Buron Pembunuh Vina, Ini Hasil Pengecekan di Desa Banjarwangunan
Pencarian tiga buron pembunuh Vina di Cirebon terus dilakukan. Termasuk mengecek di Desa Banjarwangunan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS - Pemerintah Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dan polisi telah mengecek tiga nama yang masuk daftar pencarian orang atau DPO kasus pembunuhan Vina pada 2016. Berikut hasil perkembangan penelusuran aparat terkait ketiga buron.
Ketiga nama dan profil yang telah disebarkan Kepolisian Daerah Jawa Barat itu adalah Dani (28), Andi (31), dan Pegi (30). Ketiganya termasuk dalam 11 pembunuh Vina (16) dan kekasihnya, Muhammad Rizky (16), pada 27 Agustus 2016. Sebelum dibunuh, sejumlah pelaku bahkan memerkosa Vina.
Adapun delapan pelaku telah ditangkap dan menjalani proses hukum. Tujuh di antaranya dihukum penjara seumur hidup, yakni Jaya, Supriyanto, Eka Sandi, Hadi Saputra, Eko Ramadhani, Sudirman, dan Rivaldi Aditya Wardana. Untuk Saka Tatal, hakim mengganjar dengan vonis 8 tahun penjara.
Tiga pelaku lain masih buron. Keterangan yang dikumpulkan penyidik dari pelaku lain, Andi memiliki tinggi 165 sentimeter (cm), badan kecil, rambut lurus, dan kulit hitam. Dani setinggi 170 cm, badan sedang, rambut keriting, dan kulit sawo matang. Adapun tinggi Pegi 160 cm, badan kecil, rambut keriting, dan kulit hitam.
Tempat tinggal terakhir ketiga buron itu disebut di Desa Banjarwangunan.
”Kami dan polisi langsung mengecek tiga nama itu di daftar warga. Nama Pegi itu enggak ada. Andi itu ada 15 orang. Dani ada sembilan nama,” ucap Kuwu (Kepala Desa) Banjarwangunan Sulaeman, Sabtu (18/5/2024).
Akan tetapi, ketika aparat desa mengecek ke rumah warga yang namanya Andi dan Dani, pihaknya tidak menemukan kesesuaian dengan identitas buron yang masuk DPO.
”Misalnya, umurnya tidak sama dan ciri-ciri lain berbeda. Jadi, sampai saat ini, tiga buron DPO yang dimaksud itu tidak ada di desa kami,” katanya.
Sulaeman mengungkapkan, aparat desa terkendala dengan minimnya data dari polisi terkait ketiga buron tersebut. Pihaknya, misalnya, tidak mengetahui foto dan alamat lengkap para buron itu. Padahal, warga Banjarwangunan mencapai 11.000 orang yang tersebar di 46 RT, 9 RW, dan 13 perumahan.
Pihaknya telah mengecek sejumlah tempat indekos. Namun, aparat desa kesulitan karena banyak warga yang berdomisili dengan jangka waktu tertentu. Dengan informasi ada buron yang masuk DPO di Banjarwangunan, warga setempat menjadi waswas.
”Mudah-mudahan, (buron) DPO-nya enggak ada di sini,” katanya.
Marliyana (33), kakak Vina, heran dengan belum terungkapnya tiga pelaku. Padahal, menurut dia, sejumlah pelaku, termasuk Pegi yang masih buron, saling kenal dengan korban dan pembunuh lain.
”Terus, kalau pelaku enggak kenal (sama buron), mana bisa ada nama-nama itu? Semoga segera tertangkap,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Jules Abast mengatakan, polisi terus mengejar ketiga pelaku. Namun, pihaknya terkendala dengan identitas pelaku yang asli. Sejumlah saksi, termasuk delapan pelaku lain, disebut tidak mengetahui identitas ketiganya.
Polisi masih mencari tahu identitas asli ketiga buron yang masuk DPO itu. Hingga kini, pihaknya terus menelusuri keberadaan para pelaku di sekolah, rumah, dan kerabatnya.
”Kami meminta para pelaku yang buron segera menyerahkan diri,” ucap Jules.