Aneka Produk Mitra INKLUSI Dipamerkan Jelang Munas Perempuan 2024 di Bali
Sekitar 1.500 perempuan hadir di Bali. Mereka menghadiri Munas Perempuan 2024 untuk menyuarakan aspirasinya.
Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Perwakilan organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam mitra INKLUSI (program kerja sama Pemerintah Indonesia dan Australia) menggelar festival bertema ”Perempuan bagi Bumi Pertiwi”, Jumat (19/4/2024), di Kabupaten Badung, Bali. Kegiatan ini diselenggarakan sehari sebelum puncak Musyawarah Nasional Perempuan Ke-2 Tahun 2024 yang juga diadakan di Badung.
Festival berupa pameran karya perempuan-perempuan di tingkat akar rumput dilaksanakan di selasar Gedung Balai Budaya Giri Nata Mandala, Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung. Karya tersebut berupa kerajinan dan pangan (makanan olahan) yang, selain dipamerkan, juga dijual kepada pengunjung selama berlangsungnya munas.
Pelaksana Tugas Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Titi Eko Rahayu menjelaskan, selain berupa pameran pembelajaran, kegiatan ini juga diisi dialog. Dijadwalkan ada dialog para perempuan peserta munas dengan Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati pada Jumat petang.
Adapun peserta pameran dari perwakilan 11 organisasi mitra INKLUSI yang menjadi penyelenggara Munas Perempuan 2024 ialah Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), Migrant CARE, Institut Lingkaran Pendidikan Alternatif (KAPAL) Perempuan, Aisyiyah, Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI), Perempuan Kepala Keluarga Indonesia (PKBI), Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB), Kemitraan (lembaga partnership), Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam), Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum), dan Perempuan Sumatera Mampu (Permampu).
Kegiatan Munas Perempuan Ke-2 Tahun 2024 merupakan kolaborasi mitra INKLUSI bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dan Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda, dan Olahraga Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), pada 19-20 April 2024. Pelaksanaan Munas Perempuan Ke-2 Tahun 2024 digelar juga bertepatan dengan peringatan Hari Kartini 2024.
”Munas ini merupakan inisiatif dan kerja kolaboratif antara Kementerian PPPA dan Bappenas dengan aksi kolektif masyarakat organisasi masyarakat sipil pengampu program INKLUSI. Kami berharap munas ini akan menjadi milik semua perempuan Indonesia tanpa terkecuali,” ujar Titi Eko.
Perempuan kelompok marginal
Misiyah, dari perwakilan aksi kolektif mitra INKLUSI, menyampaikan Munas Perempuan Ke-2 Tahun 2024 di Bali sangat berarti bagi para peserta. Sebab, hampir 50 persen dari sekitar 1.500 peserta adalah perempuan-perempuan yang datang dari kelompok marginal atau komunitas yang terpinggirkan.
”Jadi, bisa dibayangkan mereka yang awalnya datang ke balai desa saja tidak berani, bertemu dengan orang pakaian seragam mereka takut dan lari, tapi kemudian mereka mulai berani mengusulkan apa yang mereka rasakan dan pikirkan kepada pemerintah desa, kabupaten, terus sampai nasional. Munas ini sesuatu banget bagi mereka,” kata Misiyah.
Para peserta boleh menuliskan pesan dan harapan mereka untuk perempuan di masa depan itu seperti apa.
Bahkan, di antara peserta yang hadir, ada sejumlah perempuan yang tinggal di daerah perbatasan dan pelosok. Ada di antara mereka yang harus menggunakan perahu kecil menuju ke ibu kota kabupaten/provinsi, kemudian terbang ke Bali.
Peserta dari Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat ada yang datang bersama-sama ke Bali menempuh perjalanan 20 jam dengan bus. Mereka datang dengan biaya organisasi masing-masing.
”Yang menarik, mereka tidak sekadar datang, tapi mereka datang dengan catatannya, usulan-usulan yang dibawa, mulai dari musyawarah di desa, dan saat penyelenggaraan rangkaian Munas Perempuan Ke-2 pada 26-27 Maret 2024 secara daring,” kata Misiyah.
Justin Anthonie dari Tim Pameran dan Bazar mengungkapkan, pameran ”Perempuan bagi Bumi Pertiwi” merupakan rangkaian festival Munas Perempuan 2024. Pameran tersebut sekaligus memvisualisasikan kerja-kerja pendampingan dari organisasi mitra INKLUSI yang berasal dari 148 kabupaten/kota.
”Di area pameran ada ruang untuk pembelajaran dan pengetahuan, yang menampilkan praktik baik dari sembilan agenda utamanya. Lalu nanti ada lembaran kosong. Pada lembaran itu peserta boleh menuliskan pesan dan harapan mereka untuk perempuan di masa depan itu seperti apa,” kata Justin.
Fitri Ramadani (25), Ketua Sekolah Perempuan Muda Pulau Sabutung, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, yang menjadi peserta Munas Perempuan 2024 di Bali, membawa produk kerajinan yang dibuat ibu-ibu di kepulauan. Kerajinan tersebut, antara lain, miniatur perahu dari kayu dan flashdisk dari kayu.
Selain aneka kerajinan tersebut, para perempuan setempat juga menghasilkan aneka produk pangan, seperti kue dodoi, rumput laut, kepiting, dan daun kelor. Produk-produk mereka ini telah dijual melalui lokapasar (marketplace).
Avianti, pendamping organisasi dari Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum), mengatakan, dalam pameran di Munas Perempuan 2024, dirinya mempromosikan produk-produk Yakkum. Kesempatan ini juga digunakan untuk memperkenalkan kerja-kerja pendampingan Yakkum terhadap penyandang disabilitas.