Bandara Dhoho di Kediri Belum Siap Layani Embarkasi Haji
Bandara Dhoho jika dimanfaatkan sebagai embarkasi haji akan mempermudah jemaah di sisi barat Jatim.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Bandara Dhoho di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, belum akan digunakan untuk embarkasihaji dalam waktu dekat. Seandainya dipergunakan nantinya, maka bandara ini akan mempermudah kegiatan ibadah haji dan umrah bagi warga yang berada di kawasan sisi barat Jatim.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kediri Achmad Faiz, Jumat (3/5/2024) sore, mengatakan, untuk menjadi sebuah embarkasi diperlukan berbagai fasilitas pendukung, salah satunya ialah asrama bagi calon jemaah haji. Untuk melengkapi fasilitas itu butuh waktu.
”Masih perlu proses lama. Kalau tahun ini tidak bisa karena sudah sangat dekat, dua minggu ke depan sudah mulai pemberangkatan. Kalau tahun berikutnya tergantung perkembangan,” ujarnya ketika dihubungi saat di perjalanan seusai menghadiri pelantikan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Surabaya.
Tak hanya butuh waktu untuk pembangunan fasilitas, menurut Faiz, juga dibutuhkan izin-izin lain terkait penyelenggaraan ibadah haji. ”Kalau 4-5 tahun ke depan, jika menjadi komitmen bersama insya Allah sangat mungkin,” ucapnya.
Untuk menjadi sebuah embarkasi diperlukan berbagai fasilitas pendukung, salah satunya ialah asrama bagi calon jemaah haji. Untuk melengkapi fasilitas itu butuh waktu.
Jika Dhoho menjadi embarkasi, jarak dari tempat tinggal calon jemaah menjadi lebih dekat. Dhoho diproyeksikan untuk menjadi penerbangan internasional. Hanya saja pihaknya belum tahu ke depan bakal seperti apa, termasuk apakah bisa digunakan untuk kegiatan umrah.
Kuota calon jemaah haji di Kabupaten Kediri tahun ini mencapai 1.109 orang yang akan berangkat ke Tanah Suci. Jumlah ini sedikit berkurang dibandingkan dengan musim haji 2023 yang mencapai 1.330 orang. Mereka akan memasuki embarkasi di Surabaya pada akhir Mei.
Adapun jumlah daftar tunggu di Kediri mencapai 34 tahun. ”Secara umum di Jatim 34 tahun. Di Jatim peminatnya besar sehingga antreannya cukup lama,” katanya.
Dhoho yang dibangun oleh PT Gudang Garam Tbk melalui anak perusahannya, PT Surya Dhoho Investama, memiliki panjang lintasan 3.300 meter (m) dengan lebar 45 m. Adapun jalur perpindahan pesawat membentang 306 m x 32 m dan 438 m x 32 m sehingga bisa digunakan oleh pesawat berbadan besar.
Sementara itu, hingga pukul 17.00, Legal Compliance and Stakeholder Manager PT Angkasa Pura I Donny Novanto belum bisa dihubungi melalui telepon terkait rencana Dhoho digunakan untuk penerbangan haji.
Bandara Dhoho mulai melayani penerbangan sejak 5 April 2024. Citilink menjadi maskapai pertama yang menerbangi Jakarta-Kediri ulang-alik dua kali sepekan, masing-masing pada Selasa dan Sabtu.
Dari data yang diterima Kompas dari PT Angkasa Pura I selaku operator Bandara Dhoho, sejak beroperasi hingga H+6 Lebaran, pergerakan penumpang di bandara baru itu mencapai 1.155 orang dengan jumlah pergerakan pesawat delapan penerbangan. Dari jumlah tersebut, 513 penumpang berangkat dan 642 penumpang datang.
Sebelumnya, soal harapan bandara ini digunakan untuk menunjang ibadah haji disampaikan Bupati Kediri Hanindhito Himawan P. Menurut Hanindhito, ada sejumlah persyaratan agar Dhoho bisa digunakan untuk penerbangan haji dan umrah, utamanya terkait fasilitas pendukung. Fasilitas itu perlahan-lahan akan dicukupi.
Pendapat senada juga disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Menurut dia, untuk melayani penerbangan haji dan umrah harus berkoordinasi dengan General Authority of Civil Aviation Arab Saudi dan dukungan fasilitas penunjang oleh pemerintah daerah, seperti penginapan di sekitar bandara.