Erupsi Gunung Ruang Picu Gempa di Gunung Gamalama Ternate
Ribuan warga dari Pulau Tagulandang terus dievakuasi. Penerbangan menuju Manado masih ditutup.
Oleh
RAYNARD KRISTIAN BONANIO PARDEDE, SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Peningkatan aktivitas Gunung Ruang, Sulawesi Utara, ternyata memengaruhi peningkatan kegempaan di Gunung Gamalama, Ternate, Maluku Utara. Kedua gunung tersebut berada dalam satu lempeng tektonik.
Sementara itu, hingga Jumat (3/5/2024) pagi, jumlah warga Pulau Tagulandang yang dievakuasi keluar akibat erupsi Gunung Ruang terus bertambah. Status gunung api aktif yang berada di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, itu masih berada dalam Level IV Awas. Aktivitas penerbangan Bandara Sam Ratulangi di Manado juga masih dihentikan.
Berdasarkan hasil evaluasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas Gunung Gamalama periode 16-30 April 2024 meningkat apabila dibandingkan dengan periode 1-15 April 2024. Pada pengamatan Rabu (17/4/2024), peningkatan kegempaan di Gunung Gamalama dipengaruhi oleh letusan pertama Gunung Ruang yang terjadi Rabu pada pukul 01.08 Wita.
Petugas Pos Pemantau Gunung Api Gamalama, Triyanto, menjelaskan, sebelum Gunung Ruang meletus, kegempaan di Gunung Gamalama memang sudah meningkat. Saat letusan kedua Gunung Ruang pada Selasa (30/4/2024), aktivitas Gunung Gamalama pun ikut meningkat.
Meski demikian, status Gunung Gamalama masih tetap berada di Level II Waspada. Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas di radius 1,5 kilometer dari gunung.
”Kegempaan Gamalama masih fluktuatif,” ujarnya, Jumat (3/5/2024).
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Wilayah Maluku Utara Deddy Arif menjelaskan, peningkatan aktivitas kegempaan Gunung Ruang dan Gunung Gamalama sebenarnya terjadi karena adanya peningkatan aktivitas gempa tektonik di lempeng laut Halmahera. Lempeng ini merupakan bagian dari Lempeng Laut Maluku atau Molucca Sea Plate.
Pada pertengahan April lalu, gempa tektonik yang berasal dari zona subduksi ganda ini memicu gempa di Pulau Doi, Halmahera Utara, Maluku Utara, yang selanjutnya memicu gempa vulkanik di Gunung Ruang.
Lempeng ini berada di selatan Mindanao, Filipina, tepatnya di dasar laut perbatasan Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, dan Kepulauan Halmahera, Maluku Utara. Banyaknya gunung api di wilayah ini membuat masyarakat memang perlu waspada.
”Aktivitas gempa tektonik di lempeng ini yang memicu gempa vulkanik di Gunung Ruang dan juga Gunung Gamalama. Jadi bukan serta-merta Ruang memengaruhi Gamalama. Aksi tanggap bencana harus mulai dibuat secara komprehensif karena di gunung-gunung ini banyak penduduk,” ucapnya.
Terus dievakuasi
Sementara itu, petugas Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Manado (Basarnas), Fery Ariyanto, menuturkan, evakuasi selama empat hari terakhir telah berhasil membawa 4.278 warga. Mereka diangkut menggunakan Kapal Republik Indonesia Kakap 881, Kapal Negara Bimasena, Kapal Negara Bea Cukai, Kapal Motor Penyeberangan Lohoraung, dan sejumlah kapal lainnya.
Sejumlah tim lintas instansi terus berupaya membantu evakuasi dan penanganan dampak bencana, salah satunya pendirian posko. Beberapa pengungsi, khususnya warga lanjut usia, banyak mengalami sakit. Pemerintah menargetkan untuk mengevakuasi sebanyak 9.083 warga dari Pulau Tagulandang, yang merupakan pulau paling dekat dengan Gunung Ruang. Masa tanggap darurat bencana juga diperpanjang hingga Selasa (14/5/2024).
”Jumlah yang dievakuasi mungkin masih kurang dari setengah. Tim dari SAR dan lainnya tentu terus berupaya untuk segera mengevakuasi ke tempat aman,” ujarnya.
Status Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) naik menjadi Awas per Selasa (30/4/2024) pukul 01.30 Wita.
Aktivitas kegempaan Gunung Ruang dan Gunung Gamalama sebenarnya terjadi karena adanya peningkatan aktivitas gempa tektonik di lempeng laut Halmahera.
Masyarakat dalam radius 7 kilometer dari pusat kawah diminta untuk mengungsi, terutama di pesisir pantai barat Pulau Tagulandang, untuk menghindari potensi dampak erupsi.
Akibat erupsi, penerbangan ke Bandara Sam Ratulangi, Manado, pun masih ditutup. Dalam kesempatan terpisah, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII Manado Ambar Suryoko menjelaskan, area Bandara Sam Ratulangi masuk dalam wilayah sebaran abu vulkanik Gunung Ruang sehingga belum aman untuk didarati pesawat udara. Berdasarkan Notice to Airmen (Notam) Nomor A1181/24 NOTAMR A1170/24, pengoperasian bandara masih ditutup sampai Jumat pukul 18.00 Wita.
Meski Bandara Sam Ratulangi belum beroperasi, beberapa bandara di wilayah Sulawesi Utara yang sebelumnya ditutup sudah kembali dibuka. Berdasarkan pengecekan pihak bandara, abu vulkanik Gunung Ruang sudah tidak berada di area bandara-bandara tersebut.
Adapun bandara yang sudah dibuka tersebut adalah Bandara Naha, Bandara Siau, Bandara Bolaang Mongondow di Sulawesi Utara, serta Bandara Gorontalo dan Bandara Pohuwato di Gorontalo.
”Setelah dilakukan paper test abu vulkanik, hasilnya negatif sehingga bandara tersebut bisa kembali beroperasi," ujarnya.
Sebelumnya, dalam rapat koordinasi penanganan bencana Gunung Ruang, Kamis (2/5/2024), di Manado, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto menjabarkan, hingga Kamis (2/5/2024) telah ada 3.364 warga yang dievakuasi keluar dari Pulau Tagulandang. Mereka dievakuasi dengan sejumlah kapal dari berbagai instansi ataupun swasta selama tiga hari terakhir.