupakan salah satu pemenang yang meraih penghargaan Bronze pada kompetisi tersebut untuk kategori Established Artist pada UOB PoY 2023.
Mari, kita merenungkan tentang keseimbangan yang rapuh antara tradisi dan modernitas, dan pentingnya menjaga warisan budaya.
Karya Jemana berjudul ”Phantasma 2” dengan gaya abstrak relief cetakan tiga dimensi bernuansa biru. Karya inilah yang diadaptasi oleh pengelola Remboelan bekerja sama dengan UOB menjadi hidangan minuman pembuka.
Minuman yang juga diberi nama sesuai karya Jemana, Es Phantasma, memiliki dua bagian, yakni atas dan bawah. Bagian bawah berupa perasan air jeruk dan serai, sedangkan di bagian atas larutan bunga telang berwarna biru keungu-unguan.
Karya Jemana bertolak dari ukiran Bali yang dahulu pengerjaannya dipahat. Ia menggantikan teknik pahat itu dengan metode cetak digital tiga dimensi berbahan plastik. Jemana menggunakan aplikasi kecerdasan artifisial pula.
Baca juga: IDF Mencari Cara Baru Menghidupi Seni
Karya Jemana ibarat artefak yang menjadi antitesis budaya Bali, sekaligus gambaran masa depan yang dipenuhi dengan plastik dan sebenarnya tidak sesuai dengan keinginan manusia.
”Mari, kita merenungkan tentang keseimbangan yang rapuh antara tradisi dan modernitas, dan pentinganya menjaga warisan budaya,” demikian tertulis dalam buku menu Es Phantasma.
Lukisan menjadi inspirasi
Pada kesempatan Kick Off UOB PoY Ke-14, Kepala Strategic Communication and Brand UOB Indonesia Maya Rizano untuk pertama kalinya memperkenalkan lukisan bisa menjadi inspirasi produk apa saja, termasuk kuliner. Agenda ini dihadiri Bea The Tan selaku Kepala Consumer of Banking UOB Indonesia, serta dewan juri Melati Suryodarmo dan Heri Pemad. Satu lagi anggota dewan juri, Agung Hujatnikajenong, berhalangan hadir.
Perupa Suvi Wahyudianto, pemenang UOB PoY 2018, turut hadir. Suvi diminta untuk menceritakan aktivitasnya setelah memenangi kompetisi UOB 2018. Ia menceritakan, baru-baru ini tampil di ajang pameran di Hong Kong.
Sebelumnya, ia punya aktivitas mengelola sebuah sekolah gratis di Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung. Selain itu, ia menuntaskan jenjang studi S-2 di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan membuat kolaborasi dengan perupa asal Kalimantan. Pada kesempatan itu, hadir pula dua pemenang UOB PoY lainnya yang karyanya diadaptasi untuk menu hidangan Remboelan. Karya perupa Sultan Putra, pemenang penghargaan Silver untuk kategori Emerging Artist 2023, berjudul ”Dear Mothers”, menjadi menu hidangan makan yang diberi nama Sego Rames Asmaraloka.
Karya lukisan ”Dear Mothers” memiliki figur seorang ibu sedang menggendong anak balita. Sultan menggunakan nuansa warna biru yang di dalam menu makanan itu diadaptasi dengan nasi gurih bunga telang. Nasi berwarna biru itu dipadukan dengan nasi putih.
Hidangan kombinasi kedua nasi tersebut dipadukan aneka lauk khas Nusantara, seperti bakwan jagung berwarna kuning keemasan untuk mengilustrasikan karunia melimpah tanah Nusantara. Kemudian urap sayur sebagai manifestasi kelimpahan alam. Sambal kering tempe untuk simbol kekayaan karya manusia. Telur pindang untuk ilustrasi nutrisi dari alam.
Baca juga: Kaligram Butet Bergenre Baru
Ada lagi lauk daging ayam asap klungkung dan sambal goreng ati. Keduanya menyiratkan api dan semangat melindungi serta melestarikan kelimpahan alam Nusantara.
Berikutnya, satu lagi karya Begok Oner pemenang kategori Most Promising Artist of The Year pada 2023. Begok berbicara tentang distorsi di ruang maya. Ia menawarkan eksplorasi multisensori tentang persepsi dan mispersepsi.
Resto Remboelan mengadaptasi karya Begok menjadi hidangan penutup. Nama hidangan tersebut Es Mangga Samsara Maya. Ada sensasi nasi ketan di bagian dasar mangkuk minuman ini. Nasi ketan untuk mengilustrasikan fondasi yang kokoh dan untuk mengukuhkan persepsi kita terhadap realitas. Diberikan jus buah mangga murni untuk mengilustrasikan lanskap dinamika media digital. Kemudian ada jeli bunga telang yang berwarna biru keunguan yang mengilustrasikan titik focus lensa pandang.
Karya orisinalitas yang akan dipertimbangkan.
Minuman itu dilengkapi dengan buah kelapa dan olahannya. Ini simbol bentuk pikiran kita yang terfragmentasi. Selain itu, pikiran yang menambah kedalaman dan kompleksitas yang menjadi cermin sifat keberadaan digital kita.
Orisinalitas
Kick Off UOB PoY 2024 dirancang untuk persiapan pengumuman para pemenang kompetisi tersebut pada Oktober 2024. Dewan juri Melati Suryodarmo mengingatkan, ada dasar-dasar pertimbangan penentuan juara.
”Pemilihan pemenang akan mempertimbangkan persoalan keberlanjutan karya para perupa. Selain itu, tidak akan dinilai untuk karya-karya apropriasi. Karya orisinalitas yang akan dipertimbangkan,” tutur Melati.
Heri Pemad menyebutkan, masih diharapkan para peserta kompetisi ini yang berasal dari luar Jawa. Setidaknya, hal itu akan makin mewujudkan adanya keberagaman karya Nusantara.
”UOB sebaiknya menyelenggarakan Kick Off seperti ini di luar Jawa juga,” ujar Heri Pemad.