Tumbang dari Irak, Indonesia Mengetuk Pintu Terakhir ke Olimpiade Paris
Indonesia gagal menuju Paris lewat dua jalan yang tersedia di Qatar. ”Garuda Muda” masih sisakan satu asa ke Paris 2024.
DOHA, KOMPAS — Tim U-23 Indonesia telah gagal merebut tiket langsung ke Olimpiade Paris 2024 pada dua kesempatan awal melalui Piala Asia U-23 2024. Seusai tumbang di semifinal dari Uzbekistan, ”Garuda Muda” juga kalah 1-2 pada duel perebutan tempat ketiga dari Irak, Kamis (2/5/2024), di Stadion Abdullah bin Khalifa, Qatar.
Kegagalan menyabet tiket ke Paris 2024 dari Qatar dipastikan lewat gol penyerang Irak, Ali Jassim, pada menit ke-96. Indonesia sempat memimpin lewat sepakan gelandang Ivar Jenner, di menit ke-19. Tetapi, keunggulan itu hanya bertahan delapan menit akibat gol sundulan penyama kedudukan dari bek Irak, Zaid Tahseen.
Dengan kondisi itu, Indonesia menyisakan satu tiket tersisa sebagai tim ke-16 yang bakal tampil di cabang sepak bola putra Olimpiade 2024. Tiket dari pintu terakhir itu tersisa melalui laga playoff antarzona menghadapi duta Afrika, Guinea.
Pertandingan penentu untuk mewujudkan mimpi Indonesia kembali ke Olimpiade sejak Melbourne 1956 bakal dilangsungkan di Pusat Latihan Clairefontaine, Perancis, 9 Mei 2024.
Pertemuan antara Indonesia menghadapi Guinea adalah kali kedua playoff antarzona mempertemukan wakil Asia dan Afrika. Pertama kali dan terakhir momen itu tercipta pada kualifikasi Olimpiade London 2012. Kala itu, Senegal merebut tiket terakhir ke London 2012 setelah menumbangkan wakil Asia, Oman, 2-0.
Seandainya bisa menjadi tim Asia pertama yang bisa lolos lewat jalur playoff ke putaran final Olimpiade, Indonesia akan masuk ke dalam Grup A. Di grup itu, Garuda Muda akan bertemu tim tuan rumah, Perancis, lalu Amerika Serikat dan Selandia Baru.
Indonesia akan membuka pergelaran sepak bola putra Olimpiade Paris 2024 dengan menghadapi Selandia Baru, 25 Juli 2024 pukul 17.00 waktu setempat. Duel itu akan dilaksanakan di Stadion Nice. Setelah laga itu, Perancis akan menjamu AS di Stadion Marseille.
Pada gim kedua, Indonesia akan jumpa Perancis, yang diasuh legenda sepak bola mereka, Thierry Henry. Laga pamungkas Grup A Indonesia akan berhadapan dengan AS.
Baca juga: Irak Imbangi Indonesia, 1-1, di Babak Pertama
Bagi Irak, kemenangan itu melanjutkan nasib baiknya di Qatar. Terakhir kali mereka tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 setelah merebut posisi peringkat ketiga pada Piala Asia U-23 2016 yang juga digelar di negara Timur Tengah itu.
Delapan tahun lalu, ”Singa Mesopotamia” menumbangkan tuan rumah, Qatar, 2-1 pada perebutan tiket pamungkas ke babak utama Olimpiade. Alhasil, Irak pun bakal melakoni partisipasi keenam di pesta olahraga terakbar itu.
Unggul lebih dulu
Indonesia sempat mengalami tekanan pada 10 menit awal babak pertama. Setelah laga melewati menit ke-10, pemain-pemain Indonesia bisa mengontrol permainan dengan dominasi penguasaan bola. Duet gelandang tengah Ivar dan Marselino Ferdinan tampil apik untuk mendistribusikan bola di sepertiga tengah lapangan sekaligus mampu menjaga tempo permainan.
Hasilnya, Indonesia bisa mencetak gol lebih dulu melalui tendangan jarak jauh Ivar ketika baru berjalan 19 menit. Gol itu berawal dari peluang sepak pojok pertama skuad Garuda Muda.
Baca juga: ”Siege Mentality” ala Shin Tae-yong
Gol itu membawa Indonesia bermain lebih tenang. Namun, alih-alih mencetak gol tambahan, Indonesia justru kemasukan gol penyama kedudukan lewat skema sepak pojok ketiga Irak.
Sundulan bek Irak, Zaid Tahseen, menyamakan angka di papan skor. Peluang itu diawali sapuan kiper Indonesia, Ernando Ari, yang tidak sempurna sehingga bola masih bisa dijangkau pemain Irak di kotak penalti Indonesia.
Setelah Irak mencetak gol, pertahanan sisi kiri Indonesia tampil agak menurun. Trio bek tengah yang terdiri dari Muhammad Ferrari, Justin Hubner, dan Nathan Tjoe-A-On empat kali berjuang menghalau umpan-umpan silang di sisi lapangan yang dihuni bek sayap kiri Pratama Arhan.
Koleksi 53 persen penguasaan bola di babak pertama membuktikan kontrol permainan di kaki-kaki pemain Garuda Muda. Meski begitu, Irak yang mengandalkan umpan-umpan jauh bisa mencetak tembakan lebih banyak. Irak menutup paruh pertama dengan delapan tembakan. Sementara Indonesia menghasilkan lima tembakan.
Baca juga: Antusiasme Suporter Indonesia Tetap Besar, Jatah Tiket Kontra Irak Menurun
Di babak kedua, pertahanan Indonesia lebih baik meredam penetrasi pemain Irak dari kedua sisi sayap. Namun, performa lini depan Indonesia memburuk.
Skuad Garuda Muda hanya bisa menambah empat tembakan yang tanpa satu pun membuat kiper Irak, Hussein Hasan, menciptakan penyelamatan. Indonesia hanya bisa menciptakan peluang melalui dua umpan silang dari sisi kanan Irak.
Sebaliknya, operan-operan langsung Irak berbuah tambahan 10 tembakan yang dua di antaranya nyaris memberi duka bagi Indonesia. Pada menit ke-73, penyerang Irak, Nihad Mohammed, melepaskan tembakan yang tidak bisa dijangkau Ernando, tetapi Nathan mampu menyapu bola sebelum melewati garis. Kemudian, Ernando melakukan penyelamatan dengan kakinya dari sepakan Nihad di menit 90+2.
Namun, ketangguhan lini belakang Indonesia pudar akibat satu kesalahan kecil di babak perpanjangan waktu. Pada menit ke-96, Justin tidak menghalau operan terobosan lambung gelandang Irak, Muntadher Mohammed, kepada Jassim yang berlari di antara Justin dan Ferrari.
Baca juga: Matikan Ali Jassim, Kans Menang Indonesia atas Irak Membesar
Tanpa kesulitan Jassim menaklukkan Ernando dalam situasi satu lawan satu. Jassim menghasilkan gol keempatnya di Piala Asia U-23 2024 sehingga memimpin daftar pencetak gol turnamen.
Indonesia memiliki peluang terbaik menyamakan kedudukan melalui sundulan Ramadhan Sananta di menit 120+4 yang memanfaatkan lemparan jarah jauh Arhan. Namun, bola masih bisa disapu bek Irak di muka gawang.